9
(ini hanya lah cerita karangan imajinasi belaka saja )
Ini adalah sesuatu yang mungkin tidak dapat di terima oleh
akal, dan sesuatu yang sangat membinggungkan sekali bagiku dan orang lain
anggap namun ini lah yang terjadi...
Ini berhubungan dengan apa ? aku tidak tahu juga, namun vio
sangat menyukai sesuatu yang berhubungan dengan angka sembilan sakin sukanya
dengan angka tersebut, ia mati-matian selalu mendapatkan nilai sembilan
walaupun jawaban ujiannya adalah angka sempurna yaitu sepuluh, namun ia tidakkan
mengambil kertas ujiannya bila angkanya tidak sembilan.
Koleksi bentuk yang satu ini sangat banyak di temukan di dalam
kamarnya, angka sembilan yang banyak dan berwarna warni, sungguh anak yang aneh
sekali, namun karena angka sembilan jugalah ia menemukan sesuatu yang beda dari
yang lainnya selama ini. Sesuatu yang membuatnya kadang tidak menyukai angka
sembilan, namun ia juga rindu akan angka sembilan itu, yang selama ini berusaha
untuk mengikutinya. Apakah itu ??? silah kan di baca.. heheheee... J
Vio singkatnya dan vionesa adya rhesa panjangnya, itu adalah
nama dari si gila angka sembilan tersebut. Entah kenapa ia paling suka dengan
angka sembilan tersebut, menurutnya bentuk dan bilangannya merupakan sesuatu
yang unik dari kebanyakkan angka lainnya, selain karena angka sembilan adalah
angka kelahirannya. Tidak dapat dijelaskan kenapa ia menyukainya dan yang dapat
diketahui adalah ia menyukainya. Sesuatu apakah ia terserah orangnya apakah ia
menyukainya atau tidak kadang tidak perlu untuk mengetahui alasan dibalik itu
semua lagi pula yang ia sukai bukan sesuatu yang berbahaya dan membuatnya
berbahaya, vio hanya menyukai angka sembilan itu saja..
Pagi seperti biasanya, ia bergegas untuk menuju kampusnya
dengan angka sembilan yang terus melekat di tas, kaos kakinya, gelangnya, jepit
rambutnya yang penuh dengan atribut berbentuk sembilan. Sesampai di kelas
teman-temannya menyambut vio dengan ucapan “ nah.. ini dia si gadis
sembilan..!!!”
“hmmm...., memangnya ada yang salah dengan angka sembilan
ya..??”
“ha.., tidak kok vio.., kami Cuma heran saja kenapa kamu
selalu dengan angka sembilanmu ituu..??”
“ini yang ku sukai jadi ya udah...” “ aku tidak menganggumukan
dengan angka sembilan milikku ini ?? ya kan triswi..??”
“hmm.., tidak sih tapi yang lain mungkin saja menganggap itu
aneh, tau vio gadis sembilan..!!”
“aku tidak peduli...”
Vio pun duduk di bangkunya, dan dosen pun datang dan memulai
pelajaran kelas mereka semuanya. Waktu istirahat triswi selalu menganggu vio
dengan mengganggap vio aneh dengan angka sembilan nya yang penuh dan begitu ia
sukai itu. Namun vio hanya mengganggapnya bagaikan angin lalu saja dan lanjutkan
waktu istirahatnya dengan baik..,
Sepulang kampus dengan tergesa gesa berlari triswi menyenggol
vio degan keras dan membuat vio terjatuh dan membuat jepit rambut atribut
sembilannya terjatuh dan jatuh ke dalam sebuah selokan dengan hati kesal, vio
bangun dari jatuhnya dan mencoba mengapai tangannya ke selokan jepit rambutnya
terjatuh dan ingin mengambilnya, namun tiba-tiba triswi memegangi tangan vio
dan menariknya menjauh dari selokan, dan menyeret vio menurutinya..
“hey..!!”
“ayo
ikut akuu..!!”
“lepaskan
tanganmu dari ku triswi..!!”
“ikut
saja kamu..!!”
Dengan
memngenggam tangan vio dengan kuat, triswi menyeret vio ke belakang sebuah
rumah dan di sana sudah di tunggui oleh teman-temannya triswi yang lain kelas
dari vio..,
“ohh..,
jadi gadis ini yang membuatmu kesal tris..??”
“nah..,
ini dia gadis angka sembilan itu..”
“ada
apa,, tris..??” apa maksudmu huh..?!!”
“aku
ingin memberi tahu kamu jangan macam-macam denganku dengan melawan..ingat!!”
“apa
salahku padamu, aku rasa aku tidak bersalah padamu dan sebaiknya aku pergi dari
kalian semua yang berani hanya mengeronyok orang saja..!!”
