Yeeii.., salam untuk semua sobatku. nah ini dia lanjutan dari cerita "Blank Memory" dari sebelumnya mereka mengadakan pesta ulang tahun. lalu dalam keseruan itu apa yang akan terjadi..?? penasaran..?? kalau gitu silahkan baca ya HAPPY READING... :)
***
Dalam keadaan yang amat membahagiakan
dengan perayaan yang dilakukan di panti tersebut membuat semua yang ada di
panti menjadi terlena akan kebahagiaan yang membawa mereka. Lalu tiba-tiba bel
pintu rumah berbunyi dan bu Dika segera datang untuk membukakan pintu seseorang
telah menunggu di depan pintu masuk panti asuhan Mekar Wangi.
Seorang laki-laki paruh baya sedang
berbicara dengan bu Dika dengan nada suara yang
tinggi hingga suaranya sampai ke ruang tengah yang sedang mengadakan
pesta ulang tahunnya Gani dan Yuda. Soni yang merasa penasaran ikut melihat ke
tempat bu Dika sedangkan yang lainnya tetap melanjutkan kegiatan
mereka.laki-laki itu memberikan beberapa berkas kepada bu Dika, namun wajah bu
Dika tidak senang akan menerima berkas tersebut.
“ada apa dengan bu Dika..? siapa
itu...?”
Lalu laki-laki itu pun pergi setelah
memberikan berkas tersebut kepada bu Dika. Dan bu Dika pun melangkah kedalam
panti sambil membawa berkas tersebut. Langkahnya semakin cepat dan cepat menuju
ruangan kantor pengelolaan panti. Soni semakin penasaran dan mengikuti bu Dika
ke ruangannya. Bu Dika mencoba untuk membaca berkas tersebut dan raut wajahnya
semakin gelisah setelah selesai membaca berkas tersebut. Berkas yang berisikan
pengusuran yang akan dilakukan 2 bulan dari sekarang. Lahan tempat panti ini
berdiri adalah tanah sumbangan dari seseorang dermawan, namun ternyata ada
pihak keluarganya yang ingin mengambil kembali tanah panti ini berdiri sehingga
mereka meminta untuk meninggalkan panti agar pemerataan dapat dilakukan. Bu
Dika sudah sering menjelaskan bahwa tanah ini sudah di sumbangkan oleh orang
dermawan tersebut dan tidak akan dikembalikan lagi karena akan dibuat panti
asuhan ini.
Bu Dika jadi bingung apa yang harus
dilakukannya, kepada anak-anak panti. Akan berada dimana mereka tinggal. Bu
Dika juga tidak memiliki tempat untuk tinggal selain di panti asuhan ini, ia
juga tidak memiliki keluarga sama dengan anak dipanti asuhan ini. kini nasib
mereka ada di tangan bu Dika. Lalu kemana kah mereka akan bermalam. Bu Dika pun
memutuskan untuk membertahukannya kepada seluruh anak panti keesokan harinya,
lalu menyimpan berkas tersebut di dalam laci.
Soni yang mengintip terus
memperhatikan bu Dika, setelah bu Dika pergi meninggalkan ruangan dan bergabung
kembali dengan yang lain. Soni bergegas menuju ruangan pengelolaan dan melihat
berkas yang disimpan oleh bu Dika lalu membacanya.
“pengusuran..??”
Soni hanya diam dan pergi kembali
menuju ke runag tengah dan bergabung kembali dengan yang lainnya.
Dua minggu kemudian, Soni
memperhatikan gerak gerik bu Dika. Bu Dika belum ada menyampaikan apa pun
kepada anak-anak panti semuanya dan mulai saat itu tiba-tiba saja bu Dika mulai
bekerja sebagai tukang cuci dengan alasan katanya untuk tambahan belanja dan
karena dia juga tidka melakukan pekerjaan yang berat jadi ingin saja. Namun
Soni tahu, seperti nya bu Dika mulai mengumpulkan uang untuk persiapan kiami
semua pindah dari tempat tersebut. Namun bagaimana semuanya kami ada bersebelas
orang jadi bu Dika pasti kewalahan kalau seperti itu dan lagi pula kenapa ia
tidak segera menceritakan saja hal yang terjadi sesungguhnya kepada seluruh
anak panti.
Soni pun tidak tahan lagi melihat bu
Dika sepertinya berjuang sendiri, jadi soni mengambil keputusan untuk
membertahukannya kepada semuanya bahwa panti asuhan mekar wangi ini akan segera
di gusur dan mereka akn pindah ketempat lain yang belum jelas.
“soni..?? apa semua itu benar..?”
