Kamis, 31 Mei 2018

BLANK MEMORY 04

Nah ini dia lanjutan dari cerita "Blank Memory". Bagian ke-4 semoga kalian suka ya.
***
18 tahun kemudian.

Sekarang yuda telah diberi nama baru oleh dokter sutio, yaitu Aris Sutiovindra. Panggilan akrab Aris.
Aris sekarang sedang menjalani studi di sebuah universitas ke dokteran dimana dokter sutio pernah belajar saat ia masih muda dulu. Dan perkembangan aris sungguh sangat maju sekali. Dengan asuhan dari dokter sutio yang sangat menganggap aris sebagai anak nyaa sendiri. Dan hingga saat ini ingatan saat ia masih kecil hilang  dan tidak tau kelanjutannya. Dokter sutio juga berusaha membuat terapi untuk menimbulkan ingatan tersebut namun belum ada perubahan.
Aris sekarang telah memiliki seorang dambaan hati bernama Femi.

Femi, gadis manis yang lembut dan berada di jurusan yang sama dengan Aris. Femi adalah putri ada seorang anak direktur rumah sakit swasta.

"Aris..!!
Aris pun menoleh ke belakang, seorang kekasih pujaan hatinya datang menghampiri.

"Femi..? Kamu ngak masuk kelas..??"
"Belum. Doktor yang ngajar ngak bisa menghadiri kelas jadi diundur jadi 2 jam lagi baru masuk.."
"Ho..lalu kamu mau kemana sekarang..?"
"Aku mau ngajak kamu makan di taman.. yok!"
"Taman..?"
"Hmm.. aku buat kan kami nasi goreng spesial untuk mu..."
"Kamu yang masak nya..!"
"Yup dong..! Untuk aris ku tersayang tentu aja..!!"
"Hmm. Baiklah ayo kita ke taman.."
"Ok"

Dengan wajah riang femi mengajak aris untuk makan makanannya bersama. Dikenal sebagai koki yang handal, femi menyiapkan nasi goreng yang sangat di sukai oleh aris.

Sesampainya di taman kampus.

"Kita duduk dimana nih, Femi..?"
"Aris? Gimana di sana aja ada bangku kosong tuh.."
"Ya udah, ayo kita kesana..."

"Aris. Ini dia nasi goreng spesialnya tadaaaa..."
"Wah. Kelihatannya lezat banget.., aku coba dulu ya"

Aris pun mencoba nasi goteng spesial buatan femi sesuap demi sesuap.

"Hmm..femi ini lezat sekali.., apalagi telur dadar yang kamu buat ini..!"
"Ha.. benarkah. Makasih...aku bahagia kalau kamu senang"
"Nih.. kamu juga harus  makan juga..!!"
Aris menyodorkan sesendok nasi goreng ke mulut femi.

"Ayo nih.. buka mulut mu..!!"
"Hee... aku bisa memakannya sendiri..?"
"Ngak apa nih.."
"Sesuap aja ya.."
"Huam..hmm..yummyy"
"Aris, udah ah malu.. kamu aja suap sendiri"

Selesai makan pun mereka berdua berbincang bincang tentang pelajaran kuliah mereka.
"Jadi setelah doktor itu keluar, aku baru dapat keluar dan menemuimu"
"Oh ya.. gimana rencana kita minggu ini, aris mau kan nemani  aku untuk mencarikan hadiah untuk teman ku??"
"Kapan..??"
"Hmm.. kamu lupa ya...??!"
" hmm.. janji beli hadiah... kemana..?"
"Kamu lupa kan..??!"
"Ngak aku ingat kok, Femi.!!"

Hari yang dijanjikan pun tiba dan aris telah duluan menunggu femi di depan rumahnya.

"Aris....!!"
"Maaf lama menunggu ya.."
"Ngak apa untuk mu apa sih yang ngak..??"
"Cie..cie.. menggombal ya..??"
"Hehehhehe.. ngak juga sih..."

Aris pun nemanin femi ke sebuah butik. Femi telah jalan duluan dan turun dari mobil sedangkan aris pergi memakirkan mobilnya.
Selangkah kaki sebelum memasuki butik. Femi di sengol oleh seorang anak pejalan kaki.

"Heh..dompet ku..?"

Sekilas setelah itu femi berteriak bahwa dompetnya dicuri oleh anak tadi.
Femi dengan cepatnya berlari mengikuti anak tersebut. Aris yang baru datang menghampiri femi kebingungan.

"Aris dompet ku di curi... dompet ku hilang..anak tadi..?!"
"Anak itu mencurinya..??"