“apa
katamu gadis sembilan..!!”
“aku
ngak mau sudi dekat kalian mengerti kataku..!!
“wah..,
benarinya dia terhadap kami triswi.., kami akan membantumu agar ia tidak ingat
lagi akan angka kesukaannya itu lagi..”
“apa..
yang akan kalian lakukan hah..,, bisa nya hanya mengeroyok saja.. coba saja
lakukan..!!”
“triswi..,
temanmu benar-benar menjengkel kan ia..!!”
“ia..,
karena itu aku menyeretnya kesini agar kita dapat memberikan nya pelajaran..”
Perkelahian pun terjadi, jambak rambut, tanparan-tanparan, dan
cakar-cakaran yang tentu saja di menangkan oleh gengnya triswi.
“hah..rasakan ini gadis sembilan, kamu sangat menyukai angka
sembilankan aku akan corret bajumu dengan sepidol angka sembilan semuanya
sampai ke badan-badanmu, agar kamu malu dengan angka sembilanmu itu..”
Merasa teman-temannya sudah terlalu banyak mempermalukan vio,
triswi pun meminta teman nya untuk berhenti dan kembali pulang kerumah dan
meninggalkan vio yang duduk di tanah dengan bentuk acak-acakan dan berantakan
semuanya, bajunya penuh coretan angka sembilan dengan spidol, rambut yang
berantakan, isi tasnya yang berserakan dan seluruhnya berantakan.
vio duduk terdiam perlahan meneteskan air matanya mengalir
dengantanpa suara tangis, tatapan matanya lurus kedepan dan menuju satu titik
ada sebuah foto yang sobek dengan tidak berbntuk lagi, itu yang paling membuat
vio sangat terpukul dan sangat terganggu..
Dengan tak hentinya ia pandangi robekan foto itu, foto yang
sepertinya sangat dan sangat berharga bagi vio, dan vio mencoba untuk mengambil
dan menggumpulkan sobekan-sobekan foto tersebut dan mencoba untuk menyatukannya
kembali, perlahan ia membereskan buku-bukunya yang berserakan di tanah dan
memasukkannya kembali kedalam tasnya dan bergegas pulang dengan tatapan hampa
penuh kekesalan.
Setiba di rumahnya, vio melekan semuanya begitu saja di bawah
lantai dan lansung menuju kamar mandi, dan membersihkan badannya, setelah
selesai ia memeriksa buku-bukunya sebagian sudah sobek dan tak dapat di gunakan
lagi, lalu ia juga memperbaiki sobekan foto tersebut dan menyatukannya kembali
walau sudah tidak karuan lagi bentuknya untuk dilihat.
Dengan masih memandangi foto itu, air mata vio berjatuhan di
atas foto tersebut dan perlahan ia membuka mulutnya dan berkata, “aku benci...
aku benci..aku benci...angka sembilan ku, aku benci..”
Keesokan harinya, di kampus dengan santainya triswi duduk di
bangkunya dengan tampang tidak bersalah dan merasa menang besar dan terkegut
melihat vio,,
“heh.., gadis sembilan mana angka sembilanmu.. haaa..??!”
Triswi memerhatikan tidak ada satu pun bentuk angka sembilan
yang selama ini vio kenakan, tidak ada satu pun dari atas hingga bawah dari
diri vio, lalu dengan tatapan hampa vio menjawab perkataan triswi,
“bukan kah kamu telah mencoretnya dan mengambilnya dariku dan
serta telah membuang nya dari ku..”
“lalu apa sekarang yang kamu miliki selain angka sembilanmu
itu..”
“tidak ada.., tidak ada apapun.., kamu telah membuangnya
dariku angka semb.. ....”
“angka yang mungkin tidak akan ku sebut lagi, itu pun akan ku
sebut ia bila ia telah kembali padaku
kembali angka itu..., ya angka itu yang kamu rebut dariku...”
Tatapan vio semakin dalam dan smakin dalam menatap triswi,
yang masih memandanginya dengan sedikit gugup-gugup dan gemetar tangannya..,
“jadi kamu sekarang tidak memiliki angka itu..??”
“...”
Vio hanya terdiam dan duduk dibangkunya dengan menatap lurus
kedepan, dosen pun masuk dan memulai pelajaran dan triswi memperhatikan terus
dengan diam-diam perubahan yang terjadi pada vio setelah kejadian kemarin yang
ia lakukan pada vio.
Perasaan bersalah mulai terlihat, ketika beberapa minggu
kejadian tersebut nilai vio tidak pernah angka sembilan lagi malahan di bawah
sembilan terus.., tidak pernah melewati sembilan itu...
“aapa.. yang terjadi pada vio, kami tidak membuatnya jadi
gilakan..??”
