Selalu salam sejahtera untuk kita
semuanya !! ok teman-teman sekarang Cerita Siapa akan menampilkan beberapa
tulisan singkat bersambung (SiBung).
Kali ini aku buatnya perpenggalan gitu, tapi semuanya perpenggal akan nyambung
kok. Jadi selamat membaca ya J budaya membaca itu bagus lhoh, karena membaca kita mendapat
ilmu dan karena ilmu kita menjadi tahu apa yang sebelumnya tidak diketahui.
Jadi, happy reading friends... J
~SiBung “CHIKA”~
Genre : Remaja, Kehidupan,
Romance & Comedy
~Chika pulang dengan
suramnya~
|
Tasnya ia coba raih tanpa melihat
dengan menggunakan tangan kanannya, sedangkan tangan kirinya memegangi ganggang
pintu yang masih tertutup.
“Klik”
Akhirnya dapat masuk kedalam
rumah, tas yang tadi disandang kini berada di lantai. Sepatu dan kaus kaki yang
bergeletak sembarangan tidak diperdulikan Chika. Chika hanya lekas melangkah ke
arah pintu kamarnya. Lalu
“Bum..!!”
Iya rebahkan tubuh yang lemas dan
tegang karena telah bekerja lembur hingga larut malam di atas kasur nya yang
seperti biasa. Tanpa ganti baju maupun mandi terlebih dahulu Chika pun terlelap
dalam tidurnya. Mata yang sudah tak sanggup lagi memikul kantuk yang sangat
luar biasa seakan-akan ada seseorang yang tengah duduk di pelipis matanya.
Tanpa melakukan apapun lagi Chika pun tak bergerak hingga pagi datang dan
membangunkan nya.
Alarm yang selalu setia berkoar tepat
pada pukul 5 pagi itu telah lama berbunyi untuk membangunkan Chika. Namun,
teriakan alarm itu tidak cukup untuk membangunkan Chika.
Waktupun semakin berlalu dan
berlalu. Kini yang datang menghampiri adalah Bun. Dengan kuku dan lengan
kecilnya, Bun berusaha membangunkan Chika dengan penuh semangat. Hingga dada Chika
terasa sesak dan berat, ada sesuatu di atas mulutnya. Karena risihnya Chika pun
terbangun dan melihat Bun sedang enak dan bersantainya berada di atas badannya.
“Bun, kucing manja”
Dengan usaha, Bun akhirnya dapat
membangunkan Chika. Chika mengelus leher dan membelai kepala Bun. Lalu, kemudian
menoleh ke jam yang telah lama ia abaikan. Waktu menunjukkan pukul 07:53.
Merasa masih diawang-awang Chika dengan santainya, meregangkan lengannya lalu
“ Haaaaaa...........!!”
Karena kagetnya Bun yang sedang
bersantai kini terkapar di lantai kamar.
“Terlambat !!”
Chika mencari handuk dengan segera dan
menyiapkan baju gantinya.
Dan setelah selesai mandi dan
berpakaian. Tanpa sarapan ia berangkat kembali. Oh, makanan Bun sudah di
letakkkan di kotak makan milik Bun. Meskipun Chika sendiri tidak sarapan pagi.
Dan dimuLailah kembali keseharian Chika.
Sampainya di kantor dengan
tergopoh-gopoh, nafas yang sangat cepat pada akhirnya Chika dapat sampai di
kantor. Ia mencoba untuk merapikan kembali tatanan bajunya karena berlari dari
gerbang kantor hingga ke dalam gedung kantornya. Dengan berjalan seolah tidak
terjadi apa-apa ia melangkah menuju ruang kerjanya. Namun belum sampai ke tempat
tujuan, langkahnya dihentikan seketika dan jantungnya pun seakan ikut berhenti.
Sesorang baru saja memegangi pundaknya dari belakang.
“Chika..!!”
Dengan gugup ia menoleh
“Chika, kamu sudah dengar ternyata manajer
hari ini datang untuk melakukan sidak, lhoh..”
Mendengar kata tersebut dari
temannya, Chika berubah menjadi putih dan seakan kehilangan seluruh darahnya.
