Cerita sebelumnya
:
Tio melihat
berkas milik kakaknya, dan mengenal salah satu foto tersebut. Foto milik fuji.
Akankah kasus akan segera diungkap kiki ??! ok ini dia lanjutan ke-14 Lereng
Gunung.
***
Lereng Gunung lanjutan 14
Setelah mendapat
kabar dari tio, kiki langsung kembali pulang dan meninggalkan acara janjiannya
dengan pil. Pil yang telah mengharapkan kedatangan kiki menjadi kecewa dan
berakhir pulang setelah menerima pesan singkat dari kiki atas batalnya janji
mereka.
“kiki..! kenapa hari ini kamu ngak jadi
datang.., aku sudah persiapkan semuanya untuk hari ini, haaa... cobaankan
untukku agar lebih sabar sepertinya L”
Sementara itu
dalam perjalanan pulang menuju rumah.
“ini benar-benar kesempatan dan peluang yang
bagus. Tapi dimana tio tahu orang itu ya.., apa mereka pernah bertemu ?”
Setelah sampai di rumah
“tio..? tio..?? dimana kamu?”
“ada apa ki..?”
“ya, bu.. tionya mana ?”
“oh tio, lagi ibu suruh belanja sebentar”
“belanja.., tapi katanya dia mau kasi tahu
kiki..”
“he.., tunggu aja bentar. Beli kecap doang
kok..!”
Sementara itu,
dilain tempat. Seorang pria tengah menyeret sebuah skop ditangan kanannya dan
plantik hitam besar di tangan sebelah kirinya. Dengan mengenakan pakaian
penutup lengkap seperti seorang petani yang ingin mengerjakan sawahnya namun
bukan sawah tempat yang ia tuju. Namun tempat yang pria tesebut tuju adalah
sebuah rumah tempat pemberhentian bus. Pria tersebut duduk menunggu bus yang
belum kunjung datang sambil menatap skop miliknya itu.
Langkah kaki yang
lain terdengar, si pria melirik kearh sumber suara. Seorang gadis muda yang
membawa tas besar serta berpakaian rapi. Gadis itu melangkah dan berjalan
disamping pria dan duduk agak berjauhan dari pria skop tadi. Sesekali melihat
ke arah jam tangannya sang gadis kelihatan agar merasa gelisah. Dan memulai
percakapan.
“bapak.., menunggu bus juga ya..?”
“..” pria hanya
mengeleng kepalanya.
“bapak mau kemana membawa skop dan plastik itu
?”
“...”
Karena tidak ada
respon, si gadis hanya diam saja. Dan untuk menghilangkan bosan ia mengambil
earphonenya dan mendengarkan musik dan melihat jalan arah datangnya bus.
Lalu dari
kejauhan bus pun kelihatan, sigadis bersiap-siap. Dan bus pun sampai di tempat
pemberhentian namun tidak ada yang naik. Yang ada di sana hanya tas besar milik
sang gadis saja.
Hari semakin
senja dan gelap, para petani yang lain telah pulang dan istirahat di rumah
masing-masing. Begitupun si pria skop tadi, ia pulang dengan skopnya di tangan
kanannya yang penuh dengan pasir yang menempel karena telah selesai digunakan
untuk menggali.
Keesokan harinya,
berita telah ditemukannya mayat seorang gadis tertimbun di hutanpun tercetak di
koran kota tersebut. Diduga kejadian tersebut adalah kasus pembunuhan namun
polisis belum dapat meemukan siapa pelaku adari pembunuhan tersebut.
Tio pun pulang
dari belanjanya, kiki dengan sangat penasaran dan begitu ingin segera
mengetahui dimana pelaku dari kasus pak bino berada.
“tio..!! tio..!!
cepat beri tahu akau dimana dia..?? orang yang ada di dalam foto yang kamu
lihat itu..”
Kiki memperlihatkan
foto yang ada didalam file laptopnya.
“apa kah benar
dia yang kamu maksud ??”
“ya, orang ini
kak.., orang ini adalah orang yang aku cerita kan dalam perjalannan kami
kemarin. Dia adalah orang yang kamu temui saat kami tersesat di hutan. Dalam
keadaan yang gelap dihutan dia mengubur seseorang..”
“dari mana kamu
tahu dia mengubur orang..?”
“temanku
melihatnya dan dia tdak mungkin bohong akan hal itu, kak..”
“dan lagi pula
kalau bukan sedang melakukan kejahatan kenapa dia seolah ingin menyingkirkan
kami karena kami telah melihat kejahatan yang dilakukannnya”
“dia adalah orang
yang sama, walau sudah agak lebih tua dari pada digambar. Tapi tio yakin ini
adalah fotonya saat ia masih muda”
“kalau begitu
tio, kakak mau kamu kut sama kakak ke tempat itu lagi dan kita akan menanyai
alamat rumahnya bagaimana ??”
“tapi kak, itu
menakutkan sekali.., dia dengan skopnya..”
“tenang ada,
kakak kan disampingmu..??”
“kamu mau
bantukan, untuk menyelesaikan kasus kakak. Kalau kasus ini terselesaikan kamu
kakak kasih hadiah deh, gimana ?”
“baiklah”
***
BERSAMBUNG..
Tinggalkan kesan dan saran
ya untuk ku ini, aku akan lebih bersemangat lanjutinnya bila kamu mau memberiku
saran atau kesan mengenai cerita ini. ok terimakasih J
Hehehehehe..., baca
lanjutannya ya J
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan kata yang bijaksana