Jumat, 11 November 2016

LERENG GUNUNG Lanjutan 7

Ya..., hallo para pembaca ku sekalian, ini lanjutan cerita dari lereng gunung selamat membaca and go.... !!

LERENG GUNUNG
Lanjutan 7

Bino sekarang sedang asik dengan pekerjaannya sebagai tukang kebun di rumah keluarga Kiki. Sebagai balasan atas tempat tinggal yang telah keluarga Kiki berikan kepadanya.

krekk..krekk..krekk (suara pemotong rumput)
“selamat pagi pak Bino..??”
“pagi..”
“wah bapak bangun pagi sekali dan udah ada di taman depan aja..”

“ya, bapak sudah terbiasa bangun pagi saat di penjara, jadi..”
“hmm.., jadi begitu ya pak,,,”
“kamu tidak ke kantor mu ?”

“ha.., tidak pak. Hari ini saya mau bolos lagian saya selalu di marahi oleh bos dan ngak ada kasus yang akan saya kerjakan, pak..!!”
“oh ya, pak.. saya kesini mau ngajak bapak. Ayo! kita makan dulu, pak..!”
“hmm.., ya baiklah”

Dilain tempat ada yang tidak dapat tidur dikarena kan mendengar kabar tentang Kiki telah tinggal bersama dengan mantan narapidana kasus pembunuhan yaitu pak Bino.

“HAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA...KIKI !!”
“kenapa ? kenapa kamu harus tinggal dengan pak Bino di rumahmu..??!!!”
“Kiki...Kiki.., apa dia baik-baik saja. Tapi tunggu di rumahnya kan ada paman, bibi dan Tio adiknya. Tapi tetap saja aku masih merasa tidak nyaman.., kenapa Kiki mau menampung mantan pembunuh itu di rumahnya ??”

“tunggu,,, jangan—jangan ini berhubungan dengan kemarin yang dia katakan..??”
“ngomong-ngomong kemain Kiki bilang apa ke aku ya.., karena sibuk.. aku jadi lu..??”
“tungggu.., apa ya..!?”
“HAAA..!! TIDAK MUNGKIN..!!?”

“kemarin Kiki merasa bahwa kasus pak Bino ini ada yang nganjal dan cerita belum selesai, janga-jangan ia ingin mengungkit kembali kasus ini dan mencari hal yang nganjal tersebut. Duh.. Kiki, apa sih yang kamu pikirkan...??!”

“aku pasti akan memberikan mu kasus yang seperti kamu ingin kan bila kasus itu datang padaku, namun karena tidak sabarnya dirinya ia akan mengali kasus yang sudah tertimbun itu. Padahal jelas terdakwa sudah selesai mendapatkan ngajaran dari perbuatannya...”
“haaa.., Kiki. Kamu benar-benar deh..?!!”

Di lain tempat, di daerah perbukitan masih belum diketahui banyak orang kabar tentaang di temukannya sesosok mayat yang hanyut di aluran air bukit. Berita ini hanya terdengar dari mulut ke mulut lingkungan masyarakat tempat kejadian saja.

“Tio.., tunggu aku ikut !!”
“ayo..!”
“hei Tio, kamu ngak ngajak Rina ?? dia lagi makan sendirian tuh kesana ajak dia makan sama kita..??!!”
“heh,, apa sih kalian ini. sudah makan saja makanan mu..!!”
“ciee.., Tio nya marah woi..!!”
“ciee.. Tio marah nih..”

“oh ya Tio, kamu udah dengar belum minggu depan kita akan ke bukit loh.., pelajaran tentang pengetahuan alam.., katanya kita akan berkemah.. asik ngak tuh..!!”
“heh.., kapan guru bilang itu kok akau baru dengar ya..??”
“hmm.., oh kamu waktu itu pergi ke kantor guru untuk mengantar buku. Ya, guru bilang waktu itu..”
“wah..!! parah kalian ngak kasi tahu aku nih..!!”

