“Wahai dirimu yang sedang dilanda kesusahan, tabah
lah dalam menjalani hidup ini. Sesudah kesulitan pasti akan datang padamu
kemudahan. Tetaplah berusaha, berdoa, bersemangat dan bersabar wahai
sahabatku...”
Ya hallo semua yang
ada di sini
Awal-awal kita bubuhi
dengan curhatan sedikit bolehkan hehehe..
Waktu itu aku lagi
asik-asiknya nih download dan saat downloadtannya dah hampir selesai tinggal 2%
lagi complete, apa yang terjadi...?? penyambungannya gagal... haaaa oh tidak.
Try again download nye... padahal udah lama nungguinnya gara-gara jaringan
dikit didapat, hiks...hiks...sakitnya dimana, sakitnya tuh di sini..
Ok, tinggalin aja
curhatan saya yang pada ngak penting itu. Dalam postingan kali ini saya akan
menampilkan beberapa cerita karangan saya sendiri yang masih hancur kosa
katanya, jadi mohon beri penilaiannya ya agar saya dapat memperbaiki kekurangan saya dalam menulis untuk referensi
berikutnya.., oke ini dia ceritanya selamat membaca J
“Jangan perdulikan
langkah kecil-kecil yang kulakukan, karena langkah yang besarpun yang kubuat
kamu tidak pernah menoleh sedikipun untuk melirih ku”
Perlahan dua pasang
mata itu saling berjauhan dan tidak saling menatap lagi satu sama lainnya.
“sudah cukup untuk
kita.., kamu tidak akan mengerti..??”
Langkah kaki yang
penuh dengan hentakan pun perlahan hentakannya terdengar menjauh, dan sekarang
tidak terdengar apa-apa lagi..
Seseorang keluar dari
bawah meja, dengan tangan menutuppi mulutnya agar tidak mengeluarkan suara.
Perlahan dengan diam ia keluar dari bawah meja guru, berdiri dan tiba-tiba
tertawa terbahak-bahak lalu menutupi mulutnya lagi, berjalan melewat pintu
ruang kelas dengan melihat kiri dan kanan seperti sedang mengawasi sesuatu.
“ngak ada yang tau,
kan..?!”
Suasana di gedung itu
telah kosong tak berpenghuni lagi,
“aku tidak menyangka
!! “
“emang apa yang
terjadi sih, eni..??”
“he..., kemarin aku
ngak sengaja dengar pembicaraan mereka berdua..”
“mereka siapa..??”
“itu anak baru yang
pindah di kelas kita itu lhoh..!!”
“kenapa.., dengan
anak baru itu..? sama siapa?”
“kalian pasti ngak
nyangka kan.., dia sama rian...”
“Rian, ketua kelas
kita..!!”
“Ia, kemarin rian
nembak tuh si anak baru..”
“terus..terus apa
yang terjadi..??”
“kasi tau ngak ya..?
hahahaha”
“hei, kasi tau
dong...”
“nanti deh aku kasi
tau...”
Keesokan harinya,
gosip telah menyebar dengan cepatnya. Bahwa rian dan anak baru tersebut
berpacaran.
Sang ketua kelas yang
sangat di sukai, teman-temannya tidak terima bahwa rian berpacaran dengan anak
baru tersebut.
“hei.. itu dia anak
baru..?!”
“baru pindah udah dekat-dekat
ketua”
“haaaaa..!! ketua itu
kan punya nya lia, ya kan..?”
“ia rian itu pacarnya
lia,”
“ngamong-ngomong lia
belum kelihatan hari ini, apa dia sakit..??”
“ngak tau kemarin
juga ngak datang..”
“kasian lia ya..,
rian mau di ambil orang,,”
“hei..hei..!! tuh si
anak baru...!!!”
Beberapa oarng
mendekatinya dengan tatapan marah dan kesal, wajah yang tidak bersahabat.
“hei,, anak baru..!!”
“namaku Eni,”
“ngak ada yang
nanyain namamu, tau..!!”
“kamu jangan dekatin
rian, dong..”
“Rian.., ada apa ?”
“dia itu udah ada
yang punya, rian itu pacarnya Lia”
“lalu..??”
“karena itu jangan
dekati Rian..”
“ada apa dengan
ku..??”
Rian telah ada di
belakang mereka.
“hee.., rian..!”
“Rian, mereka
sepertinya ngak suka sama aku..”