“Chika, kok masih membawa tas sih ?. heh,
jangan bilang kamu baru datang pada jam segini..?? Chika..!!”
“Tina, bantu aku, yah.. J “
Di waktu Chika terlambat dan
disaat ynag sama pula sidak dilakukan. Manajer yang sering tidak hadir, kini
berada di kantor dan melakukan pengawasan. sebenarnya apa yang terjadi, sih ??
Chika sekarang berada di posisi
ruang kantor lantai 1, dan ruang kerjanya Chika berada pada lantai ke- 3.
Dengan menggunakan lif pasti akan sampai dengan cepat namun manajer sedang
berjalan ke arah yang sama, sehingga Chika tidak akan sampai tepat waktu pun
mendahului manajer tersebut.
Namun, ada jalan lain yaitu
dengan menggunakan anak tangga. Tapi itu akan memakan banyak waktu dari pada
menggunakan lif untuk menuju lantai ke-3.
Untuk mencegah kedahuluanya. Tina,
tenaga Tina sangat diperlukan. Manajer akan mengecek lantai kedua terlebih
dahulu baru naik kelantai ke-3. Dan kesempatan Chika, agar Tina dapat mengulur
waktu manajer saat berada pada lantai 2.
Ternyata sesuai rencana, Tina berhasil mengulur waktu untuk Chika dapat
mendahului manajer. Dengan cepat Chika langsung berjalan menuju ruangannya dan
tasnya sementara ia titipkan pada Tina.
Setelah berada di ruang kerja tau
tepatnya meja kerjanya. Chika langsung menghidupkan komputernya dan membuka
lembar kerjanya.
Akhirnya, Chika dapat merasa lega
manajer baru menghampiri meja kerja no urut 1 sedangkan Chika adalah yang
ke-16. Setelah itu beberapa menit kemudian manajer telah sampai saja di samping
Chika.
Senyuman manis diperlihatkan oleh
Chika, namun belum sempat manajer ingin membalas senyuman Chika, suara lantang
berbunyi sampai seluruh orang yang ada di lantai ruangan lantai 3 mendengar.
“krrrukk”
Suara perut Chika yang keroncongan
belum makan.
Waktu makan siang, Chika duduk di
meja kantin dengan Tina dengan wajah cemberut.
“Ada apa Chika ?” kenapa cemberut”
Apalah tidak Chika cemberut, karena
perutnya yang keroncongan dan seluruh orang di lantai 3 mendengarnya dan
tertawa setiap melihatnya. Apalagi sekarang Chika tidak dapat makan apapun,
karena sang manajer saat itu juga telah mentraktir Chika makan yang banyak dan
makan di hadapannya.
Dan diberi peringatan agar tidak
telat lagi, semua yang telah dilakukan Chika ternyata diketahui. Apalah tidak ,
Chika lupa satu hal yan benar-benar sudah pasti ketahuan, karena disetiap sudut
ruang kerja ada CCTV nya.
Namun, Chika tidak terlalu kena
marah banyak. Karena CCTV pun telah membantunya. Chika terlambat karena ia
kerja lembur.
Di ruang rapat, Chika yang hari
ini menjadi pembawa acaranya untuk mempresentasikan kemajuan kantor pada bulan
ini.
Diam-diam disaat Chika sedang
mempresentasikan, salah satu anggota rapat yang hadir di dalam rapat hanya
fokus memperhatikan Chika dari atas hingga bawah. Dia adalah Jimi karyawan dari
lantai 2.
Cara Chika berdiri, gerak-gerik
tangan Chika saat Chika berbicara. Ia memperhatikannya dengan takjub. Sampai
tak sadar bicara dan membuat suara
“Haa.., sepertinya aku telah menemukan
bidadariku..”
Mendengar kata tersebut ditengah
penjelasan, Chika terdiam dan seluruh anggota rapat yang hadir mencari sumber
suara tersebut.
Namun, tak ada yang mau menggaku
dan manajerpun memerintahkan Chika agar segera melanjutkan penjelasannya.
Sang pemilik suara telah gugup,
takut ketahuan sampai laporan rangkuman rapat miliknya terbalik.