“heheheh.. maaf..maaf, tapi sekarang kamu udah tahu kan..??!”
“huh.., ku hajar juga kamu nanti ..!!”
“ampun, Tio.. jangan seperti itulah masak ketua kelas seperti itu nanti apa kata Rina, he.. he..”
“jangan bawa-bawa Rina nya dong.., haaaa... kalian ini..”
“jadi benar ran ya, kamu suka Rina..?”
“heh.., apa ?? sudah lah jangan bilang –bilang ini rahasia kita ya, Jeremi dan Eki”

“ok..ok..siap keTio !!”  (bareng-bareng Jeremi dan Eki)
“apa itu keTio ?”
“ketua Tio”
“heh..kalian ini..!!”
“hahah..hah..hahahaha...”

Di saat hujan turun seseorang berlari di lebatnya rumput ilalang dan semak yang rimbun di dekat bukit, ia sedang di kejar oleh sosok seorang yang memegang pisau di tangan kirinya. Sambil menekan perut dnya dengan telapak tangannya yang terus menguyurkan darah segar, sepertinya ia terkena tusukan.
Lelaki pembawa pisau terus mengejar lelaki yang berlari sambil berteriak-teriak meminta pertolongan.

“tolong akuuu..!! tolong...!! dia ingin membunuhku..!!! tolong aku.... tolong dia membawa pisau..!!”
“tolong.., dia datang..!!!”
“DIA DATANGGGG........!!”
“JANGAN.., MENJAUHLAH PADAKU...., KENAPA KAU BERUBAH...!!!”
“jangan lakukan ini padaku.....!!! jangan...!!!”

Dan pada akhirnyapun mayatnya di temukan mengambang di tepi aliran air di dekat bukit. Seminggu kemudian,  Tio dan teman satu kelasnya akhirnya berangkat ke daerah bukit untuk melakukan perkemahan demi memenuhi tugas mereka.

“Tio.., semua barangmu sudah siap...??”
“ya, sudah kak.., jangan kawatir aku akan kemah selama 6 hari dan setelah tugas selesai kami pun pulang kok..”
“iya,, tapi entah kenapa aku ngak tenag rasanya untuk membiarkan mu pergi..”

“sudah lah ki, dia pergi Cuma sebentarkan..??”
“aku kawatir bu, dia nanti mengoda anak cewek disana..”
“apa ?? jadi kakak kawatirkan itu.., ngak usah kawatir kak.., aku Cuma akan menggoda Rina aja..!!”
“siapa Rina..??”

“uups..! ngak . bukan siapa-siapa kok ?! heheheh..”
“hooo.hoo.., jadi namanya Rina ya, ok..ok”
“udah ah.., aku pasti akan sering kasi kabar kok. Jadi jangan kawatir”
“sebaiknya kakak kawatirkan diri kaka sendiri aja deh, tuh telpon mu bunyi dari tadi. Sepertinya itu dari bos mu tuh.. yang nganteng itu loh...!!”
“heh..!! apa yang ganteng daan tanpan darinya ngak ada kali..!!”

“hahahahahah.. lihat barusan aku Cuma katakan ganteng saja tapi malah di tambahkan tanpan nya..”
“hahahahaha.., kakak ketahuan tuh..”
“apaan sih kamu, aku pukul ya..”
“coba aja kalau bisa,, weeeee...”

Handphone kiki, berdering sedari tadi memang benar apa yang dikatakan tio. Telpon dari pil. Dengan kesal nya kiki menjawab panggilan pil.

“hallo..!! ADA APA KAMU TELPON HAH..!!”
“HEI.., NADA SUARA MU.. KENAPA SIH..??!!”
“BERI aku kasus, pil...!!”
“hei, jaga bicaramu aku ini bos mu tahu, aku tak akan memberimu gaji kalau begitu”
‘’heh.., tidak boleh gitu.., aku mau membeli baju keluaran terbaru tahu..!!”

“kalau begitu jawab telpon ini dengan baik dan sopan, dan sekarang cepat datang ke kantor sekatrang juga.. tidak mandi juga ngak apa..??!”
“cepat..!!”
“iya..iya..! aku datang..!!”
“dari mana dia tahu aku belum mandi ya..??”

Kiki pun bergegas menuju kantornya.

“ada apa..?? mana gajiku..??”
“aku menyuruhmu datang bukan karena gaji mu.., ini aku dapat sebuah kasus dan klein ingin pembelaan terhadap dirinya..!! kamu yang tangani..!!”
“kasus apa..??”
“ini kasus perceraian..”
“apa ? lagi..??”
“tidak apalah..kamu mau kasus kan..?”

