Gbr. manga horimiya seru lhoh.. |
cerita, “Biasa Saja”
bUNGA mELATI aBDI
Ini tentang sesuatu yang
menganggu pikiran dan hatiku ini. Apa yang ada dipikiran dan hati ini adalah
sebuah penyesalan.
Kenapa penyesalan selalu ada
di akhir cerita atau kejadian, karena apabila ada di awal namanya bukan
penyesalan lagi, namun “Pendaftaran”
Apakah kamu pernah merasakan
yang namanya penyesalan, berarti kamu tau apa penyebab dari penyesalan tersebut
kan..?? lalu apa yang kamu lakukan untuk mengatasi rasa penyesalan itu...??
Bunga melakukan suatu
penyesalan tentang tindakan yang telah ia lakukan kepada teman dan sahabatnya, Melati.
Penyesalan ini membuat hatinya selalu merasa sakit dan ingat dengan kejadian di
hari ulang tahun sahabatnya.
Bunga sangat sayang kepada
sahabatnya, Melati. Dan selalu ingin menjaga Melati dari anak-anak nakal.
Bunga dan Melati berada di kelas
yang sama dan disana Dino lah yang menjadi salah satu murid yang di sukai
banyak anak perempuan.
Bunga anak yang tomboi dan Melati
anak yang pemalu.
Dino, diam-diam menyukai Melati,
namun Bunga juga menyukai Dino.
Dino lebih memperhatikan Melati
dibandingkan dengan anak-anak cewek lainnya di kelas, sedangkan Melati tidak
terlalu tertarik dengan Dino.
Bunga merasa cemburu kepada Melati,
karena Dino lebih memperhatikan Melati dari pada dirinya. Bunga yang tomboi
berubah menjadi cewek yang manis untuk menunjukkan kehebatan dirinya di depan Dino.
Namun Dino lebih memandangi Melati.
Di hari acara ulang tahun Melati,
karena cemburu Bunga memberi sebuah kado yang sangat mengerikan kepada Melati
dengan mangatasi namakan nama Dino, dan karena isi dari kado inilah Melati
menjadi sakit.
Melati membuka kado, acara
yang berada di halaman dekat kolam renang rumah Melati menjadi tragedi besar
itu terjadi. Karena saking kagetnya dengan isi kado itu membuat Melati masuk ke
dalam kolam renang tersebut. Kepalanya kebentur sebelum masuk ke dalam air
kolam dan acara ulang tahun menjadi berantakan dan bencana.
Nama Dino menjadi tercemar
dan penyesalan akan tindakannya menjadikan Bunga gadis yang pendiam dan
tertutup di mulai dari hari itu.
Bunga tidak dapat mengakui
kesalahannya dan hingga sekarang dia tidak pernah bertemu dengan Dino maupun Melati
lagi. Kejadian tu terjadi saat Bunga berusia 12 tahun dan sekarang ia tumbuh
menjadi gadis berusia 19 tahun berambut panjang dengan pandangan yang suram
penuh penyesalannya itu.
Lihat sekarang apa yang
terjadi dengan Bunga, karena perbuatannya 6 tahun lalu dan tidak dapat meminta maaf
dan mengakui kesalahannya, malahan melarikan dirinya.
Bunga tidak memiliki teman
dan tidak ada yang berani mendekatinya dengan wajah yang tidak bersahabat yang
ia miliki itu.
Bunga menjalani hidupnya
seorang diri saja tanpa adanya teman, namun di semester yang baru, Bunga
bertemu dengan seseorang yang ia yakini. Tidak mengenal orang tersebut. Seorang
cowok yang sederhana yang ternyata diam-diam telah memperhatikan Bunga dari
jauh, mulai dari semester awal hingga sekarang. Ia tertarik dengan sikap kepribadian
Bunga yang seperti itu dengan ingin mnejadikan sebagai bahan dari
penelitiannya. Ia pun mengamati Bunga dari jauh.
