Hello teman, mau cerita karanganku...
Ini ada yang terbaru lhoh.., aku tegaskan ya INI HANYA
KARANGAN FIKTIF BELAKA TIDAK MENYANGKUT DENGAN DUNIA NYATA. HANYA IMAJINASI DAN
FIKTIF BELAKA, HANYA DEMI KEPENTINGAN HIBURAN OK.. J
Genre : misteri,
romance, horor
LERENG GUNUNG
Menelusuri jalan yang penuh dengan semak belukar, kaki yang
berlari kencang dan perlahan melambat melewati ilalang pwpohonan tersebut dan
berhenti di sebuah dasar jurang yang tak tampak dasarnya. Satu langkah lagi
bila tak dapat dihentikan maka , masuklah ia dalam jurang yang kelam itu. Kaki
perlahan melangkah dengan pasti kearah belakang, satu.. dua..tiga .. langkah
mundur kebelakang. Kaki itu berhenti sejenak dan kemudian menggambil
ancang-ancang dan berlari tampa henti lurus kedepan dan tidak akan peduli untuk
melihat kiri dan kanannya lagi. Kaki itu kini telah berada di dasar jurang yang
kelam tadi, entah apa yang melatar belakangi hal tersebut yang pasti tempat itu
kini ditutup karena kasus tersebut.
Seorang pemuda baru pulang dari pendakiannya digunung tempat
kasus terseut terjadi, pemuda itu melewati kerumunan orang yang ingin
menyaksikan proses evakuasi korban jurang tersebut.
“ada apa?”
“ada yang jatuh dari jurang, lagi..?”
“udah yang keberapa emang nya..?”
“ini udah yang ke-11 sampai minggu ini”
“tapi masih ada juga ya, yang mau mendaki gunung ini?”
“tu.., salah satunya mereka !”
Beberapa warga sekitar mengarahkan matanya kearah pemuda
tersebut. Pemuda itu memakai baju kemeja merah dan celana jins, menyandang
ransel dipunggungnya dan membawa tongkat di tangan kanannya.
“he.., dia mah sudah sering kesini malah sebelum muncul
kasus ini dalam seminggu ia naik gunung kadang sampai dua kali dalam seminggu”
“ngapain dia ke puncak gunung?”
“ngak tau sih, katanya dia mau nyari tanaman langka gitu”
“hehehehe.., mana ada”
“ngak tau lah ya”
Pemuda terus berjalan dan tak menghiraukan perkataan
orang-orang yang membicarakan dirinya, dan tidak peduli akan kasusu yang
terjadi di sana. Ia tidak merasa takut atau ragu untuk terus melakukan kegiatan
yang ia inginkan itu.
***
Tirai dibuka dengan lambatnya, matanya perlahan terbuka dan
menyonsong cahaya matahari yang menyilaukan di pagi hari yang terlihat cerah
walau ada awan gelap dari kejauhan.
“mungkin nanti hujan..”
“huuuuaaah”
Pemuda itu tinggal sendiri di sebuah apartemen yang berada
tidak jauh dari kampus dan jaki gunung. Pemuda ini sangat hobi sekali untuk
mendaki gunung, seolah-olah ia ingin selalu mendaki dan menyusuri hutan yang
ada digunung dimana ia berada sekarang.
“ops..,!! udah jam segini. Mandi !! bakalan telat nih..??”
Tanpa mandi dan hanya mencuci wajahnya dan mengosok gigi ia
berangkat ke kampusya yang berjarak kira-kira dari apartemennya 1,5 km, ia
melaju dengan sepeda dan ransel kebanggaannya di punggung.
“fuji..!! kami terlambat lagi ya ??!”
“apa kamu tidk bisa datang tepat waktu”
“maaf pak”
Fuji adalah mahasiswa jurusan arkeologi. Ia suka mencari
sesuatu untuk ditelitinya dan mencari tau arti yang tersembunyi dari
benda-benda kuno yang dapat ia temukan. Makanya ia suka mendaki gunung dan melihat
apa-apa saja yang dapat dijadikannya objek untuk ditelitinya. Walau kabar
tentang kesus kejadian yang ada di lereng gunung yang telah memakan korban 11
orang yang masuk jurang dengan anggapan bunuh diri.
