Laman

Selasa, 12 September 2017

Lereng Gunung lanjutan 15

Cerita sebelumnya :

Tio memberitahukan kepada Kiki bahwa benar foto yang ada di dalam file laptop kakaknya adalah pak Fuji saat muda sepertinya. Kiki pun meminta bantuan Tio untuk menunjukkan dimana tempat Tio dan teman sekolah melakukan perkemahan waktu itu dimana di sanalah pak Fuji tinggal dan bersembunyi.

***

Lereng Gunung lanjutan 15

Tepat hari minggunya Kiki dan adiknya Tio berangkat ke tempat perkamahan , dimana Tio bertemu dengan pak Fuji. Kiki sangat bersemangat akan hal itu karena dapat menemukan kasusu yang benar-benar merupakan kasus kriminal impiannya.

“Tio, udah siap..??! Ayo berburu..!!”
“Ehh.., emang kakak mau ngapain coba..?!”
“Ayo berburu penjahat..!!”
“...”

Kiki dan Tio pun pamit dengan kedua orang tuanya. Dan untuk tujuan kepergian mereka dirahasiakan dari pak bino. Mereka hanya mengatakan pergi beli buku untuk Tio di toko buku. Karena hal tersebut belum terjamin, maka dari itu perlu kerahasian terlebih dahulu.

Setelah beberapa jam dalam perjalanan, Kiki dan Tio pun sampai. Tio pun menunjukkan lokasi tempat penginapan mereka saat perkemahan. Kiki ingin mengali informasi dari tempat itu terlebih dahulu. Berdasarkan informasi Tio bahwa penginapan yang mereka kunjung saat perkemahan telah berdiri lama dan pastinya pemilik atau pekerja dilingkungan tersebut mengetahui hal-hal yang pasti terjadi di lingkungannya.

“Selamat siang, mau nginap dek..??”
“Heh.., maaf sebelumnya buk. Kami hanya ingin bertanya boleh..??”
“Oh, ya ngak apa-apa silahkan. Apa yang mau ditanya..?”
“Heh.. Ini adek dari sekolah yang dulu kemah di dekat sinikan..??”
“Ibuk masih ingin saya..??!”

“masih lah, kan adek dan teman-teman yang paling enerjik sekali,  ya kan..!! waktu itu makasih ya udah bawain belanjaan ibuk”
“haa.., sama-sama buk”
“oh, jadi ini ibu nya ya..??!”
“aduh buk, nusuk banget.. sama tua amat ya buk..,”
“maaf, buk ini kakak saya...”
“he.., maaf ya dek. Kirain ibunya..”
“hahahaha.. ngak apa buk”
“haa.. udah tua ya..??! hahaha”

“ngeledek kamu ya, Tio !!”
“ampun kak, manis deh”
“manis doang, cantiknya mana..??!”
“iya, iay deh kakak yang manis dan cantik, plus bawel”
“Tiooo...”

“udah ah, kakak mau tanya apa sama ibuk nih..”
Kiki pun sadar dari candaannya dengan Tio.
“ah, ya maaf buk..”

Kikipun menanyakan tentang kejadian-kejadian apa saja yang ada di lingkungan penginapan dan lebih rincinya yang berhubungan dengan gunung atau bukit yang ada di sekitar.

Ibuk pemilik penginapan sedang membayang-bayangkan ingatannya kembali tentang apa kabar yang baru-baru ini terjadi. Namun sebelum itu ibuk itu bertanya, siapa Kiki sebenarnya.

“adek, nanya gini.. apa reporter ya..?”
“ngak, buk. Saya detektif dan kebetulan saya mendengar bahwa salah satu warga sini merupakan pelaku yang menyembunyikan identitasnya sebenarnya ibuk”

Kiki pun menceritakan kisah lengkapnya pada ibuk tersebut. Dan sampai kesimpulan bahwa pak Fuji yang merupakan tersangka atau pelaku utamanya masih aman dan berkeliaran di lingkungan itu.

Ibuk tersebutpun menceritakan bahwa memang ada kejadian beberapa hari ini, tentang kasus hilangnya seorang gadis yang mau pulang ke rumah orang tuanya. Ia menghilang saat ingin pergi dan sampai sekarang belum ketemu. Ibuk itu juga mengatakan bahwa, gunung yang menjadi tempat perkemahan Tio tidak jauh dari sana juga terjadi kejadian yang dikenal warga sebagai tempat bunuh diri orang-orang. Dan sering ditemukan mayat disana. Namun hanya sedikit yang mendapat kabar tersebut karena jangkauan komunikasi di lingkungan setempat masih belum terlalu maju. Dan kami pun meminta untuk tidak terlalu memperbesar berita tersebut, karena kalau tidak begitu tidak akan wisatawan yang akan mengunjungi tempat kami.

