Sabtu, 18 November 2017

SUARA DI GANG


Salam sobat ku, moga kalian dalam keadaan yang sehat dan semua urusanmu lancar ya... amin J. Kali ini aku memposting cerita yang cukup sekali baca. Semoga sobat ku sekalian dapat menyukainya ya. Dan kita tidak perlu berbasa-basi lagi ya. Silahkan membaca karangan ku ini HAPPY READING..!!

***

Pukul 04:00 subuh aku harus bergegas dengan motor metik menuju pasar. Aku harus mengelar dagangan ku dan mengambil tempat lokasi yang pas untuk didapat dan ketika azan berkumandang ada sebuah mesjid di dekat pasar untuk ku sembahyang. Karna pukul 05.00 pasar telah dibuka dan akan ditutup pukul 09.00. aku adalah seorang pedagang sayur di sebuah pasar tradisional. Dan subuh adalah waktu bagi ku mulai mencari uang untuk kebutuhan hidup.

aku tidak tahu kehidupanku akan seperti apa kelaknya, walau berdagang sayur aku yakin setiap usaha yang kita lakukan pasti akan mendapatkan manfaatnya dikemudian hari, karena itu aku jalani kehidupanku sebaik mungkin dapat ku lakukan.

Namun ada satu hal yang masih menjadi ganjalan dalam hatiku ini. sesuatu hal yang hilang dan membuat suasana menjadi tidak seperti biasanya. Apakah kamu mau mendengar ceritaku ini.

Aku akan bercerita tentang suara yang sering ku dengar di gang yang selalu ku lalui menuju pasar. Ada sebuah gang yang mau tidak mau aku harus melalui jalur itu untuk sampai ke pasar dengan cepat dimana tempatku berdagang. Gang yang selalu ku lalui itu apalagi yang namanya masih subuh dini hari pastilah sangat sunyi bukan ? apalagi gang yang ini memiliki kegelapan yang sangat pekat karena disekitarnya tidak terdapat lampu jalan.

Aku selalu melalui gang tersebut dan selalu mengemudi lambat karena tidak tahu apa yang akan ada di depan, dengan hanya lampu motor yang menerangi jalanku. Apalagi gang yang kumaksud ini cukup panjang, apa aku tidak takut dibuatnya. Selalu terpikir di benakku bila tiba-tiba ada seseorang yang melintas di depanku, atau ada perampok, atau ada sesuatu yang lainnya. Namun syukurlah hal itu tidak terjadi, tapi tetap saja aku menjadi was-was dibuatnya, bukan..??

Yah, memang gang itu membuatku tidak tenang dan selalu was-was bila melewatinya. Namun dalam ke was-wasan ku itu, di pertengahan gang gelap itu aku akan merasa tenang bila telah mendengar suatu suara.

Yup, suara lantunan seseorang wanita yang sedang mengaji. Sungguh suara yang amat membuatku tenang bila tengah melewatinya dan bukan hanya itu, suara itu juga merupakan penyemangat sendiri bagiku. Seseorang yang selalu bangun di subuh hari menunggu datangnya azan subuh.

“Aku jadi penasaran seperti apakah sosok orang dari suara itu ?”

***

Hari ini adalah hari dimana pendapatan ku sedikit menurun karena sering hujan lebat. Para petani sayur ladangnya banyak yang terkena banjir, sehingga sayur yang seharusnya dapat dipanen malah rusak semuanya. Dan aku yang menjadi penyalur dari petani ke konsumen juga mendapatkan penurunan penjualan dan tentu pendapatan ku juga berimbas. Namun semua itu adalah hal yang harus di lalui , iya kan..?

Ditambah lagi, karena panen sedikit harga sayurnya jadi malah naik. Dan semakin sedikitlah peluang penjualanku meningkat.

“nak.., sayurnya 2 ikat ya..?!”
“ah.., ya bu..ini. terimakasih bu”

Namun pasti ada kan walau harga mahal akan terus membeli sayur ku. Dalam hati aku menguatkan diri bahwa jualan ku pasti laku. Yah.. harus optimis dan percaya diri.

