Laman

Selasa, 02 April 2019

D Part 3

Salam..salam... semoga selalu bahagia hidup kita ini.
Walau kadang pernah merasa sepi di dalam keramaian dan menangis dalam tawaan. Hiks...hiks... semoga kita semua tetap sehat dan apa yang diinginkan dapat terlaksana dengan segera.
Ok sobat pembaca ini dia lanjutan "D", hiks...hiks... HAPPY READING !
Hwuaaaaaàahahh
            *******☆☆♡♡☆☆********
Keesokan harinya.

“uaah..!”
“selamat pagi tuan muda Dion..!”

Seperti seorang pelayan, Dollker menyiapkan sarapan, pakaian untuk Dion

“apakah tidur anda nyaman ?”
“hmm.., ya. Pagi juga Dollker”
“hmm.., hei Dollker. Permainan apa yang akan kita mainkan untuk hari ini ya..?”
“kamu mau main apa Dollker ?”
“maaf, tuan Dion. Permainannya mari kita tunda hari ini”

“bukankah, tuan harus berangkat ke sekolah..!”
 “oh ! jadi kamu mau ikut ke sekolah ku, kamu mau main disana ?”
“saya Dollker, akan menemani tuan muda sampai gerbang sekolah”
“hah ! tidak Dollker. Kamu juga harus ikut masuk ke sekolah ok !”

“kalau ngak, aku ngak mau pergi “
“lagi pula di sekolah, aku tidak punya teman”
“bila tuan Samuel memberi izin”
“ada izin kok !!”
                           ***
“tidak !!”
“sekolah adalah tempat kamu belajar, Dion !”
“bagaimana mungkin aku mengizinkan nya ikut masuk ke sekolah denganmu”
“dia adalah Doll”

“iya, dia Doll dan juga temanku”
“bukankah di sekolah kamu memiliki banyak teman ?”
“teman, teman yang hanya peduli karena aku dari keluarga ini”
“mereka bukan temanku”

“kalau begitu, setidaknya biarkan ia melihat-lihat. Hanya melihat-lihat sekolah saja, ya... ayah !!”
“kalau  ngak, aku tidak mau berangkat ke sekolah”
“Dion ! kenapa semenjak ada doll itu, kamu semakin egois”

“ya, aku egois. aku mengeluarkan semua kegelisahanku, kekawatiranku, kekecewaanku terhadap ayah”
“Dion..!!”
“bagaimanapun, Dollker akan ikut denganku”

Dion memaksakan kehendaknya pada tuan Samuel, tanpa mendengarkan penjelasan ayahnya terlebih dahhlu.
Dan apa yang terjadi adalah, sebuah keributan besar. Hingga tuan samuel diminta untuk datan ke sekolah menemui kepala sekolah.

“surat ini ? dari kepala sekolah sayang !!”
“lihat, Doll itu pasti penyebabnya, kenapa kamu biarkan Dion membawa Doll tersebut ke sekolahnya. Tidak cukupkah ia mengambil Doll tersebut dari tempat penampungan sampah”
“Doll itu sudah rusak dan berbahaya”

“kita harus dengar penjelasan dari mereka lebih dulu”

Tuan Samuel pun memenuhi panggilan pihak sekolah.

“hahahaha..!” selamat datang tuan Samuel, mari silahkan duduk”

“terimakasih telah datang dalam memenuhi surat panggilan untuk tuan muda Dion Samuel”
“hahaha..! terimakasih pak kepala sekolah, maaf, atas perilaku anak saya, Dion”

“ah.., hahaha, tidak masalah tuan Samuel. Saya akan mentelorir untuk masalah tuan Dion, namun ini semua bermula karena tuan muda Dion membawa Doll ke sekolah”
“bukankah, lingkungan masyarakat kita melarang doll untuk memasuki sekolah, sekolah hanya untuk manusia saja”

“karena, bukan tanpa sebab kita membuat aturan tersebut bukan..! Pasti ada anak yang iri akan hal tersebut atau membuat mereka ingin melakukan kerusakan”
“sebenarnya, karena ada beberapa anak yang mengganggu doll sebagai mainan dan alat, sepertinya membuat tuan muda Dion tidak senang dan mulai berkelahi”

“anak-anak yang lain ingin bermain dengan tuan Dion, namun tuan Dion lebih memperdulikan doll nya daripada anak yang lain. Karena merasa iri melihat kedekatan tuan dan doll nya, anak yang lain mengerjai doll tersebut hingga lengan kanannya rusak”
“mereka merusak lengan satunya..?”

