Nah ini dia lanjutan dari cerita
"Blank Memory". Bagian ke-4 semoga kalian suka ya.
***
18 tahun kemudian.
Sekarang yuda telah diberi nama baru oleh
dokter sutio, yaitu Aris Sutiovindra. Panggilan akrab Aris.
Aris sekarang sedang menjalani studi di
sebuah universitas ke dokteran dimana dokter sutio pernah belajar saat ia masih
muda dulu. Dan perkembangan aris sungguh sangat maju sekali. Dengan asuhan dari
dokter sutio yang sangat menganggap aris sebagai anak nyaa sendiri. Dan hingga
saat ini ingatan saat ia masih kecil hilang dan tidak tau kelanjutannya.
Dokter sutio juga berusaha membuat terapi untuk menimbulkan ingatan tersebut
namun belum ada perubahan.
Aris sekarang telah memiliki seorang
dambaan hati bernama Femi.
Femi, gadis manis yang lembut dan berada
di jurusan yang sama dengan Aris. Femi adalah putri ada seorang anak direktur
rumah sakit swasta.
"Aris..!!
Aris pun menoleh ke belakang, seorang
kekasih pujaan hatinya datang menghampiri.
"Femi..? Kamu ngak masuk kelas..??"
"Belum. Doktor yang ngajar ngak bisa menghadiri kelas
jadi diundur jadi 2 jam lagi baru masuk.."
"Ho..lalu kamu mau kemana sekarang..?"
"Aku mau ngajak kamu makan di taman.. yok!"
"Taman..?"
"Hmm.. aku buat kan kami nasi goreng spesial untuk
mu..."
"Kamu yang masak nya..!"
"Yup dong..! Untuk aris ku tersayang tentu
aja..!!"
"Hmm. Baiklah ayo kita ke taman.."
"Ok"
Dengan wajah riang femi mengajak aris
untuk makan makanannya bersama. Dikenal sebagai koki yang handal, femi
menyiapkan nasi goreng yang sangat di sukai oleh aris.
Sesampainya di taman kampus.
"Kita duduk dimana nih, Femi..?"
"Aris? Gimana di sana aja ada bangku kosong
tuh.."
"Ya udah, ayo kita kesana..."
"Aris. Ini dia nasi goreng spesialnya tadaaaa..."
"Wah. Kelihatannya lezat banget.., aku coba dulu
ya"
Aris pun mencoba nasi goteng spesial
buatan femi sesuap demi sesuap.
"Hmm..femi ini lezat sekali.., apalagi telur dadar
yang kamu buat ini..!"
"Ha.. benarkah. Makasih...aku bahagia kalau kamu
senang"
"Nih.. kamu juga harus makan juga..!!"
Aris menyodorkan sesendok nasi goreng ke mulut femi.
"Ayo nih.. buka mulut mu..!!"
"Hee... aku bisa memakannya sendiri..?"
"Ngak apa nih.."
"Sesuap aja ya.."
"Huam..hmm..yummyy"
"Aris, udah ah malu.. kamu aja suap sendiri"
Selesai makan pun mereka berdua berbincang
bincang tentang pelajaran kuliah mereka.
"Jadi setelah doktor itu keluar, aku baru dapat keluar
dan menemuimu"
"Oh ya.. gimana rencana kita minggu ini, aris mau kan
nemani aku untuk mencarikan hadiah untuk teman ku??"
"Kapan..??"
"Hmm.. kamu lupa ya...??!"
" hmm.. janji beli hadiah... kemana..?"
"Kamu lupa kan..??!"
"Ngak aku ingat kok, Femi.!!"
Hari yang dijanjikan pun tiba dan aris
telah duluan menunggu femi di depan rumahnya.
"Aris....!!"
"Maaf lama menunggu ya.."
"Ngak apa untuk mu apa sih yang ngak..??"
"Cie..cie.. menggombal ya..??"
"Hehehhehe.. ngak juga sih..."
Aris pun nemanin femi ke sebuah butik.
Femi telah jalan duluan dan turun dari mobil sedangkan aris pergi memakirkan
mobilnya.
Selangkah kaki sebelum memasuki butik.
Femi di sengol oleh seorang anak pejalan kaki.
"Heh..dompet
ku..?"
Sekilas setelah itu femi berteriak bahwa
dompetnya dicuri oleh anak tadi.
Femi dengan cepatnya berlari mengikuti
anak tersebut. Aris yang baru datang menghampiri femi kebingungan.
"Aris dompet ku di curi... dompet ku hilang..anak
tadi..?!"
"Anak itu mencurinya..??"
Aris pun ikut mengejar sang anak. Anak
yang mencopet tadi berlari hingga ke daerah kumuh.