“tapi aku inginkan kasus yang berhubungan dengan...”
“ku mohon kiki, aku sudah katakan padamu. Sampai saat ini belum ada yang masuk kasus tersebut. Dan lagian kamu adalah pengacara yang hebat dalam kasus perceraian tahun lalu. Sehingga banyak yang lebih mengenal kita dengan pengacara tentang kasus perceraian maka dari itu yang masuk itu semua..!?”

“haaaaaaa.. apa..?? kalau begitu apa sebaiknya aku pindah kkaantor saja ya.. aku akan masuk kebagian kasus pembuhunan.. wah pasti seru...!!”
“apa kiki..?!! kamu mau pindah lalu bagaimana dengan ku..!?”
“apaan sih kamu..?? kamu bos disini ya udah kendalikan bawahanmu. Lagian bersyukurlah ngak akan adalagi pengacara terlambat seperti ku ini...!!”

“tapi.., aku ingin bertemu denganmu..”
“kalau ingin bertemu ya datang saja kerumah ku.., gampang kan..”
“hahahaha.., iya kamu benar..!! tapi pertimbangkan lagi kiki..!!”

“tidak.., sudah ku putuskan aku akan berhenti.... dan melapar ketempat lain. Hmmm..bagaimana kalau kamu kasi aku rekomendasi bagaimana...??”
“kiki..??”
“yup...”
“baiklah.., akan ku rekomendasikan..”

“ok.., makasih pil”
“heh.., selama ini baru kali ini aku mendengarmu mengucapkan terimakasih padaku”
“ya.. bagus deh kalau gitu kan..”
“huh.. kiki..!!”


Bersambung......
Lereng Gunung lanjutan 8

Selasa, 08 November 2016

LERENG GUNUNG lanjutan 6

lanjutan cerita “lereng Gunung” ada disini selamat membaca J


LERENG GUNUNG

Lanjutan 6

Kiki sedang asik memeriksa satu demi satu map yang berisikan kasus-kasus dari kejahatan kriminal yang ada di rak-rakperpustakaan kantor pengacara nya.

“huh, Pil. Benar-benar pelit sekali. Aku selalu di tugaskan di bagian perpustakaan ini. tidak sekali pun sejak aku di terima di kantor ini aku dapat kasus yang benar-benar tindakan kejahatan kriminal seperti yang ada di daftar kasus ini. semua yang jadi klein ku hanya tentang kasus perceraian saja, sampai –sampai aku jadi bosan dengan yang namanya perceraian ini.. huh..?!”

“kapan sih Pill..?? aku dapat kasus kriminal seperti kasus di lereng gunung ini contohnya ??!”
“he..??! apa ini ?!”

Kiki terkejut dengan judul sebuah kasus yang baru ia lihat..

“kasus lereng gunung ??”

Kiki pun membacanya dengan teliti setiap laporan yang dIberitakan dalam laporan tersebut. Dan pelaku kejahatanpun dituntut penjara.

“kasus ini, sepertinya dulu paman ku pernah disibuk kan oleh sebuah kasus yang banyak membicarakan tentang gunung, ohhh.. tunggu dulu?? Hah, benar pengacaranya dulu adalah paman. Nama paman ada didalam laporan ini”

“ini adalah kasus 18 tahun yang lalu, dan paman jadi pengacara tersangka. Namun paman gagal dan tersangka di jatuhi hukuman 18 tahun, dan ohhhh...!! hari ini adalah masa terakhir hukumannya jadi besok terdakwa di bebaskan..!!”

“aku jadi penasaran terdakwa ini seperti apa, dan setelah keluar apa yang akan dilakukannya yah.., paman sampai tidak bisa memecahkan kasusnya seperti ini...??! kenapa aku jadi tertarik dengan kasus yang ada di berkas ini ya.., seolah-olah kasus ini belum lengkap dan ceritanya belum terselesaikan begini..??!”
“hmmm,, aku akan tunjukkan ini semua kepada Pil..??!!”

Kikipun berlari meninggalkan tumpukan berkas kasus yang lainnya dan berlari membawa kasus tentang lereng gunung tersebut ke ruangan bos nya.