Aris pun ikut mengejar sang anak. Anak yang mencopet tadi berlari hingga ke daerah kumuh.
Rumah rumah yang terbuat dari susunan kardus bekas yang dijadikan atap berlindung dari panas dan hujan.

"Hah...ah..kemana anak tadi..?"

Anak tadi berhasil hilang dari pandangan, dia bersembunyi di balik tiang besar papan reklame.

"Dengan uang ini, adikku bisa makan enak.."
"Heh..dapat..! Dompet siapa ini..?"
Seorang pemuda datang dan mengambil dompet dari sang anak.
"Kak gani..! Itu dompet ku kak..!"
"Heh..dompet mu. Gak mungkin dengan uang sebanyak ini didalamnya..?"
"Kamu mencopet lagi,Toni...?"
"Kan kakak udah bilang jangan..! Kalau kamu mau dapat uang kamu ngamen aja atau bantu bantu di pasar"
"Tapi kak, sasa adikku mau makanan..hiks..hiks.."
"Kenapa kamu ngak tany kakak dulu...?"
"Lalu dompet ini kamu harus memulangkkannya kembali sekarang...!"

"Tapi kalau aku tertangkap bagaimana...?!"
"Kamu tenang aja, kak gani dengan kamu kok ya..!!"

"Ayo..tunjukin jalan dimana kami mencopetnya.. orang nya pasti masih di dekat sana kan.."
"HEI..KAMU..!!"

aris datang secara tiba tiba dari belakang dan memukul wajah Gani.

Gani yang kaget pun membalas memukul wajah Aris.

"Dasar pencopet..!!"
"APAAA...!!"

BUK..BUK..BAK...BUUKK..

adu pukulan telah terjadi saat itu.

"Kak gani..kak gani....hentikan jangan pukul kak gani!!"

Tidak lama kemudian Femi datang.

"Haa..!" Ariss......tidak..!"

Kejadian adu pukul pun berhenti setelah petugas keamanan yang berada di dekat lokasi tersebut datang melerai dan membawa keduannya ke kantor polisi terdekat.

"Pak, anak ini mencopet dompet saya..."
"Pak, saya dipukuli duluan oleh nih orang..!!"
"Apa kata mu, kamu pasti bos nya yang menyuruh anak sekecil dia mencopet ya kan..??!"
"Apa? Kamu salah kami baru mau mengembalikan tuh dompet.. tapi kamu mau pukul orang saja"
"Tetap saja kalian mencopetnya. Pak kasi hukuman yang berat pak..?! Biar jera..!!"
"Apa hukuman kurung pak..? Jangan pak. Kami mau balikin tuh dompet tadi beneran Pak..!!"
"Yah, mana ada maling yang ngaku kan..?"
"Pak percaya lah sama kami Pak "

"Sudah sudah. Melihat bukti  yang ada terpaksa kami akan mengurung kamu ditahanan..!"
"HAHH...JANGAN PAK...KAK GANI NGAK SALAH APA APA..!!"
"Toni yang salah pak hijs..hiks.., toni mencopet karna sasa mau makan pak.."
"Sasa lagi di rumah tidur sambil memengangi perutNya terus di rumah.."
"Perut sasa sakit pak hikss.hiks.. saya mohon jangan kurung kak Gani, pak..!!"
"Sasa itu siapa..??"
"Adik saya...hiks...hiks...hweee.."

Mendengar perkataan toni, Femi merasa prihatin. Lalu memandang Aris.

"Pak.., ngak usah sampai dikurung pak. Ceramahin aja gak pa pa. Yang penting dompet saya udah kembali lagi"
"Femi..?"
"Apa benar ngak apa apa...? "

"Kita selesai kan ini baik baik saja pak. Tadi pun dia bilang mau kembalikan dompet nya juga kan..!"
"Ya pak..."
"Terserah adik kalau mau nya kasus ini di cabut ya sudah. Tapi harap isi keterangan ya"
"Ya pak.."

"Aris kamu ngak apa apa..?"
"Hmm..ngak cuma memar dikit aja kok.."
"Hmm ya udah..."
"Oh ya, adik nama nya siapa tadi..?"

"Toni. Kak maaf ya kak udah ambil dompet kakak..toni minta maaf.."
"Aku juga atas nama toni minta maaf.., tapi kalau masalah nonjok aku ngak akan minta maaf karna bukan aku yang mulainya."
"Apa katamu..?"
"Aris sudah lah, semua sudah ngak apa apa. Kamu juga duluan yang main pukul kan..!!"

Aris hanya dapat terdiam.