Rapatpun selesai perasaan Chika
amat lega karena dia dapat membawa presentasi dengan lancar, walau masih
penasaran dengan sumber suara yang aneh tadi.
Saat Chika ingin kembali ke ruang
kerjanya, tiba-tiba ia mendengar gumaman yang mirip seperti suara yagng ia
dengar saat di ruang rapat. Chika mengikuti sumber suara dan mendapati Jimi.
“Hei, Jimi sedang apa kamu di...?”
“ha, Chika..!”
Jim berdoa, moga Chika tidak
ingat dan melupakannya.
“Ha.., aku disini lagi mau turun tangga”
“Bukan, aku tanya sedang apa kamu di rapat
tadi ?”
“Itu kamu kan..!!”
Jimi kaget terdiam dan salah
tingkah, ternyata Chika tahu tadi adalah suaranya.
Di tengah pekerjaannya Chika
tiba-tiba merasa jenuh, dan ia pun berhenti dari kegiatannya. Chika mencoba
untuk mengembalikan semangatnya kembali.
Chika mengambil earphone dari
dalam tas milinya dan memakai benda tersebut. Awalnya ia ingin menyetel lagu
yang slow, namun malah membuatnya mengantuk dan semakin jenuh saja. Dan malas
untuk melanjutkan pekerjaan.
Laila, teman kerja yang duduk
disamping meja kerja Chika memperhatikan sekilas tingkah Chika kemudian fokus
kepekerjaannya lagi.
Lalu Chika mengubah pilihan
lagunya ke genre POP, dan sepertinya Chika mulai bersemangat lagi. Pena yang
ada di meja diambilnya dan ia mainkan. Angkat sana dan pukul sini sesuai dengan
irama musik
“Wah.., aku mulai semangat nih.”
Laila, hanya diam saja dan hanya
melirik sebentar kemudian kerja kembali.
“Dum..dum..dum..!!”
Kali ini, laila binggung dan
memeriksa sekitar. Karena ia merasakan adanya goncangan sehingga layar pada komputer
di depannya jadi bergoyang-goyang. Semakin lama semakin kuat, Laila pun menoleh
ke arah Chika.
Dan asal goncangan itu berasal
darinya, yang sedang bersemangatnya mengetik di komputernya sampai 2000
hentakan permenitnya karen sekarang Chika berganti kegenre musik ROCK.
“Wah..!! aku semangat lagi..WUOOOHH!!”
Ternyata efek musik dapat merubah
mood seseorang ya ??
Keesokan harinya karena bigung
dan heran. Chika melihat ke kiri dan ke kanan teman kerjanya. Di pagi hari
sudah terletak sebuah kado di atas meja Chika.
“Laila, coba lihat ada kado di mejaku..punya siapa ini, apa
punya mu ?”
“Ya, ngaklah. Kalau punyaku
udah ku masukkan ke dalam tasku dari tadi”
“Kamukan dapat melihatnya, tuh ada catatannya
kan?”
“Ha, iya”
“APAAAA !! untuk Chika. Itu namaku, kok biasa
?”
“Wah, sepertiny ada fans nih, Chika”
Chika tidak menemukan catatan
siapa yang mengirimkan nya. Di catatan itu hanya dan tulisan tujuannya saja
namun nama pengirimnya tidak ada.
Chika pun membuka kado tersebut
dan betapa histerisnya Chika melihat apa yang ada di dalamnya. Sebuah boneka
beruang yang manis berwarna pink dengan pita merah di telingga kirinya.
Kemudian motif love di dada beruangnya.
“Laila, lihat ini beruang teddy”
“Wah, manisnya.. ternyata memang fansnya Chika
ya”
Namun ekpresi wajah Chika sangat
kesal dan geram
“Ada apa dengan wajahmu, Chika ?”
Chika tidak suka dengan boneka
apalagi boneka beruang karena Chika punya trauma saat kecil. Saat pergi ke
taman bermain bersama kakaknya. Chika tersesat dan manusia beruang datang
menghampirinya yang saat itu menangis.
Manusia beruang yang sangat baik
dan keren, sampai Chika dapat bertemu kembali dengan kakaknya.
