Senin, 08 Juni 2015

LIA...

“Wahai dirimu yang sedang dilanda kesusahan, tabah lah dalam menjalani hidup ini. Sesudah kesulitan pasti akan datang padamu kemudahan. Tetaplah berusaha, berdoa, bersemangat dan bersabar wahai sahabatku...”

Ya hallo semua yang ada di sini
Awal-awal kita bubuhi dengan curhatan sedikit bolehkan hehehe..

Waktu itu aku lagi asik-asiknya nih download dan saat downloadtannya dah hampir selesai tinggal 2% lagi complete, apa yang terjadi...?? penyambungannya gagal... haaaa oh tidak. Try again download nye... padahal udah lama nungguinnya gara-gara jaringan dikit didapat, hiks...hiks...sakitnya dimana, sakitnya tuh di sini..

Ok, tinggalin aja curhatan saya yang pada ngak penting itu. Dalam postingan kali ini saya akan menampilkan beberapa cerita karangan saya sendiri yang masih hancur kosa katanya, jadi mohon beri penilaiannya ya agar saya dapat memperbaiki  kekurangan saya dalam menulis untuk referensi berikutnya.., oke ini dia ceritanya selamat membaca J

“Jangan perdulikan langkah kecil-kecil yang kulakukan, karena langkah yang besarpun yang kubuat kamu tidak pernah menoleh sedikipun untuk melirih ku”

Perlahan dua pasang mata itu saling berjauhan dan tidak saling menatap lagi satu sama lainnya.
“sudah cukup untuk kita.., kamu tidak akan mengerti..??”

Langkah kaki yang penuh dengan hentakan pun perlahan hentakannya terdengar menjauh, dan sekarang tidak terdengar apa-apa lagi..

Seseorang keluar dari bawah meja, dengan tangan menutuppi mulutnya agar tidak mengeluarkan suara. Perlahan dengan diam ia keluar dari bawah meja guru, berdiri dan tiba-tiba tertawa terbahak-bahak lalu menutupi mulutnya lagi, berjalan melewat pintu ruang kelas dengan melihat kiri dan kanan seperti sedang mengawasi sesuatu.

“ngak ada yang tau, kan..?!”
Suasana di gedung itu telah kosong tak berpenghuni lagi,

“aku tidak menyangka !! “
“emang apa yang terjadi sih, eni..??”
“he..., kemarin aku ngak sengaja dengar pembicaraan mereka berdua..”
“mereka siapa..??”

“itu anak baru yang pindah di kelas kita itu lhoh..!!”
“kenapa.., dengan anak baru itu..? sama siapa?”
“kalian pasti ngak nyangka kan.., dia sama rian...”
“Rian, ketua kelas kita..!!”

“Ia, kemarin rian nembak tuh si anak baru..”
“terus..terus apa yang terjadi..??”
“kasi tau ngak ya..? hahahaha”
“hei, kasi tau dong...”
“nanti deh aku kasi tau...”

Keesokan harinya, gosip telah menyebar dengan cepatnya. Bahwa rian dan anak baru tersebut berpacaran.
Sang ketua kelas yang sangat di sukai, teman-temannya tidak terima bahwa rian berpacaran dengan anak baru tersebut.
“hei.. itu dia anak baru..?!”

“baru pindah udah dekat-dekat ketua”
“haaaaa..!! ketua itu kan punya nya lia, ya kan..?”
“ia rian itu pacarnya lia,”
“ngamong-ngomong lia belum kelihatan hari ini, apa dia sakit..??”
“ngak tau kemarin juga ngak datang..”

“kasian lia ya.., rian mau di ambil orang,,”
“hei..hei..!! tuh si anak baru...!!!”
Beberapa oarng mendekatinya dengan tatapan marah dan kesal, wajah yang tidak bersahabat.
“hei,, anak baru..!!”

“namaku Eni,”
“ngak ada yang nanyain namamu, tau..!!”
“kamu jangan dekatin rian, dong..”
“Rian.., ada apa ?”

“dia itu udah ada yang punya, rian itu pacarnya Lia”
“lalu..??”
“karena itu jangan dekati Rian..”
“ada apa dengan ku..??”
Rian telah ada di belakang mereka.

“hee.., rian..!”
“Rian, mereka sepertinya ngak suka sama aku..”
“he, kalian ngak boleh gitu, dia kan teman kita sekarang..”