Seluruh kampus dan masyarakat sekitar gunung telah mendengar
kabar tersebut dan meminta agar masyarakat supaya menggurangi aktivitas di
dalam gunung tersebut. Karena pihak polisi sedang menyelidiki kasus tersebut.
***
“fuji ?, mau kemana bawa ransel ??”
“gunung”
“lagi !, kemarinkan udah, hari ini ngak usah lah..”
“lagian apa sih yang kamu cari di gunung sana?”
“...”
Fuji tetap berjalan meninggalkan sahabatnya, Boni. Melihat
tingkah fuji yang akhir-akhir ini sering ke gunung membuatnya kawatir, dia
takut fuji akan beranggapan sama dengan yang dilakukan korban di gunung yaitu
bunuh diri. Setiap hari telah sore bino selalu mengecek fuji telah pulang tau
tidak karena apartemen mereka hanya berjarak 3 kamar di apartemen yang sama.
Fuji tinggal sendiri di apartemen, kedua orang tuanya berada
di kota yang lain. Ia tinggal sendiri karena kampusnya yang berada disana
sehingga ia merantau dan kini menetap disana sampai study nya selesai. Dan
sekarang lagi sibuk-sibuk nya dengan tuga yang diberikan dosennya kepadanya,
mungkin itu juga adalah salah satu alasannya datang ke gunung.
Bino mencoba untuk berfikir positif terhadap fuji, mga dia
tidak melakukan hal yang tidak-tidak. Fuji merupakan mahasiswa yang terkenal di
lingkungan kampusnya namun hanya sedikit orang yang dapat dan berhasil
mendekati dirinya dan salah satunya alah bino, apalagi mereka dalah tetanggaan.
Fuji sudah punya pacar bernama vina, namun fuji tidak
terlalu dapat diandalkan dalam hal itu. Fuji lebih memilih mendaki gunung dari
pada diajak jalan ke mal taupun ke taman oleh vina, sehingga beberapa minggu
yang lalu vin adan fuji barusaja putus. Bino juga telah mengenal vina, karena
mereka berasal dari SMA yang sama. Dan dalam diam dan tak pernah mendekati bino
memendam rasa kepada vina selama ini.
“fuji, besok ada kegiatan ngak..?”
“hari ini aku ngak ada kegiatan, besok pun juga sama..,
kalau kamu bro gimana ?”
“aku sih juga ngak ada kegiatan”
“gimana kalau besok kita pergi nongkrong”
“boleh.., jam berapa ?”
“ha.., kira jam 10:00 pagi ya.., di tempat biasa”
“ok”
***
Sesuai janji mereka, akan bertemu di tempat nongkrong mereka
yaitu di warungnya mbak niam. Namun fuji sudah bosan menunggu, udah lewat
setengah jam bino belum juga kunjung datang. Dan dari kejauhan ia melihat
seseorang sedang menyebrang jalan raya, ia mengira itu adalah bino. Dan
ternyata setelah dilihat kembali, vina.
“vin..a?”
“he.., fuji kaamu disini ya”
“ada apa kesini, he..?”
“ngak, nunguin bino, kamu ?”
“aku diajak bino kesini”
“lhoh, kok gitu. Rasanya yang nongkrong kami berdua jalah”
“ngak tau, bino nya mana ?”
“belum datang”
Mereka berdua pun akhirnya duduk derdampingan walau jarak
diantara mereka telah tercipta, mereka telah putus dan itu sudah wajar saja.
Namun entah kenapa vina masih melirik-lirik fuji, dan sepertinya dia masih
punya rasa kepada fuji. Fuji yang duduk sambil minum jus hanya melihat
smarphonenya yang ia kutak atik di tangannya.
“heh, fuji.. kamu ngapain dari tadi?”
“hmm, ngak aku Cuma mau chat bino, dia janji jam 10:00
sekarang udah jam 10:47.”
