Jumat, 11 November 2016

LERENG GUNUNG Lanjutan 7

Ya..., hallo para pembaca ku sekalian, ini lanjutan cerita dari lereng gunung selamat membaca and go.... !!

LERENG GUNUNG
Lanjutan 7

Bino sekarang sedang asik dengan pekerjaannya sebagai tukang kebun di rumah keluarga Kiki. Sebagai balasan atas tempat tinggal yang telah keluarga Kiki berikan kepadanya.

krekk..krekk..krekk (suara pemotong rumput)
“selamat pagi pak Bino..??”
“pagi..”
“wah bapak bangun pagi sekali dan udah ada di taman depan aja..”

“ya, bapak sudah terbiasa bangun pagi saat di penjara, jadi..”
“hmm.., jadi begitu ya pak,,,”
“kamu tidak ke kantor mu ?”

“ha.., tidak pak. Hari ini saya mau bolos lagian saya selalu di marahi oleh bos dan ngak ada kasus yang akan saya kerjakan, pak..!!”
“oh ya, pak.. saya kesini mau ngajak bapak. Ayo! kita makan dulu, pak..!”
“hmm.., ya baiklah”

Dilain tempat ada yang tidak dapat tidur dikarena kan mendengar kabar tentang Kiki telah tinggal bersama dengan mantan narapidana kasus pembunuhan yaitu pak Bino.

“HAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA...KIKI !!”
“kenapa ? kenapa kamu harus tinggal dengan pak Bino di rumahmu..??!!!”
“Kiki...Kiki.., apa dia baik-baik saja. Tapi tunggu di rumahnya kan ada paman, bibi dan Tio adiknya. Tapi tetap saja aku masih merasa tidak nyaman.., kenapa Kiki mau menampung mantan pembunuh itu di rumahnya ??”

“tunggu,,, jangan—jangan ini berhubungan dengan kemarin yang dia katakan..??”
“ngomong-ngomong kemain Kiki bilang apa ke aku ya.., karena sibuk.. aku jadi lu..??”
“tungggu.., apa ya..!?”
“HAAA..!! TIDAK MUNGKIN..!!?”

“kemarin Kiki merasa bahwa kasus pak Bino ini ada yang nganjal dan cerita belum selesai, janga-jangan ia ingin mengungkit kembali kasus ini dan mencari hal yang nganjal tersebut. Duh.. Kiki, apa sih yang kamu pikirkan...??!”

“aku pasti akan memberikan mu kasus yang seperti kamu ingin kan bila kasus itu datang padaku, namun karena tidak sabarnya dirinya ia akan mengali kasus yang sudah tertimbun itu. Padahal jelas terdakwa sudah selesai mendapatkan ngajaran dari perbuatannya...”
“haaa.., Kiki. Kamu benar-benar deh..?!!”

Di lain tempat, di daerah perbukitan masih belum diketahui banyak orang kabar tentaang di temukannya sesosok mayat yang hanyut di aluran air bukit. Berita ini hanya terdengar dari mulut ke mulut lingkungan masyarakat tempat kejadian saja.

“Tio.., tunggu aku ikut !!”
“ayo..!”
“hei Tio, kamu ngak ngajak Rina ?? dia lagi makan sendirian tuh kesana ajak dia makan sama kita..??!!”
“heh,, apa sih kalian ini. sudah makan saja makanan mu..!!”
“ciee.., Tio nya marah woi..!!”
“ciee.. Tio marah nih..”

“oh ya Tio, kamu udah dengar belum minggu depan kita akan ke bukit loh.., pelajaran tentang pengetahuan alam.., katanya kita akan berkemah.. asik ngak tuh..!!”
“heh.., kapan guru bilang itu kok akau baru dengar ya..??”
“hmm.., oh kamu waktu itu pergi ke kantor guru untuk mengantar buku. Ya, guru bilang waktu itu..”
“wah..!! parah kalian ngak kasi tahu aku nih..!!”

“heheheh.. maaf..maaf, tapi sekarang kamu udah tahu kan..??!”
“huh.., ku hajar juga kamu nanti ..!!”
“ampun, Tio.. jangan seperti itulah masak ketua kelas seperti itu nanti apa kata Rina, he.. he..”
“jangan bawa-bawa Rina nya dong.., haaaa... kalian ini..”
“jadi benar ran ya, kamu suka Rina..?”
“heh.., apa ?? sudah lah jangan bilang –bilang ini rahasia kita ya, Jeremi dan Eki”

“ok..ok..siap keTio !!”  (bareng-bareng Jeremi dan Eki)
“apa itu keTio ?”
“ketua Tio”
“heh..kalian ini..!!”
“hahah..hah..hahahaha...”

Di saat hujan turun seseorang berlari di lebatnya rumput ilalang dan semak yang rimbun di dekat bukit, ia sedang di kejar oleh sosok seorang yang memegang pisau di tangan kirinya. Sambil menekan perut dnya dengan telapak tangannya yang terus menguyurkan darah segar, sepertinya ia terkena tusukan.
Lelaki pembawa pisau terus mengejar lelaki yang berlari sambil berteriak-teriak meminta pertolongan.