Tanya bercanda teman-teman gengnya triswi, ketika menemui
triswi di tempat kumpul-kumpul mereka semua..
“sepertinya ia begitu..”
“apa.., kita membuatya jagi gila itu maksudmu tris..??”
“ia berubah aneh sekali..??”
“hahahaha...hahahaha...”
“kenapa.. kalian tertaawa..??”
“hahaha..hahaha.., kalau dia gila kenapa masih kekampus
haa..??”
“tidak, ia... ia sekaranng berubah menakutkan tatapannya itu
membuatku takut..?!”
“takut..!! mungkin itu artinya kamu merasa bersalah padanya,
walau ia tidak mengatakannya kamu memang yang bersalahkan..??hahahaha..”
“hey.., kalian yang melakukannya semua itu padanya..”
“atas perintah siapa??.. siapa yang ingin memberikan pelajaran
pada gadis sembilan itu hemmm..!!”
“tapi..”
“ia triswi.., itu kamu, kamu yang mengatakan nya pada kami
agar kami mengajarkannya sesuatu agar ia tidak macam-macam dan sok dihadapan
kita dan terutaman dihadapan mu kan ..”
“tapi.. aku kan..”
“dia kan teman sekelasmu,,, ah sudah lah triswi sudah
cukup..., bilang saja kamu takut...hahaha..”
“baik, itu benar sekarang aku yang takut padanya...”
‘jadi kamu benar-benar takut rupanya, di geng ini tidak ada
kata takut ok..”
“tapi aku benar-benar takut melihat matanya itu, sungguh
ia...”
“aaaaaahhhh,, sudah cukup tris, kalau begitu lebih baik kami
mengeluarkan kamu dari geng ini dn jangan hubungi kami lagi ok...!!! cukup
sudah pertemanan kita..”
Geng triswipun pergi meninggalkan triswi sendiri dengan
perasaaan bersalah yang terus menghantuinya terus menerus itu.
Waktu perkuliahan selesai, diam-diam triswi memperhatikan
langkah vio diam-diam, apa yang dilakukan vio dan benarkah ia tidak terobsesi
lagi dengan angka sembilannya.
Diam-diam triswi meletakkan kertas yang berbentuk angka
sembilan di atas motor vio agar vio mengambilnya, dan memang benar vio mengambilnya
dan meremukkan kertas tersebut sebelum itu ia sobek dengan sangat kecilnya dan
kemudian menerbangkannya dan berserakan sudah semuanya, betapa terkejutnya
triswi bahwa vio benar-benar telah melupakan angka sembilan milikinya itu.
“apa yang telah ku lakukan padamu vio ?? maaf kan aku..” dalam
hati triswi ia menyesal dan meminta maaf dan hampir meneteskan air matanya itu.
Keesokan harinya lama-kelamaan vio semakin menjadi tidak
karuan ia malah menjadi membenci angka sembilan yang selama ini ia suka, setiap
melihat angka sembilan ia pasti akan menghancurkannya dan berkata “ hancurlah
kamu dariku...”
Setiap malam hari triswi mimpi buruk dan buruk mengenai vio,
yang di hantui rasa bersalahnya itu..
“vio.. maafkan aku, maafkan aku.., kembalilah seperti
dirimu yang dulu.., maafkan diriku ini
yang membuatmu berubah.., vio maafkan aku...” triswi mengigau lalu ia pun
terbangun dengan memanggil nama vio “vio maafkan akuuu...!!!” lalu tersandar di
tembok kamarnya melihat jarum jam menunjukkan pukul 7.00 saatnya untuk pergi
kekampus, namun ia merasa tidak enak badan karena memikirkan kesalahannya itu.
“aku harus meminta maaf langsung pada vio, harus..!!”
vio sedang berjalan sendiri menuju tempat parkiran motornya
berada, ia ingin mengambil motornya yang terparkir di samping motor punnya
triswi. Dengan menatap sedikit kekendaraan itu dan perlahan mengatakan “kau
yang menghilangkannya..”, lalu ia memundurkan motornya dan bersedia untuk pergi
dari tempat itu, namun triswi ada di hadapannya.. dengan terbata-bata..
“vio.., sudah mau pulang ya...??”
....
“vio, aku..”
....
“aku minta maaf atas semua yang kulakukan padamu, aku banyak
bersalah padamu vio, mohon maafkan aku..aku..”
....
“vionesaaa..., tolong maafkan aku ya, aku telah jahat padamu,
teman-temanku juga mohon maaf kan kami semua ya, vio..?? aku benar-benar
menyesal atas semuanya..??”
....
bersambung ke posting berikutnya....
terimakasih telah membaca bagimu yang membacanya.., mohon komentarnya yaa..untuk kelanjutan postingan ini
akhir kata saya ucapkan terimakasih