“Nah, bukannya Chika bilang beruang itu baik
dan keren”
“Tidak, sampai aku tahu”
Setelah bertemu dengan sang
kakak, Chika pergi ke toilet umum dan dari jauh ia melihat kaki manusia beruang
dari belakang dan mau ucapan terimakasih. Saat itu, manusia beruangnya
melepaskan kepala beruangnya dan Chika kaget melihat sosok yang ada di balik
kepala beruang yang keren tersebut.
“Jadi, kamu kaget bahwa manusia beruangnya
palsu, begitu maksudmu ? tapi kamukan udah dewasa sekarang. Jadi kamu pasti
tahukan bahwa ada orang di balik kostum itu”
“Bukan, itu yang buat ku kaget”
“Jadi ??”
“Yang buat ku kaget adalah manusia
beruangnya. Orang yang ada di dalamnya wajahnya brewokan, janggut, kumis, dan
jambangnya yang panjang tak terurus sehingga seolah hanya matanya yang
kelihatan dan seolah seluruh wajahnya penuh dengan rambut. Aku kaget, karena kagetnya
aku lari dari manusia beruang itu dan tersesat untuk yang ke 2 kalinya”
Laila, hanya diam terperanggah
mendengar cerita Chika. Jadi, setiap kali yang namanya beruang Chika jadi
teringat wajah orang dalam kostum manusia beruang saat itu. Dan pada akhirnya, Laila
yang dapat membawa pulang boneka beruang tersebut.
Hari ini Chika juga pulang larut
malam, karena mengejar target kerja dia hari ini sampai nya ia di rumah, Chika
maunya langsung tidru namun perutnya keroncongan dan Chika teringat ada kue
bolu di dalam kulkasnya, karena laparnya ia habiskan sepiring kue bolu malam
itu juga.
Pagi datang, saat Chika membuka
pintu rumahnya dan bermaksud pergi ke kantor. Tiba-tiba perutnya sakit dan ia
pun menutup kembali pintu dan buru-buru ke kamar mandi.
Setelah selesai, Chika duga
perutnya kembung. Kemudian ia teringat bahwa ia makan banyak sekali kue bolu
tanpa makan nasi.
Untuk mencegah perutnya kembung semakin parah,
Chika mengambil bawang merah dan memakannya mentah-mentah.
Setelah makan bawang merah, perasaan Chika
mulai lega dan ia pun berangkat ke kantor. Namun, di kantor Chika menjadi
kerepotan juga dibuatnya. Chika tidak dapat menahan buang angin karena efek
dari memakan bawang merah tadi.
Walau tidak bau, suaranya yang
besar keluar seperti kenderpot mogok membuat seisi ruang kerja di lantai 3 tak
berhenti untuk menahan tawa, sedangkan Chika menahan malu.
“Tuuuut..tut..tuuuttut..”
Lalila yang duduk disamping meja
kerja Chika, sedari tadi tidak fokus mengerjakan tugasnya, karena sebelah
tangannya ia gunakan untuk mendekapkan mulutnya rapat-rapat karena tak sanggup
ingin tertawa.
“Udahlah,, Laila! Kalau mau tertawa lepskan
aja jangan di tahan”
“Mau gimana lagi, perutku lagi tak fit, nih”
Karna Chika telah mengizinkan dan Laila pun
tidak tahan lagi ia pun berani untuk tertawa.
“Maaf, Chika..hahaha,..aha.ahaha.ahah.a.a.hah...”
Awalnya hanya Laila, namun
kelamaan Chika sadar ternyata seluruh karyawan lantai 3 menahan tawa mereka
juga dan hari itu menjadi ledakan tawa di ruangan kerja lantai 3.
“Ahaha...haha...ha..haaaa.hahah...”
Tidak hanya itu. Ternyata camera CCTV
merekam itu semua sehingga security pun yang mengawas ikut tertawa..
“Bunyi suaranya.. seperti kelakson mobil
ya.hahah..ahah..ha..haa...!!”