“Pil......!!”
“ya ampun..?! sudah ku katakan kalau di sini panggil aku dengan sebutan bos, Kiki..!!”
“apa salahnya sih, aku kan hanya sendiri yang berada di ruanganmu, apa salahnya, Pil..!! lagian kamukan Cuma tua satu bulan dariku. Jadinya ngak apa lah..?!!”

“ya, kita hanya beda satu bulan aku tetap lah bos nya disini, jadi..”
“ayolah,,, kamu ini gimana sih..!! aku sudah terbiasa memanggilmu begitu, lagian paman Bian dari dulu menyuruhku mengatakannya ya kan..?!”
“kmu selalu saja membawa-bawa nama ayah ku..!!”
“ngak apa kan, paman Bian kan teman dari ayahku, jadi kita sudah seperti saudarakan..??!”
“ya, terserah apa katamu sajalah, Kiki ku sayang..!!”

“ih..ih.., apaan sih pakai kata sayang-sayangan,,, heee..”
“kenapa, ayahku yang menyuruhku mengatakan itu padaku. Aku harus memanggilmu begitu,,”
“kenapa harus begitu...??”
“mana ku tahu..??, tanyain aja pada ayahku sana..??”

“huh, dasar kamu.. heh Pil,..??!”
“hah, jadi ada apa ??”
“nih, aku lagi meriksa berkas kasus dan aku jumpai ini kasus loh.., tentang kasus lereng gunung yang saat waktu kita kecil paman dan ayahku sibuk ngomongin nih kasus kan..??!”

“mana coba lihat..?! seperti nya begitu . lalu kenapa dengan kasus itu ??”
“besok adalah hari kebebasan dari nih terdakwa, aku mau melihat dan menyambut ia keluar dari penjara. Terus sepertinya kasus ini belum berakhir deh.., entah kenapa aku merasa masih belum lengkap nih laporan dan ada yang masih membuatku penasaran, di bagian ini nih..!!”
“Kiki, sudah lah. Kasus nya sudah selesai kok dan terdakwa sudah dijatuhi hukuman kenapa kamu mau membahasnya lagi sih..?!”
“bukannya gitu, sepetinya terdakwa disini tidak bersalah dan tidak ia yang melakukan semua hal itu..”
“namun ia sudah merasakan hukumannya sekarang, dan ia menjalani. Semua bukti saat itu mengarah kepadanya dan dia tidak dapat mengelak lagi loh, Kiki..??”
“tapi, Pil.. aku merasa bahwa..”
“Kiki, sudah lah.  Kalau ada kasus yang dapat kamu tanggani pasti nanti akan ku berikan padamu, jadi sekarang bersabar aja dulu ya...”

‘apa sih maksudmu, aku bukannya...”
“Kiki, aku masih banyak pekerjaan lain... jadi ?”
“baik-baik, aku akan pergi ketempat lain dan besok aku pasti akan menyambut kebebasan terdakwa !!”
“apa ...!!?”

Keesokan harinya, Kiki benar-benar menjadi orang yang menyambut kebebasan dari terdakwa Bino. Bino kini telah menjadi laki-laki tua yang akan hidup sendirian.

Bino kembali untuk pertama kalinya ke rumah lamanya yang tidak pernah ia tinggali selama 18 tahun masa tahanannya. Tempat Bino tinggal adalah apartemen lima lantai, namun karenatempat itu disewakan otomatis kepemilikan sekarang bukanlah milik Bino. Sekarang ia tidak memiliki tempat tinggal lagi. Dan kejauhan kiki melihatnya.

“jadi dia Bino yang jadi terdakwa dalam kasusu lereng gunung itu, aku ngak nyangka ia yang membunuh orang-orang yang ada di dekat lereng gunung kemudian membunuh kekasihnya dan pacar dari wanita yang ia cintai”
“kanapa ia bisa melakukan hal itu ya.., aku akan bertanya langsung kepadanya saja..”
“permisi..., pak ?!”

Bino menoleh ke belakang dan kemudian memperlihatakan wajah yang lesu dan tak punya tatapan kehidupan lagi.