“sayur..sayur..bu..!!”


***

Keesokan nya, selalu di gang yang sama dan diwaktu yang sama. Aku selalu mendengarkan suara mengaji itu, suara nya merdu di setiap katanya. Aku membayang-bayangkan wajah wanita yang sedang mengaji itu. Dan aku selalu merasa ingin setidaknya sekali bertemu dengan sosok orang dari suara yang ku dengar di gang itu.

Dalam 25 menit aku sampai di pasar. Lumayan memakan waktu bila aku tidak melewati gang tersebut mungkin 40 menit baru aku dapat sampai di pasar, belum lagi mengemasi sayur yang mau di jual.

Dan subuh ini, syukurlah dagangan ku laku. Namun ada kejadian ribut di pasar. Ada seorang pencopet yang tertangkap sedang melakukan aksi tindakan kriminalnya. Dan karena hal itu hampir saja kalau tidak ada penjaga pasar, pasti tuh pelaku copet udah habis babak belur di pukuli.

Kenapa ia harus melakukan tindak kejahatan seperti itu ? apalagi alasannya untuk memenuhi kebutuhan.. kenapa ia tidak mencari pekerjaan yang halal. Lihatlah ia sudah ketahuan akan aksinya lalu di tangkap, apalagi pelakunya masih muda. Apa yang akan dikatakan keluarganya, temannya, dia sudah mencemari namanya sendiri. pasti ia akan menjadi lebih sulit di esok harinya kan..??

Walau penghasilan yang didapat sedikit, namun pekerjaan yang kita lakukan harus lah halal. Karena uang dari hasil pekerjaan kita akan kita gunakan untuk membeli makanan dan perlengkapan lainnya. Kemudian kita gunakan untuk diri sendiri. hasil apa yang akan didapatkan dari itu semua adalah hal yang kurang baik. Lalu ternyata tanpa tahu apa-apa keluarga kita juga ikut merasakannya, teman kita juga ikut mencicipinya, dan akhirnya kamu akan menanggung semua itu esok di akhirmu.

Aku mendapatkan pelajaran dari hanya melihat keributan yang terjadi di pasar saat itu. Hal itu membuat ku juga sadar bahwa aku harus menjadi manusia yang lebih baik, dan dengan selalu berusaha semampu ku dan berusaha juga untuk tidak jatuh ke jalan yang salah. Sebab yang akan mengalami kerugian adalah dirimu sendiri bukan orang lain.

***

Beberapa hari kemudian dan tidak direncanakan, aku jatuh sakit. Aku sudah pergi memeriksakan kondisi ku ke klinik terdekat. Dan kata dokternya aku kelelahan. Ia menanyai kegiatanku di pasar dan menyuruhku untuk lebih memperhatikan kesehatan badanku.

Aku melakukan apapun sebisaku, aku tidak terlalu memaksakan tubuhku ini terus untuk bekerja berlebihan, tidak. Itu yang ku katakan pada dokter. Namun kenyataannya adalah kebalikan dari itu, sebab waktu sewa rumahku sudah dekat dan uang yang diperlukan untuk pembayaran masih kurang dari yang seharusnya. Aku tidak suka apabila si punya kontrakan memasang wajah masam ke arahku jadi aku berusaha untuk menlengkapi pembayaran secepat mungkin dan menambah jabwal daganganku dengan menjual dagangan lain dan dari satu pasar pindah ke pasar lain dalam satu hari.

Dan setelah uang sewa sudah cukup terkumpul aku pun ambruk dan begini lah jadinya. Aku terbaring di atas kasurku sambil tertutupi selimut tebal. Aku sudah sarapan sedikit karena lidah ini terasa pahit untuk menelan, dan sudah minum obat yang ku dapat dari dokter klinik. Kini aku mengistirahatkan tubuhku yang kelelahan ini.

Suasana yang hening di dalam kamarku, sakin heningnya aku dapat mendengar suara detak jam diding rumahku “tik..tak..tik..tak” begitu bunyinya. Dalam buaian suasan hening aku teringat gang yang selalu aku lalui saat ingin ke pasar. Aku merasa rindu dengan suara sosok yang sedang mengaji di subuh hari tersebut. Aku ingin mendengarkan suara itu lagi.