“Duh..perut”
~Jimi, karyawan lantai
2~
|
Jimi adalah cowok yang senang
sekali bila sehari telah dapat melihat wajah Chika. Semenjak rapat tempo hari, Jimi
tidak berhentinya memikirkan sesuatu yang dapat membuat Chika bangga padanya.
Jimi, mencari banyak info
mengenai diri Chika, namun kebanyakan info yang ia dapat malah kebalikannya.
Tahukah kamu bahwa Jimi dapat info bahwa Chika sangat suka beruang, makanya Jimi
memberikan hadiah kado berupa boneka beruang dengan warna pink. Menurut info, Chika
sangat suka warna lembut yang feminim atau yang kecewekan gitu seperti pink.
Pahadahal sebaliknya, Chika sama sekali tidak menyukainya.
Dengan susah payah, Jimi pergi ke
toko yan rata-rata pembelinya adalah cewek semua untuk mendapatkan boneka beruang
yang warnanya pink, kemudian pita merah yang ada di telingga kiri beruang itu adalah buatan Jimi
sendiri. Jimi telah meluapkan seluruh perasaannya pada boneka tersebut. Ia
belajar sendiri dari internet untuk membuat pita dan kemudian membungkusnya dengan
kertas kado dengan sangat indah. Datang paling pagi, agar tidak ada karyawan
lain yang tahu bahwa dia yang memberikan hadiah tersebut pada Chika.
Namun, pada akhirnya karna info
yang malah kebalikkannya itu. Semua pengorbanan dan usaha Jimi tidak tepat
sasaran, karena Laila yang mendapatkan benda manis itu sedangkan Chika jadi
muram karen teringat orang berjenggot itu lagi.
Jimi, membangkitkan semangatnya
kembali setelah ia mengetahui bahwa hadiah pemberiannya tidak tepat sasaran.
Jimi telah lama memperhatikan Chika dan hal itu diketahui oleh Tina yang
merupakan sahabat Chika, karena Tina berada di lantai 2 tempat dimana Jimi
bekerja.
Dan apapun yang membuat Chika
suka dan tidak sukai, Tina sudah hafal betul. Tina jadi penasaran dengan Jimi
yang selalu mengawasi atau memperhatkan Chika dari jauh, karena penasaranya
Tina mendekati Jimi dan bertanya.
“Jim, kamu suka ya sama karyawan cewek lantai
3 itu” sambil menunjuk kearah Chika.
Jimi yang kaget, didatangi
tiba-tiba salah tingkah dibuatnya.
“Ha..hahaha..apa ?”
“Mau aku comblangin ngak, cewek itu namanya
Chika”
“Kalau itu aku juga tahu..!!”
“Chika itu sahabat aku, tahu ngak ??!”
“Heh..!!”
Mata Jimi dan Tina saling
berpandangan beberapa detik.
“Beneran nih..??”
Tina menganggukkan kepalanya.
Jimi pun jadi tersenyum dan berharap Tina dengan suka rela mau membantunya
untuk dapat mengajak jalan Chika dalam minggu ini. atau mencoba untuk
memperkenalkannya lebih dekat lagi.
“Apa kamu serius dengan sahabat aku itu..?!”
“Iya, aku serius..!!”
“Kamu yakin, dia banyak maunya lhoh.., ngak
pandai masak..egois..dan sukanya ngambek tanpa alasan..suka perintah sana dan
sini..kalau belanja kelihatan yang manis langsung minta beli..”
“Heh.., kok kamu menjelek-jelekkan sahabatmu
sendiri sih..!”
“Aku Cuma mau memastikannya aja kamu mau ngak
dengan dia yang seperti itu..??”
“Tapi, dia tidak kelihatan seperti itu
menurutku. Malah sebaliknya.. kalau dia memang seperti itu aku akan cba untuk
memahaminya..”
“Wah.., sepertinya kamu memang serius ya
dengan Chika. Ok !! aku tolong deh.. gomong-gomong apa yang aku bilang bohong..”
Jimi jadi kaget, karena merasa
percaya sedikit dengan pengucapan Tina. Lalu Jimi jadi teringat oleh hadiah
yang diberikannya untuk Chika. Kemungkinan Chika cerita dengan Tina ada kan??
Maka Jimi menanyai Tina akan hal itu.