“aku dah capek nungguinnya”
Fuji tidak memperhatikan dari awal, dan setelah
dilihat-lihat kembali. Vina berpenampilan sangat rapi dan bersih, dan yang
membuatnya heran adalah vina memakai warna baju kesukaan fuji, model yang dulu
dipilih kan oleh fuji, dan memakai sepatu yang sama saat pergi jalan dengan
fuji.
“apa maksud semua ini?”
“he..??”
“ada apa, fuji..??”
“haa., nagk ada !” (diam)
Dan setelah lama menunggu, akhirnya bino tidak kunjung
datang. Fuji pun memutuskan untuk pulang dan melihat ke arah vina.
“pulang ajalah, dia ngak bakalan datang..”
“fuji.., ada yang mau aku bilang..”
“hmm,, apa ?”
“mau balikan lagi tidak ??”
“apa maksud mu..?”
“aku minta maaf aku yang salah, kita balikan lagi gimana”
“balikan ??!”
“...”
“maaf, vina. Sepertinya ngak bisa. Bukannya aku tidak
memaafkan kamu. Tapi sepertinya kita memang ngak cocok”
“aku dan erdi itu ngak pacaran kok”
“maaf, bukan karena kamu pacaran sama orang lain atau bukan.
Sepertinya kita memang tidak cock lagi itu saja. Lagi pula aku ngak akan bisa
ngasih kamu perhatian yang banyak karena aku lagi sibuk dengan penelitian aku.
Kamu pasti dapat mecari yang lebih baik dari aku jadi ngak apa kok, ya..”
“Jadi kamu ngak mau balikan”
“maaf ya, vin”
***
DRUUMM..DRUUMM..
PESAN : “bro, ngapa ngak datang ?”
“sengaja”
“apa
sih maksud mu, ngajak vina kesana ?”
“dia
katanya mau balikan, sama mu fuji..”
“ngak,
ngak kayak gini caranya”
“jadi
gimana?”
“ngak
berhasil, bro.. gue ngak mau sama dia lagi kami udah ngak cocok lagi. Jadi
biarkan saja dia cari yang lebih baik dari aku”
“maaf
fuji”
“ya,
makasih sob”
Ini adalah pesan terakhir yang diterima bino dari fuji.
Setelah 2 hari mereka mengikir pesan fuji tidak ada kabar. Di apartemennya pun
tidak ada tanda ada yang pulang ke rumah selama dua hari tersebut. Setelah bino
bertanya dengan massyarakat dekat gunung, mereka bilang ada seorang pemuda yang
biasa naik gunung dengan membawa ransel besar 2 hari yang lalu sesuai dengan
terakhirnya mereka mengobrol. Kini kemana pergi menghilangnya fuji.
***
Berita terbaru dari lereng gunung, telah ditemukan satu
korban lagi. Jenis kelamin laki-laki yang membawa ransel besar jatuh ke jurang.
Berita yang mengejutkan datang dari lereng gunung, ini adalah korban yang ke-12
dari 2 minggu terakhir. Sebenarnya apa yang terjadi, kenapa ini semua terjadi.
Karena kasus tersebut di umumkan secara resmi gunung ditutup untuk umum dan
masyarakat setempat pun dilarang untk memasuki kawasan gunung.
Beritanya telah sampai keteliga vina, dan dengar mendegar
itu iapun tiba-tiba meneteskan air mata dan meratap dengan pelan. Suara
tanggisan yang ditahannya. Bino hanya dapat melihat vina menaggis, namun ia
tidak dapat kesempatan untuk dapat menyela air mata yang sangat ia idamkan itu.
Korban ke-12 adalah laki-laki yang bernama erdi, mantan
pacar vina. Karena vina ingin balikan dengan fuji. Seminggu yang lalu ia pun
putus dengan erdi. Dan sekarang erdi ditemukan menjadi korban bunuh diri di
lereng gunung itu yang ke 12 itu. Sebenarnya da apa dengan gunung tersebut,
kenapa orang-orang tersebut memilih gunung untuk mengakhiri hidupnya, karena
dilanda keputus asaan yang amat mendalam.
“vina.., jangan menanggis”
“bin..o”
“fuji ??”
“dia nagk ada disini, sudah 2 hari dia ngak pulang ke rumah
sepertinya..!”
***