“yah ! anak- anak itu telah mengaku salah, dan meminta maaf, namun...”
“namun ?”

“tuan muda Dion, juga melukai lengan kanannya..”
“apa kata anda..!!!?”
“dimana ia sekarang ?”

“maaf, tuan Samuel. Sekarang ia sedang berada ditempat pengobatan dan mengunci diri bersama doll nya”

“karena itu, bisakah anda membujukknya sebagai orang tuannya”
Sementara itu di ruang pengobatan sekolah Dion.
“tuan, saya akan membalut luka anda !”

“hei, dollker. Bisakah kamu tidak memanggilku dengan sebutan “tuan” terus”
“panggil aku dengan namaku saja, Dion !”
“tapi, tuan..?”

“bukankah kita teman dan tidak ada panggilan “tuan” dalam pertemanan kita”
“jadi, ayo sebut nama saja ok !!” “baiklah, Dion”

“hmmm...hmm.. itu bagus, Kerley”
“mulai sekarang, aku akan memanggilmu dengan Kerley juga”
“bagaimana dengan lenganmu, Kerley ? apa masih dapat digerakkan ?”
“hmm.. tidak apa-apa Dion. Ini masih dapat bergerak”

“ya, tapi mereka benar-benar sudah keterlaluan”
“tidak apa-apa Dion, sekarang ini terpenting adalah lukamu”
“Kerley, bagaimana bila kita hari ini bolos !!”

“apa...?”
“tidak apa-apa ya. Cuacanya sedang bagus-bagusnya. Ayo pergi ke pasar atau jalan-jalan kemana yang kamu suka Kerley !!”
“Dion ! tidak untuk hari ini, kamu sedang terluka, kesehatanmu harus kamu jaga.  hari ini kamu harus istirahat dan aku juga merasa bersalah karena lukanmu”

“kenapa ? ini ulahku sendiri”
“Dion !!”
“baiklah, baik. Kalau gitu maukah kamu menolongku untuk mengambilkan tas ku di dalam kelas. Kita akan pulang aku tunggu disini !”

“hmmm.. ya, baiklah”

Kerley pun berjalan menuju kelas Dion dan mengambil tas. seorang anak datang menghampiri Kerley.

“hei doll !! bagaimana keadaan Dion ? apa dia baik-baik saja”
“Dion baik-baik saja. Hanya keseleo saja, kamu tidak perlu kawatir”

“ha.., begitu ya. Hei doll, aku minta maaf karena telah menganggumu dan lenganmu itu. Aku cemburu kedekatanmu dengan Dion, kami selalu ingin dekat dengan nya namun ia menolaknya”

“aku benar-benar minta maaf. Tolong maafkan aku. Tolong sampaikan maafkan juga kepada Dion”

Mendengar pengakuan temannya, anak-anak yang lain yang menjahili Kerley pun berdatangan satu persatu untuk meminta maaf juga.

“hmm.. aku baik-baik saja, Dion juga baik-baik saja”

“aku terima permintaan maaf kalian semua, aku senang ternyata tuan Dion sungguh memiliki teman yang baik dan suka padanya”
“akan saya sampaikan pesan kalian semuanya”

“ha...~, terimakasih doll”
“nama saya doll Kerley, panggil saja Kerley. Itu nama pemberian Dion”

“ya, Kerley”
“terimakasih”

Setibanya di rumah, Kerley enceritakan semuanya, lewat tayangan video yang ia rekam dan Dion tertawa.

“hahahhaha..hahah, kamu hebat Kerley”
“tidak, tuan Dion yang hebat !”
“Kerley ..?”

“ah, maaf, Dion !”
“hahahha..haha..ahah..”

            *****BERSAMBUNG******

Hwuaaaaaàaaah....
Huks..hiks... sampai disini lanjutan dari "D" dan stay terus nya untuk postingan lanjutannya... hmm hmmm penulis lagi galau, sampai kebawa bawa curhat kesini. Huaaaaaaaaaa ok kembali k diri awal. Hmm.. tenang kan diriku !!!!!
See you next time 😂

Part sebelumnya Disini, jika mau lihat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berkomentarlah dengan kata yang bijaksana