Kiki pun terus bertanya dan menunjukkan sebuah foto kepada ibuk penginapan.

“apa ini..??”
“buk, kenal orang ini. ini foto saat dia masih remaja dan kalau sekarang mungkin umur 30 tahunan buk”
“lho.. ini kan fotonya Seno !!”
“Seno ?”
“apa ibuk ngak salah buk, dia tinggal di daerah sini buk..??”

“iya, dia tinggal dekat halte bus sana.., ada apa dengan Seno..??”
“jadi namanya Seno ya buk”
“iya, apa dia ada dalam kasus..??”
“hahaha..., ibuk tenang aja ngak kok. Ini teman lama saya, kebetulan dia tinggal di daerah sini katanya. Jadi saya mau sekalian mampir”

“oh gitu ya.., rumahnya ada disana kok. Tapi Seno udah lama sih tinggal sendiri selama ini. dia jarang keluar, kalau keluar paling kesawah atau belanja aja terus ke bukit tuh nyari batu”
“keb bukit buk,? “
“iya ke bukit, udah kegemarannya nyari batu, atau tumbuhan apalah semenjak iya pindah kesini”
“oh.., kalau gitu makasih ya buk atas infonya..”
“udah itu aja,?”
“ya buk terimakasih buk”

“ya, sama-sama. Eh besok kalau mau kemah nginap disini lagi aja ya, Tio”
“iya buk, pasti. Kami pamit buk”

Kiki dan Tio pun melangkah ke arah yang ditunjukkan oleh ibuk penginapan tersebut, yaitu di dekat halte bus. Selama ini pak Fuji menganti namanya dengan Seno dan masih melakukan kejahatan. Dan apa yang dilihat oleh Tio dan teman-teman adalah benar. Karena itu Tio diikuti.

“untung kamu dapat lari saat itu, Tio”

Kiki memeluk adiknya dnegan erat.

“ih, kakak nih ngapain sih bau nih..”
“apaan sih, harum kok aku pakai parfum kok”
“tapi kenapa kakak bohong tadi, ngaku-ngaku teman pak Fuji ?”
“kalau ngak gitu, nanti takut nya ada yang dengar lalu main ribut dan pak Fuji kabur lagi karena ke gaduhan tersebut. Lebih baik serang secara sembunyi”
“tenang kok, kakak udah menghubungi orang terpercaya kok”
“si bos tamvan kakak ya, Pil...”

Kiki dan Tio pun sampai di depan rumah yang dimaksud namun tidak menemukan tanda-tada keberadaan seseorang. Walau begitu dapat dipastikan ada yang menghuni rumah tersebut.

“sepertinya pak Fuji sedang di luar, kak..?!”
“sepertinya begitu”

Kiki pun memutuskan untuk memeriksa bagian belakang rumah pak Fuji dan terkejut dengan apa yang dilihatnya. Sebuah bungkusan.., sebuah bungkusan besar yang dkerumuni lalat dan kairan amis. Amis seperti bau dari bau darah. Si samping itu ada sebuah skop yang masih kotor. Dengan beberapa cairan kimia yang diteteskan ke cairan amis tersebut dapat membuktikan bahwa itu darah atau tidak dan ternyata tepat sekali. Cairan itu memanglah darah.

“kenapa ada darah di skop, dan di plastik itu..??!”
“kak, Tio jadi takut kak..!!”

Tio merasakan suasana yang mencekam tiba-tiba. Kiki sedang memeriksa bagian belakang rumah dan Tio menunggu di bagian depan rumah. Kebetulan cuaca yang tadi cerah tiba-tiba menjadi mendung beserta angin-angin.

            “kak, mau hujan nih.. jadi dingin nih... kakak cepa-“
“ada apa Tio ?? tunggu bentar lagi ya..!!”

“KAKAkkkkk-.... !!!”

Kiki kaget mendengar suara teriakan Tio dan bergegas menuju depan rumah.

“Tio, ada ap- !! APA YANG KAMU LAKUKAN PADA ADIK KU..??!”

Di hadapan Kiki, Tio telah terkapar di tanah dan pak Fuji yang sedang membawa skop. Pak Fuji berjalan menuju Kiki, perlahan berjalan perlahan tanpa ekspresi sambil menyeret skop nya yang besar. Semakin lama semakin berjalan cepat dan berlari menuju Kiki. Skop yang tadi di seret sekarang pak Fuji angkat dnegan tinggi dan mengarahkannya paada Kiki.

