Kamis, 02 Maret 2017

Lereng Gunung lanjutan 12

Cerita sebelumnya : Tio, Eki dan Jeremi teresat di dalam hutan kemudian mereka mendengar suara galian dan mengikutinya dan ternyata seorang pria. Mereka bertiga pun di kejar-kejar oleh pria tersebut dengan skop yang dia bawa, namun akhirnya tio dan temannya selamat dan berhasil kembali ke perkemahan.

***

Lereng Gunung lanjutan 12

Pak wikir dan pak hendra memeriksa dengan seksama keadaan anak muridnya. tio menceritakan semua kejadian yang terjadi saat mereka bertiga tersesat dihutan bahwa mereka bertemu dengan seorang pria yang sedang mengubur sesuatu dan dengan saksi Eki bahwa itu adalah manusia.

Namun saat ini mereka tidak dapat melakukan apa-apa. Karena hari telah gelap sehingga bahaya bila turun bukit pada saat keadaan gelap. Jadi guru pengawaspun mengambil keputusan untuk menunggu malan berlalu dan paginya mereka akan segera turun bukit. Bila kejadian tersebut benar apa yang dikatakan tio dan temannya maka tidak aman mengadakan kemah dimana akan ada penjahat disekeliling yang sedang berkeliaran.
Para guru pengawas bergantian berjaga untuk siswa-siswinya. Dan karena mendengar cerita tersebut tidak banyak diantara murid-murid yang tidur.

“kenapa kalian tidak tidur ??”
“tapi pak..??”
“ngak apa-apa, bapak akan berjaga untuk kalian. Jadi kalian aman tenang saja.., lagian jumlah kita lebih banyak dari pada penjahat tersebut..”
“kalian aman kok ya”
“baik pak”

Tim tio berada di dalam tenda, namun tidak satu pun dari mereka yang dapat tidur, kecuali Eki.

“huahh.., aku ngaktuk tapi aku ngak mau tidur !!”
“kalau kalian ngantuk ya tidur sajalah”
“ngak! Juando aku ngak bisa memejamkan mata ku”
“aku merasa bayang-bayang pria yang ami temui itu akan datang mencari kami kembali”
“kenapa ? dia mengejar kalian??”
“aku tidak tahu, namun Eki bilang bahwa dia sedang mengubur orang. Walau sebenarnya aku tidak melihatnya sih..”

“tapi kemungkinan itu yang terjadi, karena memergoki dirinya sedang melakukan hal itu.. skop nya, skop nya benar-benar besar dan kotor dengan tanah, Juando !!!”
“hei.., sudah lah kamu mau menakutiku ya..”
“hehehhehe.., aku benaran mengatakan ini lhoh”
“Tio, ngak bisa tidur juga ya..”
“ngak bisa ! dari tadi aku sibuk sms kakak ku nih..”
“kakak mu, kenapa ?? kamu kasih tahu dia. Pasti dia kawatir banget tuh”

“iya, karena itu dia tiap 10 menit sms aku mulu dan bila ngak ku balas dia bakalan nelponin mulu dari tadi..!!”
“wah, enaknya punya kakak.., aku ngak punya kakak atau abang karena hanya aku anak dari orang tuaku”
“sama, aku juga anak tunggal”
“benar Juando ! wo.. kita sama”

Buuakk !!

“duh.., Eki !! anak ini masih dapat tidur ya dengan nyamannya”
“hemm ?”
“ngak ada Eki, ayo bobok lagi ya..”
“NGAK..!! AKU NGAK BAKAL BISA TIDUR LAGI !!”

Buukk !!

“duh Eki ! “
“itu balasan ku, orang lagi enakan tidur kamu gebugkin...”
“heh.., apa nya yang tidur. Kamu ngak tidur kan Cuma gulingan aja”
“apa ?! aku tidur tahu..”

“Eki ? apa benar yang kamu lihat itu”
“benar, itu adalah jari tangan. Aku melihat sedikit jari tangan yang belum tertutupi oleh tanah oleh pria hutan itu”

“bagaimana kalau dia datang kesini ??!”
“tenang aja, pak wikir dan pak hendra lagi jaga diluar”

Pagi pun datang, dan semua murid sekolah hari itu perkemahan di umumkan dibatalkan dan sebagai ganti perjalanan tersebut akan diberi tugas lain. Seluruh murid merasaa kecewa dan juga lega. Kecewa karena tidak dapat menjelajah hutan dan lega karena keluar dari wilayah terjadinya kejahatan.

