Cerita sebelumnya
:
Tio
memberitahukan kepada Kiki bahwa benar foto yang ada di dalam file laptop
kakaknya adalah pak Fuji saat muda sepertinya. Kiki pun meminta bantuan Tio
untuk menunjukkan dimana tempat Tio dan teman sekolah melakukan perkemahan
waktu itu dimana di sanalah pak Fuji tinggal dan bersembunyi.
***
Lereng Gunung lanjutan 15
Tepat hari
minggunya Kiki dan adiknya Tio berangkat ke tempat perkamahan , dimana Tio
bertemu dengan pak Fuji. Kiki sangat bersemangat akan hal itu karena dapat
menemukan kasusu yang benar-benar merupakan kasus kriminal impiannya.
“Tio, udah siap..??! Ayo berburu..!!”
“Ehh.., emang kakak mau ngapain coba..?!”
“Ayo berburu penjahat..!!”
“...”
Kiki dan Tio pun
pamit dengan kedua orang tuanya. Dan untuk tujuan kepergian mereka dirahasiakan
dari pak bino. Mereka hanya mengatakan pergi beli buku untuk Tio di toko buku.
Karena hal tersebut belum terjamin, maka dari itu perlu kerahasian terlebih
dahulu.
Setelah beberapa
jam dalam perjalanan, Kiki dan Tio pun sampai. Tio pun menunjukkan lokasi
tempat penginapan mereka saat perkemahan. Kiki ingin mengali informasi dari
tempat itu terlebih dahulu. Berdasarkan informasi Tio bahwa penginapan yang
mereka kunjung saat perkemahan telah berdiri lama dan pastinya pemilik atau
pekerja dilingkungan tersebut mengetahui hal-hal yang pasti terjadi di
lingkungannya.
“Selamat siang, mau nginap dek..??”
“Heh.., maaf sebelumnya buk. Kami hanya ingin
bertanya boleh..??”
“Oh, ya ngak apa-apa silahkan. Apa yang mau
ditanya..?”
“Heh.. Ini adek dari sekolah yang dulu kemah
di dekat sinikan..??”
“Ibuk masih ingin saya..??!”
“masih lah, kan adek dan teman-teman yang
paling enerjik sekali, ya kan..!! waktu
itu makasih ya udah bawain belanjaan ibuk”
“haa.., sama-sama buk”
“oh, jadi ini ibu nya ya..??!”
“aduh buk, nusuk banget.. sama tua amat ya
buk..,”
“maaf, buk ini kakak saya...”
“he.., maaf ya dek. Kirain ibunya..”
“hahahaha.. ngak apa buk”
“haa.. udah tua ya..??! hahaha”
“ngeledek kamu ya, Tio !!”
“ampun kak, manis deh”
“manis doang, cantiknya mana..??!”
“iya, iay deh kakak yang manis dan cantik,
plus bawel”
“Tiooo...”
“udah ah, kakak mau tanya apa sama ibuk nih..”
Kiki pun sadar dari candaannya dengan Tio.
“ah, ya maaf buk..”
Kikipun
menanyakan tentang kejadian-kejadian apa saja yang ada di lingkungan penginapan
dan lebih rincinya yang berhubungan dengan gunung atau bukit yang ada di
sekitar.
Ibuk pemilik
penginapan sedang membayang-bayangkan ingatannya kembali tentang apa kabar yang
baru-baru ini terjadi. Namun sebelum itu ibuk itu bertanya, siapa Kiki
sebenarnya.
“adek, nanya gini.. apa reporter ya..?”
“ngak, buk. Saya detektif dan kebetulan saya
mendengar bahwa salah satu warga sini merupakan pelaku yang menyembunyikan
identitasnya sebenarnya ibuk”
Kiki pun
menceritakan kisah lengkapnya pada ibuk tersebut. Dan sampai kesimpulan bahwa
pak Fuji yang merupakan tersangka atau pelaku utamanya masih aman dan
berkeliaran di lingkungan itu.
Ibuk tersebutpun
menceritakan bahwa memang ada kejadian beberapa hari ini, tentang kasus
hilangnya seorang gadis yang mau pulang ke rumah orang tuanya. Ia menghilang
saat ingin pergi dan sampai sekarang belum ketemu. Ibuk itu juga mengatakan
bahwa, gunung yang menjadi tempat perkemahan Tio tidak jauh dari sana juga
terjadi kejadian yang dikenal warga sebagai tempat bunuh diri orang-orang. Dan
sering ditemukan mayat disana. Namun hanya sedikit yang mendapat kabar tersebut
karena jangkauan komunikasi di lingkungan setempat masih belum terlalu maju.
