Senin, 29 Mei 2017

SiBung "CHIKA"

Selalu salam sejahtera untuk kita semuanya !! ok teman-teman sekarang Cerita Siapa akan menampilkan beberapa tulisan singkat bersambung (SiBung). Kali ini aku buatnya perpenggalan gitu, tapi semuanya perpenggal akan nyambung kok. Jadi selamat membaca ya J budaya membaca itu bagus lhoh, karena membaca kita mendapat ilmu dan karena ilmu kita menjadi tahu apa yang sebelumnya tidak diketahui. Jadi, happy reading friends... J

~SiBung “CHIKA”~

Genre : Remaja, Kehidupan, Romance & Comedy

~Chika pulang dengan suramnya~

Tasnya ia coba raih tanpa melihat dengan menggunakan tangan kanannya, sedangkan tangan kirinya memegangi ganggang pintu yang masih tertutup.

“Klik”

Akhirnya dapat masuk kedalam rumah, tas yang tadi disandang kini berada di lantai. Sepatu dan kaus kaki yang bergeletak sembarangan tidak diperdulikan Chika. Chika hanya lekas melangkah ke arah pintu kamarnya. Lalu

“Bum..!!”

Iya rebahkan tubuh yang lemas dan tegang karena telah bekerja lembur hingga larut malam di atas kasur nya yang seperti biasa. Tanpa ganti baju maupun mandi terlebih dahulu Chika pun terlelap dalam tidurnya. Mata yang sudah tak sanggup lagi memikul kantuk yang sangat luar biasa seakan-akan ada seseorang yang tengah duduk di pelipis matanya. Tanpa melakukan apapun lagi Chika pun tak bergerak hingga pagi datang dan membangunkan nya.

Alarm yang selalu setia berkoar tepat pada pukul 5 pagi itu telah lama berbunyi untuk membangunkan Chika. Namun, teriakan alarm itu tidak cukup untuk membangunkan Chika.

Waktupun semakin berlalu dan berlalu. Kini yang datang menghampiri adalah Bun. Dengan kuku dan lengan kecilnya, Bun berusaha membangunkan Chika dengan penuh semangat. Hingga dada Chika terasa sesak dan berat, ada sesuatu di atas mulutnya. Karena risihnya Chika pun terbangun dan melihat Bun sedang enak dan bersantainya berada di atas badannya.

“Bun, kucing manja”

Dengan usaha, Bun akhirnya dapat membangunkan Chika. Chika mengelus leher dan membelai kepala Bun. Lalu, kemudian menoleh ke jam yang telah lama ia abaikan. Waktu menunjukkan pukul 07:53. Merasa masih diawang-awang Chika dengan santainya, meregangkan lengannya lalu

“ Haaaaaa...........!!”

Karena kagetnya Bun yang sedang bersantai kini terkapar di lantai kamar.

“Terlambat !!”

 Chika mencari handuk dengan segera dan menyiapkan baju gantinya.

Dan setelah selesai mandi dan berpakaian. Tanpa sarapan ia berangkat kembali. Oh, makanan Bun sudah di letakkkan di kotak makan milik Bun. Meskipun Chika sendiri tidak sarapan pagi. Dan dimuLailah kembali keseharian Chika.

~Sampai di kantor~

Sampainya di kantor dengan tergopoh-gopoh, nafas yang sangat cepat pada akhirnya Chika dapat sampai di kantor. Ia mencoba untuk merapikan kembali tatanan bajunya karena berlari dari gerbang kantor hingga ke dalam gedung kantornya. Dengan berjalan seolah tidak terjadi apa-apa ia melangkah menuju ruang kerjanya. Namun belum sampai ke tempat tujuan, langkahnya dihentikan seketika dan jantungnya pun seakan ikut berhenti. Sesorang baru saja memegangi pundaknya dari belakang.

“Chika..!!”

Dengan gugup ia menoleh

“Chika, kamu sudah dengar ternyata manajer hari ini datang untuk melakukan sidak, lhoh..”

Mendengar kata tersebut dari temannya, Chika berubah menjadi putih dan seakan kehilangan seluruh darahnya.