“he, kalian ngak
boleh gitu, dia kan teman kita sekarang..”
“karena itu, kami
ngasi tau dia.. kamu kan udah ada Lia..”
“hahahahaha...,
kalian ini kenapa sih..,?”
“kalian kira aku sama
eni ini ngapain..??, eni ini sepupu aku..”
“sepupu..??”
“ia.., oh ya memang
Lia kemana..??”
“ngak tau, ia belum
datang..”
“apa dia sakit ?? dia
juga belum ada sms aku nih..”
“ya udah, berteman
lah dengan eni ya, kawan aku ke sana dulu nyerahin tugas ni..??”
“ya..”
“maaf, ya eni. Kami
kira kamu mau ambil rian dari Lia..?”
“hahaha, dia itu
sepupu ku, ngak lah.. oh ya emang Lia orang nya yang mana sih..??”
“dia belum datang..”
Setelah rian
menyerahkan semua tugas ke ruang guru. Ia mengambil handphonenya dari saku dan
mencari nama panggilan seseorang.
“Lia !”
Sebelum ia menekan
tombol panggil, orang yang punya nama panggilan Lia itu sudah berada di
sampingnya sekarang dan berbisik sehingga membuat rian terkejut.
“Rian, lagi
ngapain..??”
“HAAAAAAAAAAAAA....!!”
“kamu terkejut ya,
hahahaha..”
“he, Lia baru aja mau
ku telpon.., kamu baru datang?”
“ia, napa kamu kangen
aku ya..”
“kangen kamu geer,
kamu.. ayo masuk kelas. Bentar gi pak endut datang..”
“he, kamu ketua kelas
bilang kayak gitu,,,”
“lagian gak apa kok,
bapak yang nyuruh kita kan.., katanya motivasi tuk dia..?!!”
“kamu ngarang ya..”
“ayo !!”
Mereka berduapun
berjalan berdampingan hingga ke kelas dan jam pelajaran pun di mulai kembali.
Dengan buku, pena dan seluruh keperluan untuk belajar. Walaupun mereka seperti
itu, sebenarnya mereka adalah saingan dalam hal pembelajaran. Sang ketua tak
mau kalah dengan juara kelas, Rian dan Lia.
Awal pertemuan mereka tidak mudah
untuk di ceritakan begitu saja kepada orang lain. Pertemuan yang tak terduga
dan penuh dengan tangisan, sampai akhirnya mereka sekarang.
Jam istirahat
“jadi siapa nama anak
baru itu..?”
“enita fitri, tapi
Rian memanggilnya eni, jadi banyak yang panggil dia eni aja deh..”
“hoo.., eni”
“katanya dia sepupu
rian, apa kamu ngak kenal dia Lia..?”
“ngak, aku Cuma kenal
kakak rian aja”
“aku tau dia sepupu
rian, tapi lia.. aku ngak suka dengan tatapannya. Dia seperti menyembunyikan
sesuatu lhoh.. hati-hati dengan dia, Lia..!!”
“he, kamu ngak boleh
gitu dong..”
“itu firasat aku aja,
ok”
“ok ok, makasih udah
kawatirkan aku..”
Beberapa minggu
kemudian setelah ke pindahan eni ke sekolah mereka. Lia merasa ada sesuatu yang
aneh. Ia merasa sedang diawasi oleh seseorang dari kejauhan dan beberapa hari
yang lalu muncul sms kosong yang tidak di kenal penggirimnya.
“lagi..??”
“ada apa, Lia..??”
‘ini dari kemarin aku
selalu dapat sms kosong di jam yang sama, sudah 4 hari ini”
“siapa, coba aja kamu
balas”
“udah ku balas,
nanyain tu sms tapi ngak di balas. Nomor yang sama ini selalu sms aku jam 12
siang tepat”
“telpon aja dia,
udah..??”
“udah aku coba, namun
ngak pernah diangkat..”
“sms apa itu..??”
“ada yang isengin
kamu, Lia..”
“ia, jadi apa
maksudnya ini..??”
“kalau kamu terganggu
kamu ganti nomor aja,,”
“ya udah besok aku
ganti..”
Kemudian keesokan
harinya hal yang sama juga terjadi walaupun lia menganti nomornya, setelah ia
mengantina bukan sms yang datang namun telpon tanpa suara yang terdengar namun
di waktu yang berbeda, ia melakukannya tepat jam 12 malam dan diiringi dengan
sms kosong tersebut. Membuat lia menjadi takut. Ia sudah menganti nomor
telponnya sebanyak 3 kali, hal serupa terjadi terus.