“karena itu, kami ngasi tau dia.. kamu kan udah ada Lia..”
“hahahahaha..., kalian ini kenapa sih..,?”

“kalian kira aku sama eni ini ngapain..??, eni ini sepupu aku..”
“sepupu..??”
“ia.., oh ya memang Lia kemana..??”

“ngak tau, ia belum datang..”
“apa dia sakit ?? dia juga belum ada sms aku nih..”
“ya udah, berteman lah dengan eni ya, kawan aku ke sana dulu nyerahin tugas ni..??”
“ya..”
“maaf, ya eni. Kami kira kamu mau ambil rian dari Lia..?”

“hahaha, dia itu sepupu ku, ngak lah.. oh ya emang Lia orang nya yang mana sih..??”
“dia belum datang..”
Setelah rian menyerahkan semua tugas ke ruang guru. Ia mengambil handphonenya dari saku dan mencari nama panggilan seseorang.

“Lia !”
Sebelum ia menekan tombol panggil, orang yang punya nama panggilan Lia itu sudah berada di sampingnya sekarang dan berbisik sehingga membuat rian terkejut.
“Rian, lagi ngapain..??”

“HAAAAAAAAAAAAA....!!”
“kamu terkejut ya, hahahaha..”
“he, Lia baru aja mau ku telpon.., kamu baru datang?”
“ia, napa kamu kangen aku ya..”

“kangen kamu geer, kamu.. ayo masuk kelas. Bentar gi pak endut datang..”
“he, kamu ketua kelas bilang kayak gitu,,,”
“lagian gak apa kok, bapak yang nyuruh kita kan.., katanya motivasi tuk dia..?!!”
“kamu ngarang ya..”
“ayo !!”

Mereka berduapun berjalan berdampingan hingga ke kelas dan jam pelajaran pun di mulai kembali. Dengan buku, pena dan seluruh keperluan untuk belajar. Walaupun mereka seperti itu, sebenarnya mereka adalah saingan dalam hal pembelajaran. Sang ketua tak mau kalah dengan juara kelas, Rian dan Lia.

Awal pertemuan mereka tidak mudah untuk di ceritakan begitu saja kepada orang lain. Pertemuan yang tak terduga dan penuh dengan tangisan, sampai akhirnya mereka sekarang.
Jam istirahat

“jadi siapa nama anak baru itu..?”
“enita fitri, tapi Rian memanggilnya eni, jadi banyak yang panggil dia eni aja deh..”
“hoo.., eni”
“katanya dia sepupu rian, apa kamu ngak kenal dia Lia..?”

“ngak, aku Cuma kenal kakak rian aja”
“aku tau dia sepupu rian, tapi lia.. aku ngak suka dengan tatapannya. Dia seperti menyembunyikan sesuatu lhoh.. hati-hati dengan dia, Lia..!!”
“he, kamu ngak boleh gitu dong..”

“itu firasat aku aja, ok”
“ok ok, makasih udah kawatirkan aku..”
Beberapa minggu kemudian setelah ke pindahan eni ke sekolah mereka. Lia merasa ada sesuatu yang aneh. Ia merasa sedang diawasi oleh seseorang dari kejauhan dan beberapa hari yang lalu muncul sms kosong yang tidak di kenal penggirimnya.
“lagi..??”

“ada apa, Lia..??”
‘ini dari kemarin aku selalu dapat sms kosong di jam yang sama, sudah 4 hari ini”
“siapa, coba aja kamu balas”
“udah ku balas, nanyain tu sms tapi ngak di balas. Nomor yang sama ini selalu sms aku jam 12 siang tepat”
“telpon aja dia, udah..??”

“udah aku coba, namun ngak pernah diangkat..”
“sms apa itu..??”
“ada yang isengin kamu, Lia..”

“ia, jadi apa maksudnya ini..??”
“kalau kamu terganggu kamu ganti nomor aja,,”
“ya udah besok aku ganti..”

Kemudian keesokan harinya hal yang sama juga terjadi walaupun lia menganti nomornya, setelah ia mengantina bukan sms yang datang namun telpon tanpa suara yang terdengar namun di waktu yang berbeda, ia melakukannya tepat jam 12 malam dan diiringi dengan sms kosong tersebut. Membuat lia menjadi takut. Ia sudah menganti nomor telponnya sebanyak 3 kali, hal serupa terjadi terus.
“hiks...hiks...hiks...”

