Laman

Kamis, 10 Mei 2018

BLANK MEMORY 02

Yeeii.., salam untuk semua sobatku. nah ini dia lanjutan dari cerita "Blank Memory" dari sebelumnya mereka mengadakan pesta ulang tahun. lalu dalam keseruan itu apa yang akan terjadi..?? penasaran..?? kalau gitu silahkan baca ya HAPPY READING... :)

***
Dalam keadaan yang amat membahagiakan dengan perayaan yang dilakukan di panti tersebut membuat semua yang ada di panti menjadi terlena akan kebahagiaan yang membawa mereka. Lalu tiba-tiba bel pintu rumah berbunyi dan bu Dika segera datang untuk membukakan pintu seseorang telah menunggu di depan pintu masuk panti asuhan Mekar Wangi.

Seorang laki-laki paruh baya sedang berbicara dengan bu Dika dengan nada suara yang  tinggi hingga suaranya sampai ke ruang tengah yang sedang mengadakan pesta ulang tahunnya Gani dan Yuda. Soni yang merasa penasaran ikut melihat ke tempat bu Dika sedangkan yang lainnya tetap melanjutkan kegiatan mereka.laki-laki itu memberikan beberapa berkas kepada bu Dika, namun wajah bu Dika tidak senang akan menerima berkas tersebut.

“ada apa dengan bu Dika..? siapa itu...?”

Lalu laki-laki itu pun pergi setelah memberikan berkas tersebut kepada bu Dika. Dan bu Dika pun melangkah kedalam panti sambil membawa berkas tersebut. Langkahnya semakin cepat dan cepat menuju ruangan kantor pengelolaan panti. Soni semakin penasaran dan mengikuti bu Dika ke ruangannya. Bu Dika mencoba untuk membaca berkas tersebut dan raut wajahnya semakin gelisah setelah selesai membaca berkas tersebut. Berkas yang berisikan pengusuran yang akan dilakukan 2 bulan dari sekarang. Lahan tempat panti ini berdiri adalah tanah sumbangan dari seseorang dermawan, namun ternyata ada pihak keluarganya yang ingin mengambil kembali tanah panti ini berdiri sehingga mereka meminta untuk meninggalkan panti agar pemerataan dapat dilakukan. Bu Dika sudah sering menjelaskan bahwa tanah ini sudah di sumbangkan oleh orang dermawan tersebut dan tidak akan dikembalikan lagi karena akan dibuat panti asuhan ini.

Bu Dika jadi bingung apa yang harus dilakukannya, kepada anak-anak panti. Akan berada dimana mereka tinggal. Bu Dika juga tidak memiliki tempat untuk tinggal selain di panti asuhan ini, ia juga tidak memiliki keluarga sama dengan anak dipanti asuhan ini. kini nasib mereka ada di tangan bu Dika. Lalu kemana kah mereka akan bermalam. Bu Dika pun memutuskan untuk membertahukannya kepada seluruh anak panti keesokan harinya, lalu menyimpan berkas tersebut di dalam laci.

Soni yang mengintip terus memperhatikan bu Dika, setelah bu Dika pergi meninggalkan ruangan dan bergabung kembali dengan yang lain. Soni bergegas menuju ruangan pengelolaan dan melihat berkas yang disimpan oleh bu Dika lalu membacanya.

“pengusuran..??”

Soni hanya diam dan pergi kembali menuju ke runag tengah dan bergabung kembali dengan yang lainnya.

Dua minggu kemudian, Soni memperhatikan gerak gerik bu Dika. Bu Dika belum ada menyampaikan apa pun kepada anak-anak panti semuanya dan mulai saat itu tiba-tiba saja bu Dika mulai bekerja sebagai tukang cuci dengan alasan katanya untuk tambahan belanja dan karena dia juga tidka melakukan pekerjaan yang berat jadi ingin saja. Namun Soni tahu, seperti nya bu Dika mulai mengumpulkan uang untuk persiapan kiami semua pindah dari tempat tersebut. Namun bagaimana semuanya kami ada bersebelas orang jadi bu Dika pasti kewalahan kalau seperti itu dan lagi pula kenapa ia tidak segera menceritakan saja hal yang terjadi sesungguhnya kepada seluruh anak panti.

Soni pun tidak tahan lagi melihat bu Dika sepertinya berjuang sendiri, jadi soni mengambil keputusan untuk membertahukannya kepada semuanya bahwa panti asuhan mekar wangi ini akan segera di gusur dan mereka akn pindah ketempat lain yang belum jelas.