“ada apa..?”
“apa kah anda pak Bino ?? apa bapak tidak punya tempat tinggal setelah bebas dari penjara ??”
“hah, apa ??! siapa kamu..??”
“maaf kan saya pak, saya bukannya ingin mencampuri urusan bapak, ataupun menuduh bapak. Tapi apakah bapak mau bercerita dengan saya...”
“heh..?? apa?”

Dengan terang-terangan kiki berkata, ia akan menampung Bino untuk tinggal di rumahnya dengan syarat Bino harus menceritakan yang sesungguhnya tentag kasus yang ia lakukan.
Satu minggu setelahnya,..

“kiki..!! kamu terlambat lagi...!!”
“tolong aku kiki..? sekarang apa alasanmu..?”

“aku menolong kakek-kakek untuk menyebrang jalan yang ramai sekali pagi ini...??”
“apa alasan itu lagi..?? itu alasan yang sama kamu buat minggu lalu..”
“apa ! beda ya.., minggu lalu yang ku tolong itu nenek-nenek dan minggu ini adalah kakek-kakek. Mereka beda jenis kelamin tau..??!”

“haaaaaaaaaaaaaaaaaahhhh...??, aku pusing ngomong sama kamu, ki..!!”
“kalau kamu pusing ya, ngak usah ngomong..”
“kiki...,, kiki sayangku besok kamu terlambat aja saja kalau begitu dan jangan pernah datang lebih awal ya...”
“hih.., kamu ngomongnya pakai sayang ogah lah aku..?!”

“sayang ! besok kamu telat ngak apa kok, kamu ngak akan aku kasih kasus yang baru aja masuk ke kantor pengacara kita ini. aku akan kasih kasus ini ke pak yuli aja..., hehehehe..?”
“apa, ada kasus..??! aku mau..”

“ngak akan..!!”
“tapi aku udah menantikannya, pil !!”
“karena keterlambatanmu ini.., ngak mungkin aku kasih kasus ke kamu, aku akan kasih ke pak yuli.. dan titik, mutlak..!!”

“jangan kasih ke pak yuli, ke aku aja...!!!”

Brrrrrr.....brrrrrrrrrrrrrrrr....

“he.., ada sms ?! dari pak Bino..!”
“pak Bino ?? siapa tuh.. klien ?”
“ngapa kamu nanyain hah, pak Bino tunangan aku weeee....!”

“TU-TUNANGAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAN...!!”
“becanda kali...!!”

“kamu kenapa kagetin aku...! aku kira benaran. Padahal aku dan kamu kan udah di... sama ayah dan ayahmu....”
“apa..??”
“ngak.., hehehe..ngak ada apa-apa..?? jadi siapa sebenarna pak Bino itu.. ?”

“oh, kamu tau kasus yang minggu lalu aku ceritain ? pak Bino adalah terdakwa yang baru bebas dan sudah seminggu ini dia tinggal di rumah ku..” J

“apaaaaaaaaaa... !!! tinggal dimana..?? dimana tadi..??”

“di rumah kuuuuu...., dia tinggal di rumah ku, pil...!!”
“kenapa..??”
“bukan urusanmu, kamu sibuk kan silahkan kerjakan pekerjaanmu lagi, pil..!!”

“aku permisi pulang duluan ya,, aku ngak dapat kasus hari ini kan.., dadadadah” J
“tunggu.., Tu-Tunggu dulu kikiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii sayangku..??!!”


BERSAMBUNG......
Lereng Gunung lanjutan 7

Senin, 07 November 2016

merana

sesuai dengan judul postingan kali ini, hati ku sekarang sedang merana...
pagi ini pukul 7:45 WIB hari senin, tgl 7 november 2016. hai hujan lebat ku merana di depan layar laptop melihat halaman-halaman sederetan fb dengan berbagai status dan wacana mereka. namun aku tak memiliki satupun wacana maupun status yang ingginku bagikan. sehingga aku akhirnya hanya memposting melalui postingan ini.

Kamis, 03 November 2016

video anime dance - Cerita Siapa

ini ada postingan dari bagian anime tertentu yang menurutku menarik, silahkan dilihat
ini adalah butlernya trancy dari anime kuroshitsuji


ini video dari bagian anime non non biory, comelnya kan hehehehe..

ini video dari bagian anime mayoiga

Sabtu, 01 Oktober 2016

Natsume Yuujinchou season lima akan keluar

Yes..!! bentar lagi bentar lagi Natsume Yuujinchou season lima akan keluar dengan judul Natsume Yuujinchou Go. Waaahh... aku udah ngak sabaran lagi nih nungguin nya.. aku kangen ama nyanko sensei nya juga tokoh utama si Natsume Takashi.