Dan kami pun meminta untuk tidak terlalu memperbesar berita tersebut, karena
kalau tidak begitu tidak akan wisatawan yang akan mengunjungi tempat kami.
Kiki pun terus
bertanya dan menunjukkan sebuah foto kepada ibuk penginapan.
“apa ini..??”
“buk, kenal orang ini. ini foto saat dia masih
remaja dan kalau sekarang mungkin umur 30 tahunan buk”
“lho.. ini kan fotonya Seno !!”
“Seno ?”
“apa ibuk ngak salah buk, dia tinggal di
daerah sini buk..??”
“iya, dia tinggal dekat halte bus sana.., ada
apa dengan Seno..??”
“jadi namanya Seno ya buk”
“iya, apa dia ada dalam kasus..??”
“hahaha..., ibuk tenang aja ngak kok. Ini
teman lama saya, kebetulan dia tinggal di daerah sini katanya. Jadi saya mau
sekalian mampir”
“oh gitu ya.., rumahnya ada disana kok. Tapi Seno
udah lama sih tinggal sendiri selama ini. dia jarang keluar, kalau keluar
paling kesawah atau belanja aja terus ke bukit tuh nyari batu”
“keb bukit buk,? “
“iya ke bukit, udah kegemarannya nyari batu,
atau tumbuhan apalah semenjak iya pindah kesini”
“oh.., kalau gitu makasih ya buk atas
infonya..”
“udah itu aja,?”
“ya buk terimakasih buk”
“ya, sama-sama. Eh besok kalau mau kemah
nginap disini lagi aja ya, Tio”
“iya buk, pasti. Kami pamit buk”
Kiki dan Tio pun
melangkah ke arah yang ditunjukkan oleh ibuk penginapan tersebut, yaitu di
dekat halte bus. Selama ini pak Fuji menganti namanya dengan Seno dan masih
melakukan kejahatan. Dan apa yang dilihat oleh Tio dan teman-teman adalah
benar. Karena itu Tio diikuti.
“untung kamu dapat lari saat itu, Tio”
Kiki memeluk adiknya dnegan erat.
“ih, kakak nih ngapain sih bau nih..”
“apaan sih, harum kok aku pakai parfum kok”
“tapi kenapa kakak bohong tadi, ngaku-ngaku
teman pak Fuji ?”
“kalau ngak gitu, nanti takut nya ada yang
dengar lalu main ribut dan pak Fuji kabur lagi karena ke gaduhan tersebut.
Lebih baik serang secara sembunyi”
“tenang kok, kakak udah menghubungi orang
terpercaya kok”
“si bos tamvan kakak ya, Pil...”
Kiki dan Tio pun sampai di depan rumah
yang dimaksud namun tidak menemukan tanda-tada keberadaan seseorang. Walau
begitu dapat dipastikan ada yang menghuni rumah tersebut.
“sepertinya pak Fuji sedang di luar, kak..?!”
“sepertinya begitu”
Kiki pun memutuskan untuk memeriksa
bagian belakang rumah pak Fuji dan terkejut dengan apa yang dilihatnya. Sebuah
bungkusan.., sebuah bungkusan besar yang dkerumuni lalat dan kairan amis. Amis
seperti bau dari bau darah. Si samping itu ada sebuah skop yang masih kotor.
Dengan beberapa cairan kimia yang diteteskan ke cairan amis tersebut dapat
membuktikan bahwa itu darah atau tidak dan ternyata tepat sekali. Cairan itu
memanglah darah.
“kenapa ada darah di skop, dan di plastik
itu..??!”
“kak, Tio jadi takut kak..!!”
Tio merasakan suasana yang mencekam
tiba-tiba. Kiki sedang memeriksa bagian belakang rumah dan Tio menunggu di
bagian depan rumah. Kebetulan cuaca yang tadi cerah tiba-tiba menjadi mendung
beserta angin-angin.
“kak, mau hujan nih.. jadi dingin
nih... kakak cepa-“
“ada apa Tio ?? tunggu bentar lagi ya..!!”
“KAKAkkkkk-.... !!!”
Kiki kaget mendengar suara teriakan Tio dan
bergegas menuju depan rumah.
“Tio, ada ap- !! APA YANG KAMU LAKUKAN PADA
ADIK KU..??!”
Di hadapan Kiki, Tio telah terkapar di
tanah dan pak Fuji yang sedang membawa skop. Pak Fuji berjalan menuju Kiki,
perlahan berjalan perlahan tanpa ekspresi sambil menyeret skop nya yang besar.