“Chika, kok masih membawa tas sih ?. heh, jangan bilang kamu baru datang pada jam segini..?? Chika..!!”

“Tina, bantu aku, yah.. J

~Sidak~

Di waktu Chika terlambat dan disaat ynag sama pula sidak dilakukan. Manajer yang sering tidak hadir, kini berada di kantor dan melakukan pengawasan. sebenarnya apa yang terjadi, sih ??

Chika sekarang berada di posisi ruang kantor lantai 1, dan ruang kerjanya Chika berada pada lantai ke- 3. Dengan menggunakan lif pasti akan sampai dengan cepat namun manajer sedang berjalan ke arah yang sama, sehingga Chika tidak akan sampai tepat waktu pun mendahului manajer tersebut.

Namun, ada jalan lain yaitu dengan menggunakan anak tangga. Tapi itu akan memakan banyak waktu dari pada menggunakan lif untuk menuju lantai ke-3.

Untuk mencegah kedahuluanya. Tina, tenaga Tina sangat diperlukan. Manajer akan mengecek lantai kedua terlebih dahulu baru naik kelantai ke-3. Dan kesempatan Chika, agar Tina dapat mengulur waktu manajer saat berada pada lantai 2.  Ternyata sesuai rencana, Tina berhasil mengulur waktu untuk Chika dapat mendahului manajer. Dengan cepat Chika langsung berjalan menuju ruangannya dan tasnya sementara ia titipkan pada Tina.

Setelah berada di ruang kerja tau tepatnya meja kerjanya. Chika langsung menghidupkan komputernya dan membuka lembar kerjanya.

Akhirnya, Chika dapat merasa lega manajer baru menghampiri meja kerja no urut 1 sedangkan Chika adalah yang ke-16. Setelah itu beberapa menit kemudian manajer telah sampai saja di samping Chika.

Senyuman manis diperlihatkan oleh Chika, namun belum sempat manajer ingin membalas senyuman Chika, suara lantang berbunyi sampai seluruh orang yang ada di lantai ruangan lantai 3 mendengar.

“krrrukk”

Suara perut Chika yang keroncongan belum makan.

~Makan siang~

Waktu makan siang, Chika duduk di meja kantin dengan Tina dengan wajah cemberut.

“Ada apa Chika ?” kenapa cemberut”

Apalah tidak Chika cemberut, karena perutnya yang keroncongan dan seluruh orang di lantai 3 mendengarnya dan tertawa setiap melihatnya. Apalagi sekarang Chika tidak dapat makan apapun, karena sang manajer saat itu juga telah mentraktir Chika makan yang banyak dan makan di hadapannya.

Dan diberi peringatan agar tidak telat lagi, semua yang telah dilakukan Chika ternyata diketahui. Apalah tidak , Chika lupa satu hal yan benar-benar sudah pasti ketahuan, karena disetiap sudut ruang kerja ada CCTV nya.

Namun, Chika tidak terlalu kena marah banyak. Karena CCTV pun telah membantunya. Chika terlambat karena ia kerja lembur.

~Ruang rapat~

Di ruang rapat, Chika yang hari ini menjadi pembawa acaranya untuk mempresentasikan kemajuan kantor pada bulan ini.

Diam-diam disaat Chika sedang mempresentasikan, salah satu anggota rapat yang hadir di dalam rapat hanya fokus memperhatikan Chika dari atas hingga bawah. Dia adalah Jimi karyawan dari lantai 2.

Cara Chika berdiri, gerak-gerik tangan Chika saat Chika berbicara. Ia memperhatikannya dengan takjub. Sampai tak sadar bicara dan membuat suara

“Haa.., sepertinya aku telah menemukan bidadariku..”

Mendengar kata tersebut ditengah penjelasan, Chika terdiam dan seluruh anggota rapat yang hadir mencari sumber suara tersebut.

Namun, tak ada yang mau menggaku dan manajerpun memerintahkan Chika agar segera melanjutkan penjelasannya.

Sang pemilik suara telah gugup, takut ketahuan sampai laporan rangkuman rapat miliknya terbalik.