"Terimakasih sekali lhoh.. udah nyabut tuntutan kasusnya"
"Ya. Tapi kalau boleh aku bertemu dengan adik toni, sasa..!!?"
"Kakak mau ketemu sasa..?"
"Iya. Tapi sebelum itu ayo beli makanan dulu.."
"Aris kamu mau kan menunggu dirumahnya toni,"
"Mungkin mas gani mau nunjukin jalannya sembari kami (toni) beli makanan dulu di warung sana..?"
"Hmm baiklah"
Pasrah aris mengikuti semua pinta dari Femi dan berjalan dengan Gani.

"Hmm..maaf yang tadi"
"Hmm..ya. ngak pa. Aku juga"
"...."
"..."

"Kamu nurut banget sama tuh cewek, pacarnya ya..??"
"He..! Iya.."
"Ho..."
"Napa..?"
"Ngak ada. Orang nya baik"
"....."
".."
"....?"

"...."
"..hmm..?"
"..."
"Dimana rumah nya.?"
"Dekat tempat tadi.."
"..."
"......................"

"Nah, ini rumahnya...!"
"Tunggu dulu ya..?"
"......."

"SASA....!! SAAAAASA..!!"
"Ada apa..?"
"Badanya panas banget....!"
"Dan kejang kejang gitu...!!"
"Apa..?"
"Bagaimana ini..kita harus membawa nya ke dokter"
"Sini biar ku periksa..!!"
"Hah...!!"

 Dengan sigap, Aris pun memeriksa sasa.

"Hah.. ini harus dibawa ke rumah sakit secepatnya.."

"Ayo kita bawa.., !"
"Tunggu disini aku akan segera mengambil mobil di parkiran..!!"
"Yah..!!"

Aris berlarian menuju parkiran. Ada seorang pasien yang butuh penangan secepat mungkin. Dan beberapa menit kemudian Aris datang dengan mobilnya.


"Aris...cepat...!"
"Iya aku tahu. Ayo semuanya masuk kemobil"

Sasa pun dilarikan ke rumah sakit terdekat. Dan keadaan pun menjadi tenang.

"Huwaaaa...aaa hiks..hiks...sasa"
"Udah..uda..toni. sasa udah ngak kenapa kenapa lagi kok ya.."
"Sasa cuma lagi tidur. Tenang aja ya.."
"Hah... kami benar benar berterimakasih banyak. Bila tidak ada kalian mungkin entah apa yang akan terjadi pada Sasa."
"Ya sama sama. Untuk biaya rumah sakitnya kalian ngak usah bayar"
"Nanti biar kami yang urus..!"
"Apa...?? Tapi itu kan.."
"Ngak apa apa..,yang punya rumah sakit ini adalah keluarganya Femi"
"Dia udah mengurus semuanya.. jadi tenang saja.."

"Aku benar benar berterimakasih. Kalian pun juga telah memaaf kan kami atas pencopetan tadi, membelikan makanan untuk toni dan sekarang ini...??!"
"Hmm..mungkin ini ada hikmah di dalamnya yang kita tidak tau."
"Ya. Kamu benar. Kalau kita tidak bertemu karna kasus itu. Aku tidak tahu apa yang akan terjadi pada Sasa sekarang..!"

"Oh ya kita belum berkenalan kan..?"
"Hmm..ya juga. Namaku Gani."
"Namaku Aris"

Pertemuan yang tidak terduga. Dimana diawali dari kasus pencopetan ini lah semua nya akan berkembang mengungkap sebuah berita besar bagi diri Aris, Femi dan Gani.

Setelah 2 jam. Sasa pun sadarkan dirinya.

" bang toni..? Lapar.."
"Sasa dah bangun..!! Kak gani.."
"Hah iya. Ayo sasa makan ya.."

Keadaan pun dapat diatasi dengan baik. Setelah itu Aris dan Femi pun pamit dengan yang lainnya.

"Aris, ayo.. kita pulang sekarang biarkan mereka sendiri.."
"Hmm.. baiklah. Kami permisi pulang dulu ya"
"Terimakasih banyak Aris dan Femi. Terimakasih sekali"
"Ayo Toni kamu juga!"
"Iya. Makasih kak Femi dan bang Aris. Udah bawa Sasa berobat.. hiks..hiks..."
"Ya sama sama. Kami permisi dulu ya"
"Ya."
"Mungkin besok kami akan menjenguk lagi kemari"
"Ya sekali lagi terimakasih banyak"

Aris dan Femi pun kembali ke kegiatan mereka yang tertunda. Dan sore pun datang dengan cepat.