Aku memang suka dengan anime yang genrenya ada supranatural nya gitu. Dan pas aku cari di google nah ketemulah Natsume Yuujinchou ini. dan saat aku tahunya ternyata anime ini udah memiliki 4 season, dengan judul-judulnya : Natsume Yuujinchou, Zoku Natsume Yuujinchou, Natsume Yuujinchou san, dan Natsume Yuujinchou shi. Kemudian karena serunya moga ada season lanjutan yang ke-5 nya dan ternyata yeeees !! telah diumumkan Natsume Yuujinchou Go akan tanyang lagi.

Moga gambaran dan kualitasnya masih dipertahankan seperti gambaran sebelumnya, karena aku suka dengan ciri khas yang dibuat seperti itu, menurutku menenangkan hati. Lagu opening dan ending yang menyejukkan, jalan cerita tentang kehidupan masa lalu nantsume yang menyentuh hatiku yang kadang buat nyesak mau nangis. Dan ada juga cerita kelucuannya apalagi bersama si nyanko sensei dan teman-temannya : tanuma, taki, nishimura, sasada, dan satu lagi lupa namannya.


Ceritanya pasti ada yokai nya dong. Aku sih udah lanjut baca chapter manga nya namun kan belum tau jalan cerita dari animenya gimana jadi penasarannnnnnnnnnn......!! pokok nya di tunggu deh Natsume Yuujinchou Go.. !!!!!


KASIH ABADI


“tok...tok..tok”
“iya, tunggu sebentar ya..”

Pintu pun di buka

Abdi..?? ini kamu Abdi..??”
“ya, ibu. Ini anakmu Abdi !! Siapa lagi ??!”

Bu Minahpun memeluk anaknya erat-erat, dan sangat rindu atas ke pulangan anaknya dari perantauan.
“Abdi, apa sudah makan nak..?”
“kebetulan belum, bu”
“ia, kamu pasti lah laparkan sekarang. Nah ayo makan sekarang ayo..! ayo !”

Bu Minah dengan segera pergi ke dapur dan membuatkan teh hangat untuk anaknya.

“bu, sedang apa ?”
“ah, ya ! ibu buatkan teh hangat dulu ya..kamu belum bisa makan kalau teh hangatmu belum di buat, iya kan ?!”
“he.., tidak susah bu. tidak apa-apa. Tanpa teh hangatpun aku akan makan ya”
“ibu, duduk aja. Oh ya ini aku ada oleh-oleh untuk ibu dan Nisa”
“oh ya ? mana Nisa, bu ?”

Sambil menoleh kiri dan kanan Abdi mencari keberadan adiknya.

“kenapa kami cari di rumah, ngak akan ketemu. Sekarang masih jam 10:00 kan. Dia ya, ada di sekolah kan ??”
“oh ya, aku lupa bu”
“sudah lah, nanti adikmu itu kan akan balik pulang juga. Nah sekarang makan dulu”
“ya”

Abdi duduk di bangku meja makan, dan ibunya menyiapkan banyak sekali sambal dan semuanya adalah kesukan dari Abdi. Ibu nya baru kemarin mengabarinya untuk pulang karena rindu dan ternyata Abdi anaknya punpulang keesokan harinya. Abdi surat pergi merantau ke kota orang selama enam tahun lamanya dan baru dapat pulang sekarang ini. betapa tidak kaget dan bahagianya ibunya tersebut.

Bu Minah merasa prihatin melihat kondisi anaknya sekarang. Ia melihat anaknya Abdi sekarang tambah kurus saja dari ia awal berangkat dari rumah. Dan wajahnya pun agak sedikit pucat.

“Abdi, apa kamu sakit ?”
“he.., tidak bu. Abdi baik-baik aja. Cuma lapar kangen masakan ibu”
“kamu ini makanlah ya”
“enak, bu”

Mendengar jawaban anaknya, bu Minahpun tersenyum. Setelah menyelesaikan santapan Abdi pun menghabiskaan waktu dengan ibunya bercerita tentang kehidupannya di kota orang.

