Jumat, 16 September 2016

LERENG GUNUNG (Lanjutan 3)

Setelah seminggu berada di kampung halamannya, Fuji pun kembali ke daerah tempat apartemennya. Setibanya ia sampai di depan pintu apartemennya banyak kertas yang berserakan di depan pintu kamarnya. Kertas kecil yang berisikan catatan-catatan kecil yang ditempelkan di pintu apartemen Fuji.

Fuji tidak terlalu memperdulikan hal itu, karena ia tahu catatan-catatan kecil itu di berikan oleh siapa yang ditujukan untuk dirinya.

Dan dibalik tembok pagar yang tinggi, bino ternyata memperhatikan dari jauh kepulangan Fuji ke apartemennya. Mata bino berubah menjadi sinis dan tanggannya mencengkram dengan eratnya seakan ia ingin sekali menghancurkan sebongkahan batu yang besar di hadapannya sekarang juga.

Fuji yang agak sirih melihat catatan-catatan kecil yang memenuhi pintu apartemennya, ia pun menggambil kertas itu dan bermaksud membuangnya satu persatu namun ada secarik kertas yang ia pegang dengan lama. Secarik kertas yang mengatakan bahwa seseorang sepertinya memiliki dendam padanya.

Setelah membersihkan semua kertas itu, tiba-tiba Fuji mendapatkan panggilan dari pihak kepolisian yang mana untuk memintai Fuji memenuhi undangan datang ke kantor kepolisian dengan segera.

“pagi pak.., benarkah ini dengan pak Fuji saya berbicara ..?”
“pagi, ia benar saya sendiri. Ini siapa ya..?”
“saya degor dari pihak kepolisian wilayah, tentang beberapa kasus yang terjadi belakangan ini di daerah gunung kami meminta kesaksian bapak untuk datang ke kantor kami..!!”
“ke kantor kepolisian?”
“benar bapak, kalau dapat kami ingin bapak segera datang dan turun ke lantai dasar kami telah berada di apartemen bapak lantai dasar”

“sudah ada di sini ? di lantai dasar..?!!! kalau boleh tau ini tentang kasus apa pak ..?!?! saya tidk mengerti..”
“bapak bisa segera tururn secara baik-baik, sehingga kami tidak perlu untuk memaksa bapak keluar apartemen kan..??!”
“baik, baik pak..!! saya segera ke sana..!!”

Fuji pun pergi ke lantai dasar apartemennya dan ternyata benar semua telah menunggunya di lantai dasar. Tanpa berkata apapun lagi Fuji langsung memenuhi jemputan tersebut, sebagai saksi dari kasus terbunuhnya mahasiswa yang bernama Erdi.

“Erdi !!”

Ternyta erdi telah menjadi korban dari beberapa korban berikut yang telah ditemukan di lereng gunung. Erdi adalah orang yang menambah jumlah korban dari lereng gunung. Fuji dimintai untuk dijadikan saksi karena vina terjarit dengan kasus terbunuhnya Erdi.

apa pembunuhan Erdi..??!”
“apa ? dan kenapa ? Erdi dibunuh..?!”
“dan kenapa vina di sngkut pautkan dengan semua hal itu..”
“mari ikut kami dan kami akan jelaskan semuanya di kantor polisi, mari pak Fuji..!”
“baiklah”

Setelah sampainya Fuji di kantor kepolisian ia juga mendapati vina berada ditempat itu sedang menangis terisak-isak. Ia menutupi wajahnya yang penuh dengan linangan air mata yang mengaliri pipinya itu.

Fuji melihat hal itu langsung menghampiri vina. Bagaimana pun vina dulu adalah mantan pacarnya, ia sebenarnya masih menaruh hati pada vina namun kini sudaah mulai memudar setelah vina ternyata menduakan dirinya.

“vina, kamu baik-baik saja..??”
“fu..Fuji.., ! aku bukan pembunuh Erdi, Fuji..!!
“aku tidak tahu apa-apa, Fuji..!! hiks..hiks..”
“Erdi, marah kepada ku dan kemudian aku tidak tau, aku tidak tau.. dia...di..a, hiks.?!! Hiks..?!”

Fuji berusaha untuk menenangkan Vina, namun Vina tetap terisak-isak dengan badan yang bergetar dan wajah yang pucat.

“Fuji, percayalah padaku.., bukan aku pembunuhnya.., bukan aku..!!”
“tetap tenanglah, Vina. Kita dengarkan terlebih dahulu apa yang dikatakan pihak kepolisian, ya..!”

Vina hanya menatap dengan penuh harapan kepada Fuji, dan berharap bahwa Fuji memepercayai dirinya tidak melkukan semua hal itu.

Di balik bayang-bayang, Bino tersenyum kembali dengan sumbringahnya. Ia perlahan-lahan tersenyum dengan tatapan yang penuh dengan kemenangan.

“sekarang semua dapat diatasi dengan perlahan, dan pasti akan menggungkapkan siapa sebenarnya dirimu itu Fuji..!!”

Vina dan Fuji hanya ditanyai satu persatu tentang beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan Erdi. Karena status Vina adalah pacar dari Erdi, vinapun di panggil. Dan karena beberapa saat yang lalu ternyata Erdi pernah membuat janji dengan Fuji di sebuah kafe.

“pak Fuji, benarkah anda telah mengenal Erdi..?!”

BERSAMBUNG...
Lereng Gunung lanjutan 4

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berkomentarlah dengan kata yang bijaksana