Rapatpun selesai perasaan Chika amat lega karena dia dapat membawa presentasi dengan lancar, walau masih penasaran dengan sumber suara yang aneh tadi.
Saat Chika ingin kembali ke ruang kerjanya, tiba-tiba ia mendengar gumaman yang mirip seperti suara yagng ia dengar saat di ruang rapat. Chika mengikuti sumber suara dan mendapati Jimi.

“Hei, Jimi sedang apa kamu di...?”
“ha, Chika..!”

Jim berdoa, moga Chika tidak ingat dan melupakannya.

“Ha.., aku disini lagi mau turun tangga”
“Bukan, aku tanya sedang apa kamu di rapat tadi ?”
“Itu kamu kan..!!”

Jimi kaget terdiam dan salah tingkah, ternyata Chika tahu tadi adalah suaranya.

~Jenuh nya~

Di tengah pekerjaannya Chika tiba-tiba merasa jenuh, dan ia pun berhenti dari kegiatannya. Chika mencoba untuk mengembalikan semangatnya kembali.
Chika mengambil earphone dari dalam tas milinya dan memakai benda tersebut. Awalnya ia ingin menyetel lagu yang slow, namun malah membuatnya mengantuk dan semakin jenuh saja. Dan malas untuk melanjutkan pekerjaan.

Laila, teman kerja yang duduk disamping meja kerja Chika memperhatikan sekilas tingkah Chika kemudian fokus kepekerjaannya lagi.
Lalu Chika mengubah pilihan lagunya ke genre POP, dan sepertinya Chika mulai bersemangat lagi. Pena yang ada di meja diambilnya dan ia mainkan. Angkat sana dan pukul sini sesuai dengan irama musik

“Wah.., aku mulai semangat nih.”

Laila, hanya diam saja dan hanya melirik sebentar kemudian kerja kembali.

“Dum..dum..dum..!!”

Kali ini, laila binggung dan memeriksa sekitar. Karena ia merasakan adanya goncangan sehingga layar pada komputer di depannya jadi bergoyang-goyang. Semakin lama semakin kuat, Laila pun menoleh ke arah Chika.
Dan asal goncangan itu berasal darinya, yang sedang bersemangatnya mengetik di komputernya sampai 2000 hentakan permenitnya karen sekarang Chika berganti kegenre musik ROCK.

“Wah..!! aku semangat lagi..WUOOOHH!!”

Ternyata efek musik dapat merubah mood seseorang ya ??

~Kado yang buat kaget~

Keesokan harinya karena bigung dan heran. Chika melihat ke kiri dan ke kanan teman kerjanya. Di pagi hari sudah terletak sebuah kado di atas meja Chika.

“Laila, coba lihat ada kado di mejaku..punya siapa ini, apa punya mu ?”
“Ya, ngaklah. Kalau punyaku  udah ku masukkan ke dalam tasku dari tadi”
“Kamukan dapat melihatnya, tuh ada catatannya kan?”
“Ha, iya”

“APAAAA !! untuk Chika. Itu namaku, kok biasa ?”
“Wah, sepertiny ada fans nih, Chika”

Chika tidak menemukan catatan siapa yang mengirimkan nya. Di catatan itu hanya dan tulisan tujuannya saja namun nama pengirimnya tidak ada.
Chika pun membuka kado tersebut dan betapa histerisnya Chika melihat apa yang ada di dalamnya. Sebuah boneka beruang yang manis berwarna pink dengan pita merah di telingga kirinya. Kemudian motif love di dada beruangnya.

“Laila, lihat ini beruang teddy”
“Wah, manisnya.. ternyata memang fansnya Chika ya”

Namun ekpresi wajah Chika sangat kesal dan geram

“Ada apa dengan wajahmu, Chika ?”

Chika tidak suka dengan boneka apalagi boneka beruang karena Chika punya trauma saat kecil. Saat pergi ke taman bermain bersama kakaknya. Chika tersesat dan manusia beruang datang menghampirinya yang saat itu menangis.
Manusia beruang yang sangat baik dan keren, sampai Chika dapat bertemu kembali dengan kakaknya.