Aku pun terbangun dari tidurku, dan badan ku sudah terasa baikkan sedikit. Aku jadi lebih bersemangat karena alasan ingin mendengar sosok suara di gang itu lagi. Aku pun ingin segera cepat sembuh dari sakit ku ini. aku usahakan makan yang banyak, minum yang banyak dan istirahat yang cukup agar pulih kembali seperti sedia kalanya. Dan aku dapat melewati gang tersebut lagi.

Aku sudah menandai rumah dari sosok suara yang ku dengar di gang itu. Aku ingat cat rumahnya berwarna hijau daun dengan pagar kuning. Dan terdapat pohon manga di depan rumahnya.

***

Dua hari kemudian, aku telah sembuh total. Pukul 04.00 subuh aku melewati gang yang selalu aku lewati itu. Aku mengendarai lambat di rumah yang sering ku dengar suara mengaji tersebut. Namun adahal yang aneh saat itu aku tidak mendengar sosok suara ngaji tersebut. Padahal waktu aku lewati selalu dapat ku dengar diwaktu yang sama aku melintasi gang tersebut. Ada apa ? kenapa tidak ada suara yang ku dengar saat itu ??

Aku pulang pukul 09.00 saat pasar telah ditutup, aku telah membereskan semua alat dagangku dan kembali pulang dengan tetap melewati gang tersebut. Aku lihat dari luar rumah berwarna hijau dan berpegar kuning tersebut. Ada sebuah kain berwana putih di dekat pagar rumahnya. Bukan sebuah hiasan namun tanda bahwa ada seseorang di dalam rumah tersebut yang meninggal, yang berarti mereka sedang mengalami kemalangan. Siapa ? siapa yang meninggal ??

Aku coba untuk lebih mendekat, aku berhenti dna melihat. Banyak sepatu dan sandal yang berserakan di depan pintu rumah tersebut. Pintu rumahnya di buka lebar. Suara orang yang sedang mengaji bersama-sama.

Lalu ada beberapa ibu-ibu yang baru keluar dari rumah. Dan aku mendengar cerita mereka sambil berjalan.

“ibu sani adalah orang yang baik”
“dia sering mengaji.., moga amalnya diterima Allah”
“amin”

Lalu dalam hatiku aku menyadari nama sosok yang selalu ku dengar suaranya saat subuh adalah bu sani. Aku pun tanpa basa-basi dan mengucapkan salam dan ikut berduka cita kepada keluarganya. Aku ingin sekali melihat sosok yang selalu aku ingin bertemu dengannya. Dan setelah aku melihat, aku meneteskan air mataku tanpa sadar. Bu sani, aku ingat betul siapa saja yang menjadi pelanggan ku. Bu sani adalah salah satu pelanggan tetap ku, dia selalu membeli sayur dari ku. Tapi aku tidak menyadarinya.

Aku pun bertanya ke pada keluarganya, dan mereka berkata bahwa bu sani punya penyakit jantung. Dan diwaktu subuh tiba-tiba jantungnya kambuh dan dia pun meninggal sebelum di bawa ke rumah sakit.

Kini suara di gang yang ku lewati sudah tidak terdengar lagi. Dan gelapnya gang tetap sama dan semakin menjadi menakutkan. Namun aku tetap akan melewati gang tersebut walau suara yang menjadi penyemangat ku telah hilang.

~SELESAI~


Yup..yup.. sobat itulah karang cerita singkat ku di postingan kali ini. apakah kamu suka ? tertarik ? aku minta saran dan kritik yang membangun dari mu ya sobat... dan aku ucapkan terimakasih telah membaca karangan ku ini. bila kamu ingin membaca karanganku yan lainnya kamu bisa melihatnya di Daftar Karangan
Akhir kata untuk kali ini SAMPAI JUMPA LAGI..!! J
SALAM,,



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berkomentarlah dengan kata yang bijaksana