“soni..?? apa semua itu benar..?”
“tapi kenapa bu Dika tidak mengatakannya..??!”
“aku juga tidak tahu kak Titi..”
“makasih kamu sudah memberitahukan kami semua..”
“kalua begitu kita harus mencari beberapa uang tambahan juga untuk hidup kita sebelum tempo yang diberikan laki-laki itu kan..”

“itu ide bagus, baiklah kalau gitu begini saja.. kita yang tua-tua akan mencoba untuk bekerja. Dan adik-adik yang masih kecil bisa menjaga rumah..”
“bersih-bersih kak..”
“apa kamu bisa, Mona..!!”
“yah...!!”

“baiklah semuanya, apa pun yang dilakukan bersama dan dengan semuanya pasti kita dapat melaluinya dan menemukan tempat baru yang lebih bahagia... ya kan..!!”
“baiklah.. Eki berjuang..!”
“ooww.. semangat bagus, Eki... aku juga kalau gitu”
“good Beni, Dani..!!”

Anak-anak panti pun tanpa sepengetahuan bu Dika berusaha untuk melaksanakan apa yang menjadi tugas mereka. Dan waktu sebulan pun telah berlalu uang yang dikumpulkan lumayan didapat. Lalu di sore hari telpon berdering dan bu Dika mengangkatnya.

Telpon dari laki-laki yang ingin mengusur panti asuhan tersebut. Wajah bu Dika sekarang tambah suram dan bergetar. Malam harinya saat makan malam bersama, bu Dika pun mengumumkan kepada seluruh anak panti bahwa tempat tersebut akan digusur, namun bu Dika heran karena dari mereka semua tidak ada yang terkejut.

“kenapa kalian tidak terkejut...? maaf kan ibu..??”
“kami semua sudah mengetahui nya bu..?”
“Titi..”

“soni melihat saat laki-laki itu datang kesini dan melihat berkas yang ibu sembunyikan..?”
“...”
“bu, kami ada sesuatu untuk ibu semoga saja kita dapat menemukan tempat yang baru..!!?”

“apa ini..?”
“ini adalah uang hasil kami semuanya...”
“kami menjual koran, membantu teman dan berbagai hal yang lainnya dan mendapatkan uang ini untuk tambahan keperluan kita. Uang bantuan dan yang lainnya pasti belum cukupkan untuk pindahan apa lagi kami tidak sendiri. ambil lah bu.., kita pasti dapat melewati itu semua bersama..”

“apa kalian..??”
“terimakasih dan maaf karena, ibu tidak memberitahunya lebih awal kepada kalian semua.. maaf kan ibu ya...”

Bu Dika meneteskan air matanya sambil tersenyum dan memeluki anak panti satu persatu.

“kita pasti bisa...ya..”

Senyum bu Dika sungguh menawan malam itu, begitu pun kami menjadi senang ketika melihatnya. Namun ketika malam semakin larut dan anak panti tertidur dengan pulasnya. Yuda terbagun dari tidurnya dan ingin pergi ke toilet. Yuda pun membuka pintu kamarnya, namun lampu ruang tengah dimatikan sehingga malam semakin gelap. Yuda menjadi takut untuk pergi sendiri, ia pun membangunkan Gani.

“gani..? bangun gani...!?”
“temanin aku..., gani..!”
“hmmm..hm..”
“gani, ngak tahan lagi aku mau pipis...”
“hmm.., kamu ini pergi sediri ajalah sana..”

“aku takut.., disana gelap gani temanin..!!”
“ha.. iya..iya, kamu ini..”

“kamu kan kakak, jadi temanin aku..”
“iya..iya aku lebih tua darimu kan. Jadi kamu takut yuda.. ya udah aku temanin..?!”
“ya”

Malam itu, gani dan yuda bangun dari tidr karena yuda ingin ditemanin ke toilet. Namun malam itu lah kejadian yang akan menjadi malam perpisahan mereka.

Yuda pun masuk ke dalam toilet dan gani menunggu di luar dalam kondisi masih mengantuk. Lalu gani malah merasa sangat mengantuk, dan hampir tertidur kembali. Lalu yuda keluar dengan terbatuk batuk.

           “hmm.. kenapa yuda..??”
          “ada asap di dalam toilet..!!”
          “he.., asap...??”

***B*E*R*S*A*M*B*U*N*G***

Yup, sekian dulu cerita dari Blank Memory kali ini, kita sambung di postingan berikutnya ya... ok terimakasih sudah mampir dan baca karangan ku..



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berkomentarlah dengan kata yang bijaksana