Ia mengamati apa saja
tingkah laku Bunga lakukan terhadap lingkungan sekitarnya. Semakin lama ia
mengamati ia tertarik untuk mencari tahu penyebab sikap Bunga yang seperti itu,
dan untuk mengorek semua itu ia harus mencari informasi, namun Bunga tidak
memiliki seorang teman yang dapat dijadikan informan baginya. Ia pun
berinisiatif untuk melakukan pendekatan secara langsung dengan Bunga.
Hari sabtu, Bungapun
dihampiri oleh seorang cowok yang berpenampilan sederhana dengan perlengkapan
camera dan beberapa dokumennya. Cowok ini adalah cowok yang blak blakkan.
Bunga sedang duduk sendirian di bangku perpustakaan
kampusnya.
“Maaf, boleh saya duduk si
sebelahmu..?”
“ya.. silahkan”
Cowok itu tersenyum dan duduk disebelah Bunga, ia
memberikan beberapa dokumen pengamatannya dan beberapa lembar foto Bunga.
“Apa ini ?”
“ini adalah bahan
penelitianku, maaf karena menjadikanamu sebagai sampelnya”
“Jadi karena ini, aku ingin
minta izin meneruskannya dan melanjutkan penelitianku ini dengan kamu sebagai
sampelnya, boleh..??”
“Aku..??, kamu jadikan aku
sampel penelitianmu..??”
“ia, apakah kamu marah..?!
kalau gitu aku akan buang semuanya, kalau kamu tidak setuju..!”
“Aku tidak peduli..,
terserah kamu aja..!!”
“Hee.., kamu marah ya..?”
“ngak, asal jangan
mengangguku saja..!!”
“ngak, aku ngak akan
menganggumu kok.. aku Cuma mengamati kamu berinteraksi dengan sekelilingmu
aja.., aku akan mengamatimu dari jauh ok..!!?”
“Baik ! terserahmu lah..”
“oh ya.., maaf ya sebelumnya
karena sudah lancang, aku mengambil beberapa gambar mu..?”
“hmm..”
“Kenalkan namaku Abdi
Fermansyah”
“aku Bunga, Bunga Nindia
Putri”
“terimakasih ya Bunga.
Karena udah mau jadi sampelku, aku benar-benar berterimakasih sekali..”
“Oh ya..?, Bunga boleh minta
nomor handphone mu ya..??”
“No hp ??. mungkin no hp ku
udah lama ke blokir karena udah lama ngak ku gunakan”
“hee.. kenapa ?? kalau gitu
aku kasi no hp ku aja ya, hubungi aku ya kapan kamu ada waktu luang, ya J”
“ya lah, kalau aku ada waktu
ya..”
Bunga tidak terlalu memikirkan apa yang telah terjadi,
sepertinya dia sudah tidak perduli apapun lagi. Buktinya seharusnya orang-orang
akan marah kalau dia diamati seperti itu dan menuntut tidak terima, tapi Bunga
malah mau membantu.
Abdi merasa heran dan penasaran, kenapa itu terjadi
dengan mudahnya. Namun Abdi jadi bersyukur sampelnya bersedia membantu
penelitiannya tersebut. Abdi mengamati terus tingkah laku Bunga di kampus, dan
bertanya-tanya dalam hatinya. Bunga tidak menghubunginya, karena ngak sabar ia
menghampiri Bunga di depan gedung kampus.
“Bunga..!”
Bunga hanya jalan lurus ke depan dan tidak menoleh
“Bunga..!! hei ! Bunga..”
Terus jalan, Abdi memegang pundak Bunga
“hei..!” Bunga terkejut dan
kenoleh kearah Abdi
“Hei,, Bunga kamu ngak
menghubungi ku ya..??”
“he., siapa ??”
“ini Abdi, aku jadikan kamu
sampel penelitianku, ngak ingat ? kemarin..!!”
“He Abdi ?? oh ya aku lupa,
kamu yang kemarin ya..??”
“kamu masih belum kartu baru
? nomor aku masih kamu simpankan?”
“mana hp mu akau simpan aja
langsung di hp mu, ya..”
Menyerahkan hp ke Abdi
“hei.., disini Cuma ada
sedikit kontak mu ?, apa karna kartunya diblokir jadi ke hapus semua ya”
“Ngak..! memang udah
semuannya kok”
“eh, kamu Cuma ada nomor
keluargamu di hp ini ya..??”