Namun awan mendung datang sebelum mereka sampai di bawah. Semua mempergegas langkah mereka. Dan mereka berhasil sampai tepat pada waktunya. Hujan turun saat mereka sampai di penginapan yang mereka sewa sebelumnya.

“ok, semuanya masuk ke dalam penginapan.., Bapak akan menghubungi bus kita terlebih dahulu”

Semua muridpun masuk ke penginapan. Hujan semakin deras dan deras saja, juga disertai gelegar kilat petir yang membuat penginapan dan seluruh pemukinan di sekitarnya gelap, pemadaman listrik.

“hah !! lampunya ?!”

Bus telah di hubungi dan akan tiba 3-4 jam kemudian karena pemadaman listrik dan hujan. Pak wikir dan pak hendra juga menceritakan apa yang terjadi di bukit dan Eki di panggil sebagai saksi. Lalu terungkap bahwa, bukit itu memang sering terjadi kasusu bunuh diri namun kasus pembunuhan baru kali ini terdengar.
Pemilik penginapan pun berinisiatif untuk segera menghubungi pihak kepolisian.

“itu gawat, kita harus segera menghubungi polisi”

Setelah menunggu kurang lebih 3 jam bus mereka pun datang.

“bus !! busnya sudah datang !”
“ayo semuanya naik !! periksa barang bawaan kalian dan jangan ada sampai yang tertinggal. Cek absen ketua kelas !!”
“baik pak”

Kring...Kring..Kring...

              “Tio ?? handphone mu bunyi tuh ??!”
             “hah.., ini kakak ku..”

Kring...Kring..

“Jeremi, bantu aku absen dulu ya nih”
“ok”
“ya..! ada apa kak ? aku udah di dalam bus jalan mau pulang..!!”
“benar kah.., syukurlah terus hubungi kakak keadaanmu ya. Ibu sangat kawatir..”

“iya..iya.., kak pasti aku hubungi kok.., udah dulu ya kak aku mau absen anak lokal nih”
“ok..ok.., kerjakan tugas mu.. hubungi aku lagi ya”
“baik..”
“ok.. semua lengkap ! Tio ini absennya”

Huh !!

Tio kaget saat dia berdiri kembali ingin mengabsen teman-temannya kembali. Bus telah berjalan dari tempat awalnya. Tio melihat pria yang di hutan tersebut dari dalam bus. Pria itu berada di tepi jalan dekat semak yang gelap dengan skop yang masih berada di tanggannya.
Wajah Tio berubah pujat dan perlahan duduk kembali ke bangkunya.

“Tio ini absennya..,!”
“Jeremi, tolong berikan ke pak wikir ya”
“baiklah”

Tio duduk di kursinya kembali dan melihat tingkah itu Eki dan Juando terheran.

“Tio.., ada apa ?”
“aku melihatnya..!”
“melihat apa ? siapa ?”

“pria yang di hutan ! tadi dia menatapi bus kita dari tepi jalan dekat semak disana. Namun bus sudah berangkat..”
“apa ?”
“dia masih membawa skop nya..”
“Tio, udah kita udah aman.., kita akan segera pulang”
“yah..”
***
Sementara itu keadaan di rumah.

“bu.., udah ngak usah cemas lagi.. Tio dalam perjalan pulang kok”
“aku sudah memberi tahunya agar selalu memberikan kita kabar, jadi jangan cemas lagi ya”
“ya..ya, kamu benar Kiki”

Di dalam kamar Kiki sedang mengerjakan file-file kasus informasi tentang kasus pak Bino. Dalam kasus tersebut yang paling di curigai Kiki adalah Fuji. Fuji lah tersangkanya.

“kasus ini, aku sudah mendapatkan kuncinya. Namun masih ada yang kurang.. sedikit lagi.. sedikit lagi kunci dari semua ini dan kasus ini dapat ku buka kembali..!!”

“dan.., pertanyaannya dimanakah sekarang keberadaan, Fuji ??!”

“aku harus mencari alamat tempat tinggalnya, ya!!”

***
BERSAMBUNG..

Wow.. semakin seru aja nih rasanya, aku yang nulis semakin semangat juga buatnya nih.. hehehehehee..
Menurut kamu akan bagaimana cerita selanjutnya...?? apakah kiki dapat mengangkat kasus ini kembali dan Fuji dapat mendapatkan ganjaran dari kejahatannya atau bagaimana..??
Hehehehehe..., baca lanjutannya aja ya J


Baca Lereng Gunung Awal2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berkomentarlah dengan kata yang bijaksana