Rumah rumah yang terbuat dari susunan
kardus bekas yang dijadikan atap berlindung dari panas dan hujan.
"Hah...ah..kemana
anak tadi..?"
Anak tadi berhasil hilang dari pandangan,
dia bersembunyi di balik tiang besar papan reklame.
"Dengan uang ini, adikku bisa makan enak.."
"Heh..dapat..! Dompet siapa ini..?"
Seorang pemuda datang dan mengambil dompet dari sang anak.
"Kak gani..! Itu dompet ku kak..!"
"Heh..dompet mu. Gak mungkin dengan uang sebanyak ini
didalamnya..?"
"Kamu mencopet lagi,Toni...?"
"Kan kakak udah bilang jangan..! Kalau kamu mau dapat
uang kamu ngamen aja atau bantu bantu di pasar"
"Tapi kak, sasa adikku mau makanan..hiks..hiks.."
"Kenapa
kamu ngak tany kakak dulu...?"
"Lalu dompet ini kamu harus memulangkkannya kembali
sekarang...!"
"Tapi kalau aku tertangkap bagaimana...?!"
"Kamu tenang aja, kak gani dengan kamu kok
ya..!!"
"Ayo..tunjukin jalan dimana kami mencopetnya.. orang nya
pasti masih di dekat sana kan.."
"HEI..KAMU..!!"
aris datang secara tiba tiba dari belakang
dan memukul wajah Gani.
Gani yang kaget pun membalas memukul wajah
Aris.
"Dasar pencopet..!!"
"APAAA...!!"
BUK..BUK..BAK...BUUKK..
adu pukulan telah terjadi saat itu.
"Kak
gani..kak gani....hentikan jangan pukul kak gani!!"
Tidak lama kemudian Femi datang.
"Haa..!"
Ariss......tidak..!"
Kejadian adu pukul pun berhenti setelah
petugas keamanan yang berada di dekat lokasi tersebut datang melerai dan
membawa keduannya ke kantor polisi terdekat.
"Pak, anak ini mencopet dompet saya..."
"Pak, saya dipukuli duluan oleh nih orang..!!"
"Apa kata mu, kamu pasti bos nya yang menyuruh anak
sekecil dia mencopet ya kan..??!"
"Apa? Kamu salah kami baru mau mengembalikan tuh
dompet.. tapi kamu mau pukul orang saja"
"Tetap saja kalian mencopetnya. Pak kasi hukuman yang
berat pak..?! Biar jera..!!"
"Apa hukuman kurung pak..? Jangan pak. Kami mau
balikin tuh dompet tadi beneran Pak..!!"
"Yah, mana ada maling yang ngaku kan..?"
"Pak percaya lah sama kami Pak "
"Sudah sudah. Melihat bukti yang ada terpaksa
kami akan mengurung kamu ditahanan..!"
"HAHH...JANGAN PAK...KAK GANI NGAK SALAH APA
APA..!!"
"Toni yang salah pak hijs..hiks.., toni mencopet karna
sasa mau makan pak.."
"Sasa lagi di rumah tidur sambil memengangi perutNya
terus di rumah.."
"Perut sasa sakit pak hikss.hiks.. saya mohon jangan
kurung kak Gani, pak..!!"
"Sasa itu siapa..??"
"Adik saya...hiks...hiks...hweee.."
Mendengar perkataan toni, Femi merasa
prihatin. Lalu memandang Aris.
"Pak.., ngak usah sampai dikurung pak. Ceramahin aja
gak pa pa. Yang penting dompet saya udah kembali lagi"
"Femi..?"
"Apa benar ngak apa apa...? "
"Kita selesai kan ini baik baik saja pak. Tadi pun dia
bilang mau kembalikan dompet nya juga kan..!"
"Ya pak..."
"Terserah adik kalau mau nya kasus ini di cabut ya
sudah. Tapi harap isi keterangan ya"
"Ya pak.."
"Aris kamu ngak apa apa..?"
"Hmm..ngak cuma memar dikit aja kok.."
"Hmm ya udah..."
"Oh ya, adik nama nya siapa tadi..?"
"Toni. Kak maaf ya kak udah ambil dompet kakak..toni
minta maaf.."
"Aku juga atas nama toni minta maaf.., tapi kalau
masalah nonjok aku ngak akan minta maaf karna bukan aku yang mulainya."
"Apa katamu..?"
"Aris sudah lah, semua sudah ngak apa apa. Kamu juga
duluan yang main pukul kan..!!"
Aris hanya dapat terdiam.
"Terimakasih sekali lhoh.. udah nyabut tuntutan
kasusnya"
"Ya. Tapi kalau boleh aku bertemu dengan adik toni,
sasa..!!?"