Abdi sudah menjadi kepala keluarganya, ayahnya meninggal karen sakit. Dan Abdi setelah menyelesaikan SMK ia pun ikut kerja salah satu temannya di kota orang. Dan setiap bulan hasil gajinya ia kirimkan untuk ibu dan adiknya. Sedangkan bu Minah semenjak di tinggal suaminya, ia membuka warung kecil-kecilan untuk tambahan biaya hidupnya daan biaya sekolah Nisa. Setiap sebulan sekali ia mengabari dan memcari tahu keadaan Abdi melalui media telpon. Abdi pun begitu adanya. Mereka terhubung melalui media telpon itu saja selama 6 tahun terakhir ini. namun sekarang Abdi dapat pulang. Namun ini benar-benar kabar yang mengejutkan sekali. Karena Abdi tidak memberitahu sebelumnya bila ia ingin pulang ke rumahnya.

“bagaimana pekerjaan mu, nak ?”
“aku tinggalin, bu. ngak apa kok aku udah dapat uang untuk biaya hidup kita. Jadi aku ingin sekarang untuk memberikannya pada ibu dan Nisa”
“lalu setelah itu kaamu maau kemana ? tetap lah disini ya..!! kamu pindah kerja saja. Cari kerjaan yang dekat dengn rrumah saja ya”

“jangan jauh seperti itu, ibu ngak bisa untuk menjengukmu kesana kan !”
“tidak apa-apa bu. aku juga mau pulang kok”

Bu Minah perlahan mulai meneteskan air matanya dan ia pun menanggis. Abdi beranjak dari duduknya dan memeluk tubuh ibu nya tersayang. Ia mengusap-usapkan punggu bu Minah dengan lembut,.
“bu, yang tabah ya.., sabar ya. Abdi akan pulang kok. Jadi jangan menangis ya.. !!”
“ibu harus tertawa dan bahagia, ya bu..!!”
“oh, ya bu aku dah bawa banyak sekali uang untuk kita. Hail selama ini aku kerja di kota orang bu. ibu bisa beli baju baru, perabotan baru, dan biaya untuk sekolah Nisa sampai kuliah”
“haa.., tapi bukannya. Uang gajimu selalu kamu kirim ke ibu semuanya. Jadi bagaimana..??”

“aku ngak kerja di satu tempat bu, Abdi kerja di beberapa tempat dan bos-bos Abdi orangnya baik-baik semuanya. Dan hasilnya Abdi dapat menggumpulkan uang sebanyak ini untuk kebutuhan ibu dan Nisa”
“jadi jangan sedih lagi ya.., ibu juga bisa dengan uang ini untuk membuka warung yang lebih besar dari warung ibu sekarang”
Bu Minah tambah menangis, namun ini merupakan tangisan bahagia. Bahwa anaknya yang ia sayang telah menjadi orang yang berhasil. Bu Minah sangat bersyukur dan bangga dengan Abdi.

“ibu bangga dan sayang padamu, nak”
“iya bu, anakmu ini tau itu. Ibu selalu sayang dan mendoakan anakmu ini. jadi boleh Abdi minta satu permintaan”
“apa ? apa itu..??”
“Abdi mau di peluk ibu dan ibu tersenyum bahagia”

“sini ibu peluk”
“hee., tapi bukan sekarang besok aja ya”
“oh ya bu, ini barang Abdi. Taruh di sini aja ya. Di dalamnya ada kunci dan kartu ATM, ibu simpan dulu ya”

“ya ya, kamu mau kemana”
“mau tidur di kamar, rasanya ngantuk sekali”
“oh.., ya udah tidurlah ya”
“ya.., Abdi pergi ya bu”
“ya”

Bu Minah pun membereskan tas anaknya itu dan menaruhnya di tempat yang aman. Dan bu Minah jadi terheran kenapa ngak dibawa langsung aja ke dalam kamar Abdi. Kenapa dia menaruhnya diatas kursi aja.

Bu Minah pun membawa tas tersebut ke kamar Abdi. Dan ketika bu Minah masuk Abdi tidak ada di manapun dalam kamar tersebut.