“tapi kenapa bu Dika tidak
mengatakannya..??!”
“aku juga tidak tahu kak Titi..”
“makasih kamu sudah memberitahukan
kami semua..”
“kalua begitu kita harus mencari
beberapa uang tambahan juga untuk hidup kita sebelum tempo yang diberikan
laki-laki itu kan..”
“itu ide bagus, baiklah kalau gitu
begini saja.. kita yang tua-tua akan mencoba untuk bekerja. Dan adik-adik yang
masih kecil bisa menjaga rumah..”
“bersih-bersih kak..”
“apa kamu bisa, Mona..!!”
“yah...!!”
“baiklah semuanya, apa pun yang
dilakukan bersama dan dengan semuanya pasti kita dapat melaluinya dan menemukan
tempat baru yang lebih bahagia... ya kan..!!”
“baiklah.. Eki berjuang..!”
“ooww.. semangat bagus, Eki... aku
juga kalau gitu”
“good Beni, Dani..!!”
Anak-anak panti pun tanpa
sepengetahuan bu Dika berusaha untuk melaksanakan apa yang menjadi tugas
mereka. Dan waktu sebulan pun telah berlalu uang yang dikumpulkan lumayan
didapat. Lalu di sore hari telpon berdering dan bu Dika mengangkatnya.
Telpon dari laki-laki yang ingin
mengusur panti asuhan tersebut. Wajah bu Dika sekarang tambah suram dan
bergetar. Malam harinya saat makan malam bersama, bu Dika pun mengumumkan
kepada seluruh anak panti bahwa tempat tersebut akan digusur, namun bu Dika
heran karena dari mereka semua tidak ada yang terkejut.
“kenapa kalian tidak terkejut...? maaf
kan ibu..??”
“kami semua sudah mengetahui nya
bu..?”
“Titi..”
“soni melihat saat laki-laki itu
datang kesini dan melihat berkas yang ibu sembunyikan..?”
“...”
“bu, kami ada sesuatu untuk ibu semoga
saja kita dapat menemukan tempat yang baru..!!?”
“apa ini..?”
“ini adalah uang hasil kami
semuanya...”
“kami menjual koran, membantu teman
dan berbagai hal yang lainnya dan mendapatkan uang ini untuk tambahan keperluan
kita. Uang bantuan dan yang lainnya pasti belum cukupkan untuk pindahan apa
lagi kami tidak sendiri. ambil lah bu.., kita pasti dapat melewati itu semua
bersama..”
“apa kalian..??”
“terimakasih dan maaf karena, ibu
tidak memberitahunya lebih awal kepada kalian semua.. maaf kan ibu ya...”
Bu Dika meneteskan air matanya sambil
tersenyum dan memeluki anak panti satu persatu.
“kita pasti bisa...ya..”
Senyum bu Dika sungguh menawan malam
itu, begitu pun kami menjadi senang ketika melihatnya. Namun ketika malam
semakin larut dan anak panti tertidur dengan pulasnya. Yuda terbagun dari
tidurnya dan ingin pergi ke toilet. Yuda pun membuka pintu kamarnya, namun
lampu ruang tengah dimatikan sehingga malam semakin gelap. Yuda menjadi takut
untuk pergi sendiri, ia pun membangunkan Gani.
“gani..? bangun gani...!?”
“temanin aku..., gani..!”
“hmmm..hm..”
“gani, ngak tahan lagi aku mau
pipis...”
“hmm.., kamu ini pergi sediri ajalah
sana..”
“aku takut.., disana gelap gani
temanin..!!”
“ha.. iya..iya, kamu ini..”
“kamu kan kakak, jadi temanin aku..”
“iya..iya aku lebih tua darimu kan.
Jadi kamu takut yuda.. ya udah aku temanin..?!”
“ya”
Malam itu, gani dan yuda bangun dari
tidr karena yuda ingin ditemanin ke toilet. Namun malam itu lah kejadian yang
akan menjadi malam perpisahan mereka.
Yuda pun masuk ke dalam toilet dan
gani menunggu di luar dalam kondisi masih mengantuk. Lalu gani malah merasa
sangat mengantuk, dan hampir tertidur kembali. Lalu yuda keluar dengan terbatuk
batuk.
“hmm.. kenapa yuda..??”
“ada asap di dalam toilet..!!”
“he..,
asap...??”
***B*E*R*S*A*M*B*U*N*G***
Yup, sekian dulu cerita dari Blank Memory kali ini, kita sambung di postingan berikutnya ya... ok terimakasih sudah mampir dan baca karangan ku..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan kata yang bijaksana