“Nah, bukannya Chika bilang beruang itu baik dan keren”
“Tidak, sampai aku tahu”

Setelah bertemu dengan sang kakak, Chika pergi ke toilet umum dan dari jauh ia melihat kaki manusia beruang dari belakang dan mau ucapan terimakasih. Saat itu, manusia beruangnya melepaskan kepala beruangnya dan Chika kaget melihat sosok yang ada di balik kepala beruang yang keren tersebut.

“Jadi, kamu kaget bahwa manusia beruangnya palsu, begitu maksudmu ? tapi kamukan udah dewasa sekarang. Jadi kamu pasti tahukan bahwa ada orang di balik kostum itu”
“Bukan, itu yang buat ku kaget”

“Jadi ??”
“Yang buat ku kaget adalah manusia beruangnya. Orang yang ada di dalamnya wajahnya brewokan, janggut, kumis, dan jambangnya yang panjang tak terurus sehingga seolah hanya matanya yang kelihatan dan seolah seluruh wajahnya penuh dengan rambut. Aku kaget, karena kagetnya aku lari dari manusia beruang itu dan tersesat untuk yang ke 2 kalinya”

Laila, hanya diam terperanggah mendengar cerita Chika. Jadi, setiap kali yang namanya beruang Chika jadi teringat wajah orang dalam kostum manusia beruang saat itu. Dan pada akhirnya, Laila yang dapat membawa pulang boneka beruang tersebut.

~Duh, perut !!~

Hari ini Chika juga pulang larut malam, karena mengejar target kerja dia hari ini sampai nya ia di rumah, Chika maunya langsung tidru namun perutnya keroncongan dan Chika teringat ada kue bolu di dalam kulkasnya, karena laparnya ia habiskan sepiring kue bolu malam itu juga.

Pagi datang, saat Chika membuka pintu rumahnya dan bermaksud pergi ke kantor. Tiba-tiba perutnya sakit dan ia pun menutup kembali pintu dan buru-buru ke kamar mandi.
Setelah selesai, Chika duga perutnya kembung. Kemudian ia teringat bahwa ia makan banyak sekali kue bolu tanpa makan nasi.

 Untuk mencegah perutnya kembung semakin parah, Chika mengambil bawang merah dan memakannya mentah-mentah.

 Setelah makan bawang merah, perasaan Chika mulai lega dan ia pun berangkat ke kantor. Namun, di kantor Chika menjadi kerepotan juga dibuatnya. Chika tidak dapat menahan buang angin karena efek dari memakan bawang merah tadi.
Walau tidak bau, suaranya yang besar keluar seperti kenderpot mogok membuat seisi ruang kerja di lantai 3 tak berhenti untuk menahan tawa, sedangkan Chika menahan malu.

“Tuuuut..tut..tuuuttut..”

Lalila yang duduk disamping meja kerja Chika, sedari tadi tidak fokus mengerjakan tugasnya, karena sebelah tangannya ia gunakan untuk mendekapkan mulutnya rapat-rapat karena tak sanggup ingin tertawa.

“Udahlah,, Laila! Kalau mau tertawa lepskan aja jangan di tahan”
“Mau gimana lagi, perutku lagi tak fit, nih”

 Karna Chika telah mengizinkan dan Laila pun tidak tahan lagi ia pun berani untuk tertawa.

“Maaf, Chika..hahaha,..aha.ahaha.ahah.a.a.hah...”

Awalnya hanya Laila, namun kelamaan Chika sadar ternyata seluruh karyawan lantai 3 menahan tawa mereka juga dan hari itu menjadi ledakan tawa di ruangan kerja lantai 3.

“Ahaha...haha...ha..haaaa.hahah...”

Tidak hanya itu. Ternyata camera CCTV merekam itu semua sehingga security pun yang mengawas ikut tertawa..

Bunyi suaranya.. seperti kelakson mobil ya.hahah..ahah..ha..haa...!!”
“Duh..perut”

~Jimi, karyawan lantai 2~

Jimi adalah cowok yang senang sekali bila sehari telah dapat melihat wajah Chika. Semenjak rapat tempo hari, Jimi tidak berhentinya memikirkan sesuatu yang dapat membuat Chika bangga padanya.