“heh..!! Abdi ??”
“kemana dia ? bukannya dia ke kamar mau tidur tadi ??”
“Abdi ?? Abdi..??”

Dan ketika bu Minah sedang ke heranan dan binggung kemana anaknya pergi. Nisa datang dengan nafas terenggah-enggah.

“ibu..ibuuu..!!”
“Nisa kamu sudah pulang ??”
“apa kamu sudah bertemu dengan abang mu, Abdi..?? tadi dia pulang terus setelah makan dia mau pergi tidur. Ps ibu lihat ke kamar dia tidak ada.. ?? apa dia duduk di luar ??”
“ibuuu, apa yang ibu katakan..??”

Nisa mulai mengeluarkan air matanya dan menanggis terisak-isak.

“bu.., tadi pihak sekolah manggil Nisa ke kantor, terusss..”
“ada apa ??”
“terus, mereka bilang ada kabar dari bang Abdi, bu..!! bang Abdi , bu !!”
“ada apa ??”
“bang Abdi, meninggal dalam kecelakaan saat bekerja, bu !!”

“saat abang dalam perjalanan di bawa ke rumah sakit. Abang udah ngak ada bu.., bu..!! abang bu...!!”
“abang meninggal, bu !!”
“apa kamu bilang, Nisa. Barusan tadi abang mu disini. Dia pulang kerumah dan kamu masih di sekolah tadi. Dari mana sekolah tahu.”
“abang kan yang bayar uang sekolah, bu. jadi mereka punya nomor kontak abang bu !!”

Kemudia telpon rumah bu Minah berbunyi, bu Minah perlahan mendekati meja. Mencoba menenangkan diri dan mencoba mengeakkan semua kejadiaan yaang ada ini. ia tidak percaya, karena anaknya barusan bersmanya, makan di hadapannya dan mengobrol banyak dengannya. Tidak mungkin anaknya. Tas yang ia bawa masih dapat ia genggam dengan tanggannya.
Bu Minah mengangkat telponnya

“ya, saya bu Minah ini siapa ya ?”
“maaf bu, saya manajer dari saudara Abdi pambudi, bu. saya ingin memberikan kabar duka. Maaf kan saya terlebih dahulu bu. anak ibu yang bernama Abdi pambudi mengalami kecelakaan saat bekerja bu dan tidak tertolong. Saat kami membawanya ke ruma-...”

Belum selesai manajer itu berbicara, bu Minah menjatuhkan telponnya. Melihat ibunya terkejut, Nisa mengambil telpon itu dan mendengarkan lanjutannya.

“bu.., sudah bu.. kita yang sabar bu. abang pasti sedih bila ibu menanggis”
“Nisa, ibu sungguh bertemu dengan abangmu tadi, tadi dia ke rumah, Nisa”
“bu, mungkin itu pertanda bu, mngkin ia memang datang ke rumah dan mengucapkan perpisahan dengan ibu”
“bu, kita doa kan semoga abang diterima di sisi-Nya dan bahagia”

Setelah itu, keesokkan harinya jasab Abdi di bawa pulang ke kampung kelahirannya. Dan ia pun di makamkan. Manajer perusahaan tempat Abdi bekerjapun datang turut berduka cita atas apa yang menimpa bawahannya dan memberikan santuan dan gaji Abdi yang belum ia ambil.

Kemudian salah seorang dari pegawai perusahaan datang menghampiri bu Minah dan Nisa, ia memberikan barang-barang milik Abdi. Dimana barang-barang milik Abdi terdapat buku catatan, tentang semua apa yang ia lakukan selama di kora orang. Dan tentang rencana Abdi untuk membelikan ibunya baju baru, perabotan baju dan juga biaya sekolah Nisa sampai kuliah. Dan dari semua ini, bu Minah juga mendapati jumlah tabungan Abdi yang dapat memenuhi semua rencananya itu. Semuanya sudah terencana dengan baik.

Bu Minah jadi teringat permintaan Abdi saat itu, ia pun sebelum Abdi di kuburkan ia pun memeluk anaknya untuk terakhir kalinya dan berusaha untuk tersenyum.

“baik, baiklah nak.. ibu ikhlas. Ibu iklhas kamu pergi, terimakasih untuk semuanya. Ibu bangga dan sayang padamu”


End