"Kakak mau ketemu sasa..?"
"Iya. Tapi sebelum itu ayo beli makanan dulu.."
"Aris kamu mau kan menunggu dirumahnya toni,"
"Mungkin mas gani mau nunjukin jalannya sembari kami
(toni) beli makanan dulu di warung sana..?"
"Hmm baiklah"
Pasrah aris mengikuti semua pinta dari Femi dan berjalan
dengan Gani.
"Hmm..maaf yang tadi"
"Hmm..ya. ngak pa. Aku juga"
"...."
"..."
"Kamu nurut banget sama tuh cewek, pacarnya
ya..??"
"He..! Iya.."
"Ho..."
"Napa..?"
"Ngak ada. Orang nya baik"
"....."
".."
"....?"
"...."
"..hmm..?"
"..."
"Dimana rumah nya.?"
"Dekat tempat tadi.."
"..."
"......................"
"Nah, ini rumahnya...!"
"Tunggu dulu ya..?"
"......."
"SASA....!! SAAAAASA..!!"
"Ada apa..?"
"Badanya panas banget....!"
"Dan kejang kejang gitu...!!"
"Apa..?"
"Bagaimana ini..kita harus membawa nya ke dokter"
"Sini biar ku periksa..!!"
"Hah...!!"
Dengan sigap, Aris pun memeriksa
sasa.
"Hah.. ini harus dibawa ke rumah sakit
secepatnya.."
"Ayo kita bawa.., !"
"Tunggu disini aku akan segera mengambil mobil di
parkiran..!!"
"Yah..!!"
Aris berlarian menuju parkiran. Ada
seorang pasien yang butuh penangan secepat mungkin. Dan beberapa menit kemudian
Aris datang dengan mobilnya.
"Aris...cepat...!"
"Iya aku tahu. Ayo semuanya masuk kemobil"
Sasa pun dilarikan ke rumah sakit
terdekat. Dan keadaan pun menjadi tenang.
"Huwaaaa...aaa hiks..hiks...sasa"
"Udah..uda..toni. sasa udah ngak kenapa kenapa lagi
kok ya.."
"Sasa cuma lagi tidur. Tenang aja ya.."
"Hah... kami benar benar berterimakasih banyak. Bila
tidak ada kalian mungkin entah apa yang akan terjadi pada Sasa."
"Ya sama sama. Untuk biaya rumah sakitnya kalian ngak
usah bayar"
"Nanti biar kami yang urus..!"
"Apa...?? Tapi itu kan.."
"Ngak apa apa..,yang punya rumah sakit ini adalah
keluarganya Femi"
"Dia udah mengurus semuanya.. jadi tenang saja.."
"Aku benar benar berterimakasih. Kalian pun juga telah
memaaf kan kami atas pencopetan tadi, membelikan makanan untuk toni dan
sekarang ini...??!"
"Hmm..mungkin ini ada hikmah di dalamnya yang kita
tidak tau."
"Ya. Kamu benar. Kalau kita tidak bertemu karna kasus
itu. Aku tidak tahu apa yang akan terjadi pada Sasa sekarang..!"
"Oh ya kita belum berkenalan kan..?"
"Hmm..ya juga. Namaku Gani."
"Namaku Aris"
Pertemuan yang tidak terduga. Dimana
diawali dari kasus pencopetan ini lah semua nya akan berkembang mengungkap
sebuah berita besar bagi diri Aris, Femi dan Gani.
Setelah 2 jam. Sasa pun sadarkan dirinya.
" bang toni..? Lapar.."
"Sasa dah bangun..!! Kak gani.."
"Hah iya. Ayo sasa makan ya.."
Keadaan pun dapat diatasi dengan baik.
Setelah itu Aris dan Femi pun pamit dengan yang lainnya.
"Aris, ayo.. kita pulang sekarang biarkan mereka
sendiri.."
"Hmm.. baiklah. Kami permisi pulang dulu ya"
"Terimakasih banyak Aris dan Femi. Terimakasih
sekali"
"Ayo Toni kamu juga!"
"Iya. Makasih kak Femi dan bang Aris. Udah bawa Sasa
berobat.. hiks..hiks..."
"Ya sama sama. Kami permisi dulu ya"
"Ya."
"Mungkin besok kami akan menjenguk lagi kemari"
"Ya sekali lagi terimakasih banyak"
Aris dan Femi pun kembali ke kegiatan
mereka yang tertunda. Dan sore pun datang dengan cepat.
"Aris, wajah mu benaran ngak apa apa kan..?"