“sudah lah, Lia..”
“aku takut...!”
“kamu dah katakan pada rian..??”
“sudah, dia bilang dia akan cari tau siapa pelakunya..”
“kalau begitu, jangan nangis lagi dong, udah ya sabar aja ya..”

“kalau, seperti ini aku akan nganti handphone aja..”
“tapi rasaku, akan terulang lagi., satunya cara menemukan pelakunya”
“sebelum dapat sms pertamakali, aku merasa diawasi seseorang”

“siapa ?”
“ngak tau, dan tadi aku merasakannya lagi..”
“apa.., di mana? Di mana..??”

“di sekolah ini !!”
“di sekolah ??”
“kita ada di lantai dua kan..”
“ia, aku merasa dia mengawasiku taman disana, dia bisa lihat yang di lantai dua kan..??”

“ha.., taman itu ya.., memang sih apa lagi kaca sekolah ini memang terlihat jelas oarng yang ada di dalam kelas dari luar..”
“aku merasa tadi pagi saat belajar, dia ada di taman itu..”

“kalau begitu, beri tau rian untuk waspada di taman itu..”
“baiklah, aku akan katakan padanya nanti.”
Sepulang sekolah, lia berjalan sendiri menuju arah rumahnya dan tiba-tiba ada seseorang yang berjalan di belakangnya.
“Lia, Liana sari..”
Suara yang tidak ia kenal, dan hawanya seperti seseorang yang selalu mengawasinya. Lia tidak menoleh dan tetap berjalan dengan cepatnya, namun suara itu terus memanggil namanya.
“Lia...”

“Lia..”
Namun, suara itu tidak menggikutinya. Hanya memanggilnya saja. Lia tak berani untuk menoleh ia sangat takut. Suara laki-laki.

Pagi hari lagi, di depan rumah lia sudah berdiri seseorang. Itu rian..!!
“rian, kamu menjemput ku ya..??”
“ayo, kita pergi sama. Kemarin kamu di buntutikan “
“ia, aku takut sekali..”

“Ayo, kita sama”
“ayo”
Kejadian menguntitan itu masih terjadi dan sesorang terus mengawasi lia. Pulang sekolah sendirian lagi !! ada yang memanggilnya.

Orang itu telah berada di depannya.
“LIANA SARI..!!”
“kamu SIAPA ???”

Laki-laki itu memakai seragam, namun seragam yang berbeda dengan sekolah lia. Bukan dari sekolah yang sama, siapa ??

“siapa kamu..??”
“benar kan namamu Liana sari??”
“namaku liana sari, iya..!!”
“kamu siapa, kenapa mengikutiku terus..?”

“he, mengikutimu..??”
“kemarin kamu juga yang memanggilku kan..., aku kenal suaramu??”
“oh, iya tapi kamu cuek aja..”
“jadi memang kamu yang mengikutiku..”

“mengikuti siapa, aku..??”
“maksud kamu apa..??”
“kamu juga pasti yang mengirim sms kosong itu dan menelponku kan, apa mau mu... !!!!”
Dengan wajah yang pucat dan keringat dingin yang bercucuran lia berteriak,

“apa mau mu ? apa mau mu?”
Wajahnya pucat sekali, keringatnya bercucuran dan perlahan badanya tak dapat ia untuk menopangnya sendiri. Dan lia pun pingsan.

“lia..!!”
“lia..!!!
“LIAAAA...!!”

Haaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaah..!!

HEI..HEI.., dalam minggu ini aku lagi asyiknya nih baca manga judulnya horimiya, weeehhh... seru lhoh.., bagi yang suka baca manga yang ini seru buat rekomendasi aja. ceritanya tentang seorang cewek dan cowok yang penampilannya di sekolah sangat berlawanan sekali dengan di luar sekolah, bagi yang ingin tau lebih lanjut browsingan aja ya.. judulnya horimiya ok



Apa yang terjadi ?? yo baiklah kalau begitu sekian dulu cerita yang singkat ini.. aku kan lanjutkan untuk postingan yang lainnya. Ok daaaaaaaaaaaah...

Tunggu lanjutannya ya sahabat J

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berkomentarlah dengan kata yang bijaksana