“ya, udah belum..?? aku mau
masuk kelas. Udah jam masuk nih..”
“haaa.., iya ini udah ku
masukkan no aku. Nanti beli kartu baru dan telpon aku ya, kamu janji mau bantu
penelitianku kan..!!”
“ya, nanti aku beli dan telpon
kamu, aku mau masuk dulu..”
“ya..”
Abdi hanya melihatnya dari kejauhan dan keheranan
melihatnya, Abdi merasa dia menemukan sampel yang benar-benar bagus untuk
penelitiannya.
Bunga sudah membeli kartu baru, iapun menelpon Abdi di
waktu sengang yang Bunga punya. Mereka berbicara awalnya dengan canggung dan
bingung ingin bicara apa, dan yang paling banyak bicara adalah Abdi. Bunga Cuma
menjawab satu atau dua kata saja dari pada yang ditanyakan Abdi.
Abdi meminta semua biodata Bunga, biodata pribadinya sampai
makanan dan minuman, warna yang ia sukai oleh Bunga. Tanpa ragu dan curiga atau
berprasangka buruk, Bunga memberikan nya kepada Abdi. Lalu sampai juga lah
pertanyaan ke masalah Bunga hadapi sekarang ini.
“Sebenarnya Bunga, kamu
punya masalah apa..??”
“Masalah apa..?, apanya..??”
“Aku inigin tau, alasan kamu
jadi sekarang ini, kamu pernah bilang kamu punya sahabat bernama Melati.
Bagaimana kabarnya sekarang ??, bagaimana huBungan kalian sekarang??, apa dia
pindah rumah ? sehingga kamu tidak bertemu dengannya lagi..?”
“................”
Bunga hanya diam saja. Lalu satu menit kemudian tidak ada
respon Abdipun mematikan panggilan hp nya.
Telpon berikutnya Bunga tidak menjawabnya, yang ketiga
sampai sudah yang kelima kalinya, panggilan memang diangkat namun suara Bunga
tidak terdengar, Abdi hanya bicara sendiri saja.
Karena kawatir dengan keadaan sampelnya, Abdi berencana
untuk menemuinya. Namun di kampus Bunga tidak terlihat di kelas maupun di
tempat biasa yang ia datangi.
Di hari libur tidak ada kuliah, badi mencari informasi
alamat rumah Bunga dan mendatanginya. Sesampainya di rumah yang tepat yang
menyambut adalah Bunga sendiri, betapa terkejutnya Bunga.
Abdi pun terkejut melihat keadaan Bunga, tanganya sebelah
kanan diperban dan wajahnya kelihatan pucat.
“Kamu sakit, Bunga??”
“Iya, aku tabrakan saat
pulang kampus waktu itu. Aku melamun sambil menyebrang”
“tapi sekarang ngak apa-apa
kok”
“Apa sih yang kamu
lamunkan?? Sampai-sampai ngak lihat jalan”
“Aku banyak nelpon tapi kamu
ngak ngomong-ngomong, aku jadi kawatir dan aku mencari alamat mu dan sekarang
lihat kamu terluka?!”
“Maaf aku ngak ngomong,
karena kalau aku ngomon maka aku pasti nanya masalah Melati lagi kan??”
“Ya, tentu saja. Itu adalah
salah satu bahan penelitianku tentang dengan siapa kamu bergaul..”
“Ha.., aku lupa
penelitianmu. Maaf ya padahal aku udah bilang mau membantu mu, tapi masalah ini
membuat aku trauma untuk mengingatnya”
“Ya, udah ngak apa-apa.
Kalau kamu ngak mau, ngak apa-apa”
“tapi ini untuk bahan
penelitianmukan..?!”
“ia, sih.., tapi kamunya kan
ngak mau cerita, jadi..”
“Baiklah,, aku akan
ceritakan”
Bunga pun menceritakan kejadian yang melalukan bagi
dirinya dan penyesalan yang terlambat
Tidak ada seorangpun di rumah, Cuma ada Bunga dan Abdi, hanya
Abdi yang pertama kali mendengar cerita yang sangat memilukan itu...