Jimi, mencari banyak info mengenai diri Chika, namun kebanyakan info yang ia dapat malah kebalikannya. Tahukah kamu bahwa Jimi dapat info bahwa Chika sangat suka beruang, makanya Jimi memberikan hadiah kado berupa boneka beruang dengan warna pink. Menurut info, Chika sangat suka warna lembut yang feminim atau yang kecewekan gitu seperti pink. Pahadahal sebaliknya, Chika sama sekali tidak menyukainya.

Dengan susah payah, Jimi pergi ke toko yan rata-rata pembelinya adalah cewek semua untuk mendapatkan boneka beruang yang warnanya pink, kemudian pita merah yang ada  di telingga kiri beruang itu adalah buatan Jimi sendiri. Jimi telah meluapkan seluruh perasaannya pada boneka tersebut. Ia belajar sendiri dari internet untuk membuat pita dan kemudian membungkusnya dengan kertas kado dengan sangat indah. Datang paling pagi, agar tidak ada karyawan lain yang tahu bahwa dia yang memberikan hadiah tersebut pada Chika.

Namun, pada akhirnya karna info yang malah kebalikkannya itu. Semua pengorbanan dan usaha Jimi tidak tepat sasaran, karena Laila yang mendapatkan benda manis itu sedangkan Chika jadi muram karen teringat orang berjenggot itu lagi.

~Semangat Jimi !!~

Jimi, membangkitkan semangatnya kembali setelah ia mengetahui bahwa hadiah pemberiannya tidak tepat sasaran. Jimi telah lama memperhatikan Chika dan hal itu diketahui oleh Tina yang merupakan sahabat Chika, karena Tina berada di lantai 2 tempat dimana Jimi bekerja.

Dan apapun yang membuat Chika suka dan tidak sukai, Tina sudah hafal betul. Tina jadi penasaran dengan Jimi yang selalu mengawasi atau memperhatkan Chika dari jauh, karena penasaranya Tina mendekati Jimi dan bertanya.

“Jim, kamu suka ya sama karyawan cewek lantai 3 itu” sambil menunjuk kearah Chika.
Jimi yang kaget, didatangi tiba-tiba salah tingkah dibuatnya.

“Ha..hahaha..apa ?”
“Mau aku comblangin ngak, cewek itu namanya Chika”
“Kalau itu aku juga tahu..!!”
“Chika itu sahabat aku, tahu ngak ??!”
“Heh..!!”

Mata Jimi dan Tina saling berpandangan beberapa detik.

“Beneran nih..??”

Tina menganggukkan kepalanya. Jimi pun jadi tersenyum dan berharap Tina dengan suka rela mau membantunya untuk dapat mengajak jalan Chika dalam minggu ini. atau mencoba untuk memperkenalkannya lebih dekat lagi.

“Apa kamu serius dengan sahabat aku itu..?!”
“Iya, aku serius..!!”
“Kamu yakin, dia banyak maunya lhoh.., ngak pandai masak..egois..dan sukanya ngambek tanpa alasan..suka perintah sana dan sini..kalau belanja kelihatan yang manis langsung minta beli..”

“Heh.., kok kamu menjelek-jelekkan sahabatmu sendiri sih..!”
“Aku Cuma mau memastikannya aja kamu mau ngak dengan dia yang seperti itu..??”
“Tapi, dia tidak kelihatan seperti itu menurutku. Malah sebaliknya.. kalau dia memang seperti itu aku akan cba untuk memahaminya..”
“Wah.., sepertinya kamu memang serius ya dengan Chika. Ok !! aku tolong deh.. gomong-gomong apa yang aku bilang bohong..”

Jimi jadi kaget, karena merasa percaya sedikit dengan pengucapan Tina. Lalu Jimi jadi teringat oleh hadiah yang diberikannya untuk Chika. Kemungkinan Chika cerita dengan Tina ada kan?? Maka Jimi menanyai Tina akan hal itu.

“Apa ? boneka beruang ?? jadi itu dari mu ya..!!”
“Apa Chika suka ?”
“Sebaliknya, Chika jadi histeris gara-gara itu dia jadi mengingat pak janggut panjang tahu..!!”

Jimi pun kaget setelah Tina menjelaskan semuanya padanya. Usahanya tidak sampai pada tujuan.