“tolong akuuu..!! tolong...!! dia ingin membunuhku..!!! tolong aku.... tolong dia membawa pisau..!!”
“tolong.., dia datang..!!!”
“DIA DATANGGGG........!!”
“JANGAN.., MENJAUHLAH PADAKU...., KENAPA KAU BERUBAH...!!!”
“jangan lakukan ini padaku.....!!! jangan...!!!”

Dan pada akhirnyapun mayatnya di temukan mengambang di tepi aliran air di dekat bukit. Seminggu kemudian,  Tio dan teman satu kelasnya akhirnya berangkat ke daerah bukit untuk melakukan perkemahan demi memenuhi tugas mereka.

“Tio.., semua barangmu sudah siap...??”
“ya, sudah kak.., jangan kawatir aku akan kemah selama 6 hari dan setelah tugas selesai kami pun pulang kok..”
“iya,, tapi entah kenapa aku ngak tenag rasanya untuk membiarkan mu pergi..”

“sudah lah ki, dia pergi Cuma sebentarkan..??”
“aku kawatir bu, dia nanti mengoda anak cewek disana..”
“apa ?? jadi kakak kawatirkan itu.., ngak usah kawatir kak.., aku Cuma akan menggoda Rina aja..!!”
“siapa Rina..??”

“uups..! ngak . bukan siapa-siapa kok ?! heheheh..”
“hooo.hoo.., jadi namanya Rina ya, ok..ok”
“udah ah.., aku pasti akan sering kasi kabar kok. Jadi jangan kawatir”
“sebaiknya kakak kawatirkan diri kaka sendiri aja deh, tuh telpon mu bunyi dari tadi. Sepertinya itu dari bos mu tuh.. yang nganteng itu loh...!!”
“heh..!! apa yang ganteng daan tanpan darinya ngak ada kali..!!”

“hahahahahah.. lihat barusan aku Cuma katakan ganteng saja tapi malah di tambahkan tanpan nya..”
“hahahahaha.., kakak ketahuan tuh..”
“apaan sih kamu, aku pukul ya..”
“coba aja kalau bisa,, weeeee...”

Handphone kiki, berdering sedari tadi memang benar apa yang dikatakan tio. Telpon dari pil. Dengan kesal nya kiki menjawab panggilan pil.

“hallo..!! ADA APA KAMU TELPON HAH..!!”
“HEI.., NADA SUARA MU.. KENAPA SIH..??!!”
“BERI aku kasus, pil...!!”
“hei, jaga bicaramu aku ini bos mu tahu, aku tak akan memberimu gaji kalau begitu”
‘’heh.., tidak boleh gitu.., aku mau membeli baju keluaran terbaru tahu..!!”

“kalau begitu jawab telpon ini dengan baik dan sopan, dan sekarang cepat datang ke kantor sekatrang juga.. tidak mandi juga ngak apa..??!”
“cepat..!!”
“iya..iya..! aku datang..!!”
“dari mana dia tahu aku belum mandi ya..??”

Kiki pun bergegas menuju kantornya.

“ada apa..?? mana gajiku..??”
“aku menyuruhmu datang bukan karena gaji mu.., ini aku dapat sebuah kasus dan klein ingin pembelaan terhadap dirinya..!! kamu yang tangani..!!”
“kasus apa..??”
“ini kasus perceraian..”
“apa ? lagi..??”
“tidak apalah..kamu mau kasus kan..?”

“tapi aku inginkan kasus yang berhubungan dengan...”
“ku mohon kiki, aku sudah katakan padamu. Sampai saat ini belum ada yang masuk kasus tersebut. Dan lagian kamu adalah pengacara yang hebat dalam kasus perceraian tahun lalu. Sehingga banyak yang lebih mengenal kita dengan pengacara tentang kasus perceraian maka dari itu yang masuk itu semua..!?”

“haaaaaaa.. apa..?? kalau begitu apa sebaiknya aku pindah kkaantor saja ya.. aku akan masuk kebagian kasus pembuhunan.. wah pasti seru...!!”
“apa kiki..?!! kamu mau pindah lalu bagaimana dengan ku..!?”
“apaan sih kamu..?? kamu bos disini ya udah kendalikan bawahanmu. Lagian bersyukurlah ngak akan adalagi pengacara terlambat seperti ku ini...!!”

“tapi.., aku ingin bertemu denganmu..”
“kalau ingin bertemu ya datang saja kerumah ku.., gampang kan..”
“hahahaha.., iya kamu benar..!! tapi pertimbangkan lagi kiki..!!”

“tidak.., sudah ku putuskan aku akan berhenti.... dan melapar ketempat lain. Hmmm..bagaimana kalau kamu kasi aku rekomendasi bagaimana...??”
“kiki..??”
“yup...”
“baiklah.., akan ku rekomendasikan..”

“ok.., makasih pil”
“heh.., selama ini baru kali ini aku mendengarmu mengucapkan terimakasih padaku”
“ya.. bagus deh kalau gitu kan..”
“huh.. kiki..!!”


Bersambung......
Lereng Gunung lanjutan 8

1 komentar:

Berkomentarlah dengan kata yang bijaksana