“Apa ? boneka beruang ?? jadi itu dari mu
ya..!!”
“Apa Chika suka ?”
“Sebaliknya, Chika jadi histeris gara-gara
itu dia jadi mengingat pak janggut panjang tahu..!!”
Jimi pun kaget setelah Tina
menjelaskan semuanya padanya. Usahanya tidak sampai pada tujuan.
Berkat pertolongan Tina,
Keinginan Jimi untuk berkenalan lebih dekat dan mengajak Chika pergi jalan
menjadi kenyataan. Tina telah bercerita semuanya pada Chika bahwa yang
memberikanChika hadiah adalah Jimi, namun tidak bermaksud untuk membuat Chika
histeris. Jimi tidak mengetahui kenyataan bahwa Chika trauma dengan bentuk
beruang. Dan tentunya Tina juga menceritakan bahwa selama ini Jimi telah
menjadi pengkagum rahasia Chika dan ingin bertemu dengannya.
Chika dan Jimi sekarang berada di
sebuah tempat makan yang berada di dekat sebelah taman. Bila menoleh ke arah
kiri kamu dapat melihat taman yang banyak dikunjungi anak-anak kecil dan para
orang tua yang mengajak anaknya bermain dan menoleh ke arah kanan maka terdapat
kolam ikan yag jernih, sampai-sampai kamu dapat melihat ikan emas yang lagi
berendam eh bukan tapi berenang maksudnya.
Chika adalah cewek yang periang
sebenarnya dan Jimi adalah cowok yang agak pendiam, jadi karena ini pertama
kalinya ia hanya berdua dengan cewek. Jimi
gugup. Jadi, yang memulai pembicaraan adalah Chika.
“Wah.., kolam disana ada ikan emasnya ya..??”
“Yah, ikannya cantik-cantik ya.. cantiknya
sama dengan kamu hari ini”
Jimi mulai menggombal, sesuia
saran dari Tina. Chika paling suka digombalin. Namun, hal itu tidak membuat
Chika tersenyum. Menambah kegugup Jimi makin bertambah.
“Jadi, maksud kamu aku sama amisnya dengan
ikan ya..??”
“Apa ?? tentu saja tidak. Kami tidak amis..,
maksud ku cantik. Kamu itu cantik seperti cantiknya ikan emas, bukan amis...”
“Ahahahaha...haha.. aku Cuma bercanda kok.
Aku ngak serius.. aku Cuma mau lihat kamu jangan gugup seperti itu deh.. biasa
aja kali..”
“Ahahaha.., iya iya..”
“Kamu, kayak mau lamar aku aja tahu..”
“Haa.. apa ??!”
Jimi memantapkan tujuannya. Dan
berdiri dari tempat duduknya.
“Chika !! itu memang tujuan ku mengajakmu ke
sini melalui perantara Tina..!! Apakah kamu mau pacaran denganku dan kalau kamu
sudah mulai mengenalku dan setuju ! Apa kamu mau menikah denganku..??!”
“Apa langsung kedua-duanya ?? nembak iya,
melamar juga..??”
Chika menoleh ke arah taaman yang
ada di arah kirinya. Disana Tina sedang duduk melambaikan tangannya sambil
tersenyum ria. Melihat kesungguhan Jimi, Chika pun menjawab.
“Iya, Aku mau..”
Chika menerima ajakan Jimi untuk
Jadian. Namun ternyata bukan hanya Tina yang mengatahui hal ini karena dia ikut
nguping saat Jimi ngajak jalan Chika. Sekarang seluruh karyawan lantai 2 dan 3
tahu bahwa Chika jadian dengan Jimi karyawan dari lantai 2.
“Hahahaha..haha.. Jimi kamu nembak cewek ngak
bilang-bilang yah..”
“Sekarang traktir kami dong..”
Teman-teman dekat Jimi dan Chika
pada minta traktian atas jadiannya hubungan mereka. Tidak terkecuali Tina dan
Laila yang paling utama.
Chika hanya dapat tersenyum
menghadap Jimi.
~END~
NB : ini hanya fiksi dan cerita
karangan belaka. Ok !