"Aris, wajah mu benaran ngak apa apa kan..?"
"Ngak masalah, cuma lebam dikit aja kok. Nanti sampai dirumah ku beri salep aja"
"Ya udah. Aku masuk ke dalam rumah dulu ya. Kamu yakin ngak mampir dulu sapa papa aku"
"Ngak apa. Aku pulang dulu ya..!"
"Ya udah deh. Makasih dah temanin aku. Makasih udah bantu aku tentang yang tadi pagi itu"
"Iya. Ngak apa apa Femi ku sayang..hehehe.."
"Heh.. udah bisa gombal berarti udah sembuh nih lebamnya ya.."
"Aduh masih sakit tahu.."
"Hehehe.."

Aris pun pergi kembali pulang ke rumahnya. Dan sesampai di rumah dokter Sutio kaget melihat luka lebam di wajah Aris.

"Ris..Aris...!!"
"Ya. Ayah ?"
"Kenapa tuh wajah mu..?"
"Ha. Iya, aku akan segera obati. Salep ada di lemarikan...?"
"Iya. Tapi itu kenapa kok bisa gitu...? Kamu berantem ya..!!"
"A-aa...haha. cuma ada sedikit kejadian tadi saat nemanin Femi"

Aris dan dokter Sutio selalu terbuka satu sama lain. Dokter Sutio selalu mencari tahu apa yang menjadi kegiatan anaknya.

Keesokan harinya sesuai janji. Aris dan femi pun datang kembali kerumah sakit. Namun saat mereka berdua telah sampai di sana. Ruang yang menjadi tempat perawatan sasa kosong tidak berpenghuni.

"Aris.. kemana mereka pergi..?"
"Apa mereka sudah pulang ya.."
"Kita tanya saja ke perawat..?!"
"Iya. Itu lebih baik"

Mereka pun menanyai perawat yang sedang berada di reseptionis.

"Maaf, mau nanya buk..? Pasien yang dirungan dahlia 2 sudah pulang ya..??!"
" dahlia 2 ? Tunggu sebentar ya dek..?"
"Heh..adik ini. Anak nya dokter Gunawan ya..!?"
"Ah...iya buk."
"Ah..haha. sepertinya pasien dahlia 2 memang sudah pulang tadi malam"
"Dan resep obatnya juga sudah diambilnya"oh..kalau begitu makasih ya buk"
"Ha..iya sama sama"

Femi memandangi wajah Aris.

"Udah ngak kelihatan lebamnya"
"Hmmm.. itu berkat perhatianmu"
"Udah deh. Jangan gombal lagi.."
"Aris, kita lihat sasa yuk ke rumah nya..?! Ya..ya..ya"

"Apa yang kamu mau aku turutin deh"
"Huuu..Aris ku yang manja. Kita udah seperti pasangan nikah saja"
"Mudahan secepatnya.."
"Benaran Aris..??"

"Aku sudah bilang ke ayah. Tapi apa papa mu setuju Femi"
"Aku akan membicarakannya dengan papa nanti...hehehe.."
"Ayok pergi ke rumah toni dan sasa!!"
"Ok"

Aris dan femi pun berbalik arah dan menuju ke rumah kardus tempat mereka sebelum nya berada.
Saat pagi hari terlihat jelas bila rumah rumah kardus tersebut tidak bisa ditinggali. Karna bila hujan masih kebasahan dan bila panas masih belum dapat meneduhkan..

Melihat secara jelas. Masih ada masyarakat yang mengalami hal ini.

Aris dan sasa pun bertemu dengan sasa. Yang keadaannya sudah mulai pulih seperti biasa.

"Wah..banyaknya kue."
"Iya dimakan saja ya  Sasa.. itu memang kakak belikan khusus untuk sasa dan bang toni."
"Oh ya, toni. Bang Gani kemana..?"
"Bang Gani mungkin sekarang lagi ada di pasar kak. Dan lagi bang Gani ngak tinggal disini..?!"
"Rumahnya ada di kontrakan sana"
"Oh gitu. Kakak kira kalian tinggal sama"
"Ngak kak."
"Ya udah. Kalau bang Gani nya ke tempat kalian. Toni bisa berikan kartu nama ini pada bang Gani. Dan ini satu untuk Toni. Kalau kalian butuh sesuatu untuk hubungi kakak ya"
"Ha.. makasih kak"
"Iya"

Setelah itu aris dan femi pun pulang kembali. Untuk mempersiapkan ujian mereka yang akan diadakan  dua hari lagi.


                                                                              ***
                                                      ***B*E*R*S*A*M*B*U*N*G***


Yup. Sobat ku itu dulu sambunhan cerita untuk Blank Memory bagian 4. Nantikan lagi kelanjutan ceritanya ya..
Terimakasih




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berkomentarlah dengan kata yang bijaksana