"Ngak masalah, cuma lebam dikit aja kok. Nanti sampai
dirumah ku beri salep aja"
"Ya udah. Aku masuk ke dalam rumah dulu ya. Kamu yakin
ngak mampir dulu sapa papa aku"
"Ngak apa. Aku pulang dulu ya..!"
"Ya udah deh. Makasih dah temanin aku. Makasih udah
bantu aku tentang yang tadi pagi itu"
"Iya. Ngak apa apa Femi ku sayang..hehehe.."
"Heh.. udah bisa gombal berarti udah sembuh nih
lebamnya ya.."
"Aduh masih sakit tahu.."
"Hehehe.."
Aris pun pergi kembali pulang ke rumahnya.
Dan sesampai di rumah dokter Sutio kaget melihat luka lebam di wajah Aris.
"Ris..Aris...!!"
"Ya. Ayah ?"
"Kenapa tuh wajah mu..?"
"Ha. Iya, aku akan segera obati. Salep ada di
lemarikan...?"
"Iya. Tapi itu kenapa kok bisa gitu...? Kamu berantem
ya..!!"
"A-aa...haha. cuma ada sedikit kejadian tadi saat
nemanin Femi"
Aris dan dokter Sutio selalu terbuka satu
sama lain. Dokter Sutio selalu mencari tahu apa yang menjadi kegiatan anaknya.
Keesokan harinya sesuai janji. Aris dan
femi pun datang kembali kerumah sakit. Namun saat mereka berdua telah sampai di
sana. Ruang yang menjadi tempat perawatan sasa kosong tidak berpenghuni.
"Aris.. kemana mereka pergi..?"
"Apa mereka sudah pulang ya.."
"Kita tanya saja ke perawat..?!"
"Iya. Itu lebih baik"
Mereka pun menanyai perawat yang sedang
berada di reseptionis.
"Maaf, mau nanya buk..? Pasien yang dirungan dahlia 2
sudah pulang ya..??!"
" dahlia 2 ? Tunggu sebentar ya dek..?"
"Heh..adik ini. Anak nya dokter Gunawan ya..!?"
"Ah...iya buk."
"Ah..haha. sepertinya pasien dahlia 2 memang sudah
pulang tadi malam"
"Dan resep obatnya juga sudah
diambilnya"oh..kalau begitu makasih ya buk"
"Ha..iya sama sama"
Femi memandangi wajah Aris.
"Udah ngak kelihatan lebamnya"
"Hmmm.. itu berkat perhatianmu"
"Udah deh. Jangan gombal lagi.."
"Aris, kita lihat sasa yuk ke rumah nya..?!
Ya..ya..ya"
"Apa yang kamu mau aku turutin deh"
"Huuu..Aris ku yang manja. Kita udah seperti pasangan
nikah saja"
"Mudahan secepatnya.."
"Benaran Aris..??"
"Aku sudah bilang ke ayah. Tapi apa papa mu setuju
Femi"
"Aku akan membicarakannya dengan papa
nanti...hehehe.."
"Ayok pergi ke rumah toni dan sasa!!"
"Ok"
Aris dan femi pun berbalik arah dan menuju
ke rumah kardus tempat mereka sebelum nya berada.
Saat pagi hari terlihat jelas bila rumah
rumah kardus tersebut tidak bisa ditinggali. Karna bila hujan masih kebasahan
dan bila panas masih belum dapat meneduhkan..
Melihat secara jelas. Masih ada masyarakat
yang mengalami hal ini.
Aris dan sasa pun bertemu dengan sasa.
Yang keadaannya sudah mulai pulih seperti biasa.
"Wah..banyaknya kue."
"Iya dimakan saja ya Sasa.. itu memang kakak
belikan khusus untuk sasa dan bang toni."
"Oh ya, toni. Bang Gani kemana..?"
"Bang Gani mungkin sekarang lagi ada di pasar kak. Dan
lagi bang Gani ngak tinggal disini..?!"
"Rumahnya ada di kontrakan sana"
"Oh gitu. Kakak kira kalian tinggal sama"
"Ngak kak."
"Ya udah. Kalau bang Gani nya ke tempat kalian. Toni
bisa berikan kartu nama ini pada bang Gani. Dan ini satu untuk Toni. Kalau
kalian butuh sesuatu untuk hubungi kakak ya"
"Ha.. makasih kak"
"Iya"
Setelah itu aris dan femi pun pulang
kembali. Untuk mempersiapkan ujian mereka yang akan diadakan dua hari
lagi.
***
***B*E*R*S*A*M*B*U*N*G***
Yup. Sobat ku itu dulu sambunhan cerita
untuk Blank Memory bagian 4. Nantikan lagi kelanjutan ceritanya ya..
Terimakasih
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan kata yang bijaksana