“jadi bagaimana keadaan Melati
sekarang ??”
“Melati dia tidak dapat
melihat, saat itu kepalanya kebentur dengan pinggiran kolam dan mungkin matanya
juga kena, jadi...jadi...”
“ITU SEMUA ADLAH
KESALAHANKU... GARA-GARA ULAHKU.... MELATI TIDAK DAPAT MELIHAT LAGI..,
GARA-GARA AKU... GARA-GARA AKU..MELATI..MELATI DIA..., AKU BUKANLAH SAHABATNYA,
AKU BUKANLAH TEMANNYA !! ATAU APAPUN BAGINYA !! AKU ADALAH ORANG YANHG MEMBUAT
DIA TIDAK DAPAT MELIHAT LAGI..!!”
Tidak ada yang dapat dikatakan Abdi, ia hanya terus
berada disamping Bunga sambil memeluk Bunga dengan perlahan, Bunga hanya terus
menangis meraung-raung tak hentinya.
“Keluarkan..keluarkan semuanya,
keluarkan beban yang ada dihatimu itu seluruhnya, keluarkan saja.. aku akan
mendampingimu dan terus disini sampai kamu puas menangis..”
Sudah hampir 2 jam lamanya raungan tangis Bunga mulai
mereda sedikit demi sedikit, dan yang tertinggal adalah kata-kata permintaan
maaf yang sangat menyedihkan, sayu-sayu kata-kata permintaan itu ia katakan
“Maaf..., maafkan aku..
maafkan aku Melati “
Bunga perlahan tertidur dalam pelukan Abdi, Abdi hanya
duduk dan menerima sandaran pelukan Bunga yang meratapi penyesalan dirinya itu,
terus hingga Bunga tertidur dalam tangisnya.
Keesokkan harinya di kampus, Abdi terus mengumpulkan
bahan-bahan dari penelitian nya yang sampelnya adalah Bunga (seorang mahasiswi
yang memiliki sikap yang diam) dan ternyata dibalik diamnya itu terdapat
masalah yang sangat rumit untuk dipecahkan bagi dirinya.
Abdi mencari-cari langkah apa yang seharusnya ia ambil
agar masalah Bunga dapat diatasi, dan sampel penelitiannya dapat berkembang
menunjukkan hasil penelitiannya. Abdi pun mencari atau keberadaan dari Melati
dan keadaannya sekarang dan bagaimana respon Melati bila mengetahui pengakuan
kesalahan sampelnya. Apakah akan buruk atau baik.
Abdi pun terus menilai sifat Melati, dapat dipercaya atau
tidak bila Melati mengetahui cerita seluruhnya.
Abdi pun mendekati Melati berusaha sebaik mungkin untuk
menceritakan kejadian sesungguhnya, kemudian ia meminta agar Melati mau
memaafkan tindakan Bunga dan sungguh Melati mau melakukannya dan ingin bertemu
dengan Bunga. Abdi pun membuat susunan acara pertemuaan mereka.
Disisi lain Abdi berusaha membujuk Bunga untuk mau datang
dan menghadapi kenyataanya, ai pun menceritakan keadaan Melati bahwa Melati mau
mengerti dengan sikap Bunga dan ingin
bertemu dengannya.
Bunga pun setuju dan ingin bertemu dengan melati.., agar
ia dapat memita maaf.
Di hari yang ditunggu-tungu, tempat Melati dan Bunga bertemu
dengan Abdi sebagai penengahnya.
“Melati, maafkan aku..!”
Bunga langsung meminta maaf pada Melati dan memengangi
kakinya, Melati yang tidak dapat melihat kebingungan.
“Ada apa ini ? Bunga apa ini
kamu..!!?”
“ini kamu bunga, ya bunga ya
kan..???!”
“ternyata begitu ya..! ini
semua ADLAHA SALAHMU, AKU MEMANG SUDAH DARI DULU SEBELUM ABDI MEMBERITAHUKAN
AKU, YANG MEMBUAT AKU JADI SEPERTI INI ADALAH KAMU BUNGA..!!”
“BUnGA..!! LIHAT AKU..!!