Semakin lama semakin berjalan cepat dan berlari menuju Kiki. Skop yang tadi di
seret sekarang pak Fuji angkat dnegan tinggi dan mengarahkannya paada Kiki.
Kiki memutar arah ke belakang
rumah. Sambil berlari, Kiki berusaha
menekan tombol handphonenya meminta bantuan. Pak Fuji mengikuti ke belakang
rumahnya, Kiki melemparkan beberapa barang kearah pak Fuji namun berhasil
ditangkisnya.
“TIO..!! BANGUN TIO..!!!! BANGUN..!!!”
Sambil menghindari pak Fuji, Kiki
berteriak memanggil adikknya. Jarak antara rumah satu dengan yang lainnya
memiliki jarah yang cukup jauh. Sehingga suara teriakan hanya terdengar kecil
dari rumah lainnya.
Karena paniknya Kiki terjatuh, Kiki
berusaha tetap untuk menghindar. Sekarang sampai di bagian depan rumah lagi..
dan Kiki berusaha untuk menjahui Tio. Kiki kabur kearah halte bus. Namun
sebelum sampai Kiki tersamdung batu dan terkapar di tanah. Sambil terus
berteriak memanggil nama adiknya.
“TIO..!!! KAMU DENGARRRR... BANGUN TIO !!!”
“BANGUUUUUUN !!! BANGUN ! BANGUN ! BANGUN ! TIO..TIO...TIO..”
“TIO !! TIDAK TIO..... BANGU-“
Skop pak Fuji melanbung ke arah Kiki.
Pak Fuji melemparkan skopnya ke udara dan mengenai kepala Kiki sedikit. Kiki merasa
pusing dan pandangannya menjadi kabur. Pak Fuji berlari menuju Kiki, dan
mengambil kembali skop nya lalu.
Pak Fuji pun tumbang.
***
Akhirnya, Kiki dan Tio terselamatkan. Di waktu
yang tepat ibuk penginapan datang untuk mengantarkan topi Tio yang tertinggal
di penginapan. Sungguh ibuk yang baik sekali. Dan disaat itulah ibuk tersebut
melihat pak Fuji atau warga sekitar kenal dengan Seno, sedang mengejar Kiki
dengan skop dan melihat Tio terkapar di tanah. Pak Fuji pun dalam kodisi tidak
sadarkan diri dibawa ke kantor polisi oleh warga, karena di pukul dengan skop
oleh ibuk penginapan dari belakang.
Dan setelah beberapa hari kemudian,
terungkaplah seluruh kejahatan pak Fuji/Seno tersebut. Kejadian di lereng
gunung, gadis yang menghilang, dan kasus yang katanya bunuh diri. Semua itu
adalah perbuatan pak Fuji. Termasuk kasus yang mengakibatkan dipenjaranya pak
Bino.
Kini semua telah terungkap, Fuji pun di jatuhi
hukuman sesuai perbuatannya. Dan kasus pertama Kiki yang benar-benar sukses
dilakukannya. Dan Tio pun meminta hadiah dari Kiki. Dalam kejadian tersebut,
syukurlah Tio hanya pingsan dan luka sedikit di keningnya.
“jadi, mau
hadiah apa..??!”
“hmm.., ha.
Aku ada ide. Tio mau hadiahnya, makan bareng sama-sama di restoran bagaimana
kak ?”
“makan di
restoran aja, ok boleh. Pilihlah menunya sesuka hati mu, Tio !!”
“ok. Kalau
gitu. Kakak Pil main kan musiknya..!!!”
“heh.. apaan
nih, kok ada Pil disini. Ngapain dia disini.., kan kita makan berdua aja, Tio...!!!”
“maaf kak, Tio
dan kak Pil udah sepakat. Jadi ayo nikmati aja kak..!!!”
“heeeeeeeeeeeeeeeeeeh..!!
apa nya yang dinikmati !!”
“sayang......!!!!
Kiki sayang ku-“
“Pil !!
cukup malu diliatin orang banyak”
“cie...cie..”
~END~
Wah, akhirnya selesai juga. Selesai di
lereng gunung ke-15. Ya, begitulah sobat ceritaku kali ini. Terimakasih bagi
kamu yang udah baca ini sampai akhir. Jangan lewatkan cerita karanganku yang lainnya
juga ya, kamu dapat memeriksanya di daftar karangan. Baiklah sekali lagi
terimakasih dan sampai ketemu di postingan yang lainnya.
Tinggalkan kesan dan saran
ya untuk ku ini, aku akan lebih bersemangat bila kamu mau memberiku saran atau
kesan mengenai cerita ini. ok terimakasih J
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan kata yang bijaksana