Kiki memutar arah ke belakang rumah.  Sambil berlari, Kiki berusaha menekan tombol handphonenya meminta bantuan. Pak Fuji mengikuti ke belakang rumahnya, Kiki melemparkan beberapa barang kearah pak Fuji namun berhasil ditangkisnya.

“TIO..!! BANGUN TIO..!!!! BANGUN..!!!”

Sambil menghindari pak Fuji, Kiki berteriak memanggil adikknya. Jarak antara rumah satu dengan yang lainnya memiliki jarah yang cukup jauh. Sehingga suara teriakan hanya terdengar kecil dari rumah lainnya.


Karena paniknya Kiki terjatuh, Kiki berusaha tetap untuk menghindar. Sekarang sampai di bagian depan rumah lagi.. dan Kiki berusaha untuk menjahui Tio. Kiki kabur kearah halte bus. Namun sebelum sampai Kiki tersamdung batu dan terkapar di tanah. Sambil terus berteriak memanggil nama adiknya.

“TIO..!!! KAMU DENGARRRR... BANGUN TIO !!!”
“BANGUUUUUUN !!! BANGUN ! BANGUN ! BANGUN ! TIO..TIO...TIO..”
“TIO !! TIDAK TIO..... BANGU-“

Skop pak Fuji melanbung ke arah Kiki. Pak Fuji melemparkan skopnya ke udara dan mengenai kepala Kiki sedikit. Kiki merasa pusing dan pandangannya menjadi kabur. Pak Fuji berlari menuju Kiki, dan mengambil kembali skop nya lalu.
Pak Fuji pun tumbang.


***

Akhirnya, Kiki dan Tio terselamatkan. Di waktu yang tepat ibuk penginapan datang untuk mengantarkan topi Tio yang tertinggal di penginapan. Sungguh ibuk yang baik sekali. Dan disaat itulah ibuk tersebut melihat pak Fuji atau warga sekitar kenal dengan Seno, sedang mengejar Kiki dengan skop dan melihat Tio terkapar di tanah. Pak Fuji pun dalam kodisi tidak sadarkan diri dibawa ke kantor polisi oleh warga, karena di pukul dengan skop oleh ibuk penginapan dari belakang.

Dan setelah beberapa hari kemudian, terungkaplah seluruh kejahatan pak Fuji/Seno tersebut. Kejadian di lereng gunung, gadis yang menghilang, dan kasus yang katanya bunuh diri. Semua itu adalah perbuatan pak Fuji. Termasuk kasus yang mengakibatkan dipenjaranya pak Bino.

Kini semua telah terungkap, Fuji pun di jatuhi hukuman sesuai perbuatannya. Dan kasus pertama Kiki yang benar-benar sukses dilakukannya. Dan Tio pun meminta hadiah dari Kiki. Dalam kejadian tersebut, syukurlah Tio hanya pingsan dan luka sedikit di keningnya.

“jadi, mau hadiah apa..??!”
“hmm.., ha. Aku ada ide. Tio mau hadiahnya, makan bareng sama-sama di restoran bagaimana kak ?”

“makan di restoran aja, ok boleh. Pilihlah menunya sesuka hati mu, Tio !!”
“ok. Kalau gitu. Kakak Pil main kan musiknya..!!!”
“heh.. apaan nih, kok ada Pil disini. Ngapain dia disini.., kan kita makan berdua aja, Tio...!!!”

“maaf kak, Tio dan kak Pil udah sepakat. Jadi ayo nikmati aja kak..!!!”
“heeeeeeeeeeeeeeeeeeh..!! apa nya yang dinikmati !!”

“sayang......!!!! Kiki sayang ku-“
“Pil !! cukup malu diliatin orang banyak”
“cie...cie..”

~END~

Wah, akhirnya selesai juga. Selesai di lereng gunung ke-15. Ya, begitulah sobat ceritaku kali ini. Terimakasih bagi kamu yang udah baca ini sampai akhir. Jangan lewatkan cerita karanganku yang lainnya juga ya, kamu dapat memeriksanya di daftar karangan. Baiklah sekali lagi terimakasih dan sampai ketemu di postingan yang lainnya.

Tinggalkan kesan dan saran ya untuk ku ini, aku akan lebih bersemangat bila kamu mau memberiku saran atau kesan mengenai cerita ini. ok terimakasih J
Baca Lereng Gunung Awal2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12,  13,14 , 15 End




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berkomentarlah dengan kata yang bijaksana