TIDAK DAPAT MELHATMU, TAPI KAMU DAPAT MELIHATKU DENGAN BAIK KAN..?? BUNGA..!!!”
“INI SALAH..INI SALAHMU !!!
KAMU JAHAT BUNGA.. KAMU JAHAT.. LIHAT apa yang kamu lakukan , aku sahabatmu
kamu bilang sahabatku yang melakukan ini padaku, dia membuatku jadi tidak dapat
melihat indahnya dunia lagi demi seorang cowok!!, sahabat !! hehehehehe...hehe
kamu bukan sahabatku, juga bukan temanku.. kamu bukan siapa- siapa melainkan
musuhku..., penjahat..!!! Bukan temanku..kamu bukan siapa.. jauh lah dari
sisiku, jangan cari aku .., kamu mengerti..!!
Bunga hanya dapat berkata maaf...maaf...maaf.., suaranya
semakin lama semakin tenggelam oleh teriakan dari Melati.
Abdi yang berada di tengah tertegun mendengar apa yang di
saksikan ia mengira, Melati akan benar-benar mau memaafkan Bunga namun
kenyataanya TIDAK !!
Bunga pulang dengan berlari kencang dari tempat
pertemuannya dengan Melati, dan saat itu sebuah mobil sedang melaju dengan
kencangnya dan kecelakaan tidak dapat dihindari lagi, Bunga kecelakaan ...!!
Bunga langsung dibawa ke ruang gawat darurat dan langsung
mendapatkan pertolongan. setelah 4 hari lamanya ia tidak sadarkan dirinya, Bungapun
bangun dan membuka matanya. Namun seluruh badannya tidak mampu ia gerakkan sama
sekali. Angka hidupnya sangat tipis sekali dan dokter tidak tau berapa lama Bunga
akan bertahan, Bunga lebih pasti mengetahui keadaannya dirinya sendiri, iapun
membuat sebuah permintaan kepada orang tuanya dan memberikan info kepada Abdi
bahwa ia ingin mendonorkan kedua bola matanya untuk Melati, itupun bila Melati
ingin di operasi, namun Bunga tidak ingin Melati tau bahwa mata itu darinya,
karena Melati pasti menolak dirinya.
“Jadi rahasia ya, kak
badi..”
“Oh, ya kak Abdi, ingn tanya
apa lagi untuk bahan penelitian kakak, aku akan jawab semampu ku..?”
“tanya kan saja semunya, aku
pasti akan menjawab dengan jujur”
“Ada, ada satu hal yang
ingin aku tanyakan sama, Bunga..”
“ya, tanyakanlah..??”
“Apa boleh kakak menyukai, Bunga..??”
“Sejak selama ini, kakak
selalu memperhatikanmu, kakak minta maaf..”
“Kalau saja kakak tidak mengajakmu,
maka kamu tidak akan seperti..”
“Hee.., ngak!! Ini tidak salah
kakak, tidak salah siapa pun.. tidak ada yang salah.., yang salah itu aku, aku
yang salah kak, jadi ngak apa-apa ngak apa-apa kak, jangan sedih ya..”
“Kak maaf kan aku ya, kaka
ngak usah suka sama aku, kakak bisa menyukai orang lain saja.., aku Cuma kan
membuat kakak sedih.., jadi maaf kan aku kak.”
“kak boleh aku minta tolong,
sampaikan maafku ini kepada Melati.., ya kak”
“Maaf kak, banyak merepotkan
mu..”
“Terimakasih”
Setelah operasi dijalani Melati selesai, badi menemui Melati
diruang perawatannnya, dan melihat kedua mata Melati masih diperban setelah
menjalani operasi.
Abdi memberitahukan pada Melati apa yang terjadi pada Bunga,
Abdi menyampaikan permitaan maaf Bunga, Melati hanya diam duduk terpaku, disela
perban matanya air mata keluar dan membasahi pipinya.
“Aku memaafkan mu, Bunga..”
“Aku juga minta maaf,
sahabatku..”
gbr manga haru matsu bokura
ok sekian dulu untuk postingan kali ini da da da da...
selamat berjumpa lagi see you
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan kata yang bijaksana