“hiks...hiks...hiks...”
“sudah lah, Lia..”
“aku takut...!”
“kamu dah katakan
pada rian..??”
“sudah, dia bilang
dia akan cari tau siapa pelakunya..”
“kalau begitu, jangan
nangis lagi dong, udah ya sabar aja ya..”
“kalau, seperti ini
aku akan nganti handphone aja..”
“tapi rasaku, akan
terulang lagi., satunya cara menemukan pelakunya”
“sebelum dapat sms
pertamakali, aku merasa diawasi seseorang”
“siapa ?”
“ngak tau, dan tadi
aku merasakannya lagi..”
“apa.., di mana? Di
mana..??”
“di sekolah ini !!”
“di sekolah ??”
“kita ada di lantai
dua kan..”
“ia, aku merasa dia
mengawasiku taman disana, dia bisa lihat yang di lantai dua kan..??”
“ha.., taman itu
ya.., memang sih apa lagi kaca sekolah ini memang terlihat jelas oarng yang ada
di dalam kelas dari luar..”
“aku merasa tadi pagi
saat belajar, dia ada di taman itu..”
“kalau begitu, beri
tau rian untuk waspada di taman itu..”
“baiklah, aku akan
katakan padanya nanti.”
Sepulang sekolah, lia
berjalan sendiri menuju arah rumahnya dan tiba-tiba ada seseorang yang berjalan
di belakangnya.
“Lia, Liana sari..”
Suara yang tidak ia
kenal, dan hawanya seperti seseorang yang selalu mengawasinya. Lia tidak
menoleh dan tetap berjalan dengan cepatnya, namun suara itu terus memanggil
namanya.
“Lia...”
“Lia..”
Namun, suara itu
tidak menggikutinya. Hanya memanggilnya saja. Lia tak berani untuk menoleh ia
sangat takut. Suara laki-laki.
Pagi hari lagi, di
depan rumah lia sudah berdiri seseorang. Itu rian..!!
“rian, kamu menjemput
ku ya..??”
“ayo, kita pergi
sama. Kemarin kamu di buntutikan “
“ia, aku takut
sekali..”
“Ayo, kita sama”
“ayo”
Kejadian menguntitan
itu masih terjadi dan sesorang terus mengawasi lia. Pulang sekolah sendirian
lagi !! ada yang memanggilnya.
Orang itu telah
berada di depannya.
“LIANA SARI..!!”
“kamu SIAPA ???”
Laki-laki itu memakai
seragam, namun seragam yang berbeda dengan sekolah lia. Bukan dari sekolah yang
sama, siapa ??
“siapa kamu..??”
“benar kan namamu
Liana sari??”
“namaku liana sari,
iya..!!”
“kamu siapa, kenapa
mengikutiku terus..?”
“he, mengikutimu..??”
“kemarin kamu juga
yang memanggilku kan..., aku kenal suaramu??”
“oh, iya tapi kamu
cuek aja..”
“jadi memang kamu
yang mengikutiku..”
“mengikuti siapa,
aku..??”
“maksud kamu apa..??”
“kamu juga pasti yang
mengirim sms kosong itu dan menelponku kan, apa mau mu... !!!!”
Dengan wajah yang
pucat dan keringat dingin yang bercucuran lia berteriak,
“apa mau mu ? apa mau
mu?”
Wajahnya pucat
sekali, keringatnya bercucuran dan perlahan badanya tak dapat ia untuk menopangnya
sendiri. Dan lia pun pingsan.
“lia..!!”
“lia..!!!
“LIAAAA...!!”
Haaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaah..!!
HEI..HEI.., dalam minggu ini aku lagi asyiknya nih baca manga judulnya horimiya, weeehhh... seru lhoh.., bagi yang suka baca manga yang ini seru buat rekomendasi aja. ceritanya tentang seorang cewek dan cowok yang penampilannya di sekolah sangat berlawanan sekali dengan di luar sekolah, bagi yang ingin tau lebih lanjut browsingan aja ya.. judulnya horimiya ok
Apa yang terjadi ??
yo baiklah kalau begitu sekian dulu cerita yang singkat ini.. aku kan lanjutkan
untuk postingan yang lainnya. Ok daaaaaaaaaaaah...
Tunggu lanjutannya ya
sahabat J
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan kata yang bijaksana