~Ajakan~

Berkat pertolongan Tina, Keinginan Jimi untuk berkenalan lebih dekat dan mengajak Chika pergi jalan menjadi kenyataan. Tina telah bercerita semuanya pada Chika bahwa yang memberikanChika hadiah adalah Jimi, namun tidak bermaksud untuk membuat Chika histeris. Jimi tidak mengetahui kenyataan bahwa Chika trauma dengan bentuk beruang. Dan tentunya Tina juga menceritakan bahwa selama ini Jimi telah menjadi pengkagum rahasia Chika dan ingin bertemu dengannya.

Chika dan Jimi sekarang berada di sebuah tempat makan yang berada di dekat sebelah taman. Bila menoleh ke arah kiri kamu dapat melihat taman yang banyak dikunjungi anak-anak kecil dan para orang tua yang mengajak anaknya bermain dan menoleh ke arah kanan maka terdapat kolam ikan yag jernih, sampai-sampai kamu dapat melihat ikan emas yang lagi berendam eh bukan tapi berenang maksudnya.

Chika adalah cewek yang periang sebenarnya dan Jimi adalah cowok yang agak pendiam, jadi karena ini pertama kalinya ia hanya berdua dengan cewek. Jimi  gugup. Jadi, yang memulai pembicaraan adalah Chika.

“Wah.., kolam disana ada ikan emasnya ya..??”
“Yah, ikannya cantik-cantik ya.. cantiknya sama dengan kamu hari ini”

Jimi mulai menggombal, sesuia saran dari Tina. Chika paling suka digombalin. Namun, hal itu tidak membuat Chika tersenyum. Menambah kegugup Jimi makin bertambah.

“Jadi, maksud kamu aku sama amisnya dengan ikan ya..??”
“Apa ?? tentu saja tidak. Kami tidak amis.., maksud ku cantik. Kamu itu cantik seperti cantiknya ikan emas, bukan amis...”
“Ahahahaha...haha.. aku Cuma bercanda kok. Aku ngak serius.. aku Cuma mau lihat kamu jangan gugup seperti itu deh.. biasa aja kali..”

“Ahahaha.., iya iya..”
“Kamu, kayak mau lamar aku aja tahu..”
“Haa.. apa ??!”

Jimi memantapkan tujuannya. Dan berdiri dari tempat duduknya.

“Chika !! itu memang tujuan ku mengajakmu ke sini melalui perantara Tina..!! Apakah kamu mau pacaran denganku dan kalau kamu sudah mulai mengenalku dan setuju ! Apa kamu mau menikah denganku..??!”
“Apa langsung kedua-duanya ?? nembak iya, melamar juga..??”

Chika menoleh ke arah taaman yang ada di arah kirinya. Disana Tina sedang duduk melambaikan tangannya sambil tersenyum ria. Melihat kesungguhan Jimi, Chika pun menjawab.

“Iya, Aku mau..”

~Perayaan~

Chika menerima ajakan Jimi untuk Jadian. Namun ternyata bukan hanya Tina yang mengatahui hal ini karena dia ikut nguping saat Jimi ngajak jalan Chika. Sekarang seluruh karyawan lantai 2 dan 3 tahu bahwa Chika jadian dengan Jimi karyawan dari lantai 2.

“Hahahaha..haha.. Jimi kamu nembak cewek ngak bilang-bilang yah..”
“Sekarang traktir kami dong..”

Teman-teman dekat Jimi dan Chika pada minta traktian atas jadiannya hubungan mereka. Tidak terkecuali Tina dan Laila yang paling utama.
Chika hanya dapat tersenyum menghadap Jimi.

~END~


Ok !! teman-teman ku.. begitulah tentang SiBung “CHIKA”. Terimakasih sudah membacanya hingga selesai dan nantikan SiBung yang lainnya ya J hanya di http://senyumankamu.blogspot.com (Cerita Siapa). Ingin karangan yang lainnya dapat kamu lihat di Daftar Karangan Cerita Siapa ya J

NB : ini hanya fiksi dan cerita karangan belaka. Ok !

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berkomentarlah dengan kata yang bijaksana