assalamualaikum,,
hmmmmm...... salam pembuka bagi pembaca sekalian moga kalian dalam keadaan baik-baik saja (sehat) rohani dan fisiknya, dan lancar dalam melaaksanakan aktihitas hariannya. pembaca sekalian ini adalah lanjutan postingan yang sebelumnya jadi langsung saja dan silahkan membaca ya, dan terimakasih telaah mampir ke sini.
Bagian ke-2
Namun
nesa sudah masuk ke dalam swalayan, karena penasaran triswi ingin menunggu dan
melihat vio keluar naamun handphonenya berdering, dan ia pun segera pulang ke rumah nya dengan motor meticnya.
yup.. begitulah ceritanya di bagian kedua ini penulis dapat sampaikan, datanglah lagi kesini untuk menunggu kelanjutan ceritanya ya..
baiklah itu saja untuk hari ini dan terimakasih telah mampir, jangan lupa untuk mampir lagi ya ok ja....
terimakasih, thankyou, arigatou, sukron.....
hmmmmm...... salam pembuka bagi pembaca sekalian moga kalian dalam keadaan baik-baik saja (sehat) rohani dan fisiknya, dan lancar dalam melaaksanakan aktihitas hariannya. pembaca sekalian ini adalah lanjutan postingan yang sebelumnya jadi langsung saja dan silahkan membaca ya, dan terimakasih telaah mampir ke sini.
Bagian ke-2
vio sedang berjalan sendiri menuju tempat parkiran motornya
berada, ia ingin mengambil motornya yang terparkir di samping motor punnya
triswi. Dengan menatap sedikit kekendaraan itu dan perlahan mengatakan “kau
yang menghilangkannya..”, lalu ia memundurkan motornya dan bersedia untuk pergi
dari tempat itu, namun triswi ada di hadapannya.. dengan terbata-bata..
“vio.., sudah mau pulang ya...??”
....
“vio, aku..”
....
“aku minta maaf atas semua yang kulakukan padamu, aku banyak
bersalah padamu vio, mohon maafkan aku..aku..”
....
“vionesaaa..., tolong maafkan aku ya, aku telah jahat padamu,
teman-temanku juga mohon maaf kan kami semua ya, vio..?? aku benar-benar
menyesal atas semuanya..??”
....
“vio, kenapa kamu tidak menjawabnya..??”
“apa.., apa yang ingin ku jawab, menerima maaf mu itu...??”
“vio..”
“kamu telah mengambil sesuatu yang berharga bagiku dan menghancurkannya...!!
lalu maaf..”
“aku akan mengantinya.., akan ku ganti dan lebih banyak..”
“mengantinya.. hee.!!, MANA BISA KAMU MENGANTIKANNYA KAMU
TIDAK BISA.., ITU SATU SATUNYA TAU..!!”
“satu satunya..??”
“FOTO ITU ADALAH SATU SATUNYA YANG TERAKHIR YANG KU MILIKI,
TIDAK ADA FOTO YANG LAIN LAGI..”
“foto..foto apa ??”
“sebuah foto yang kalian rusakkan, angka itu tidak begitu aku
pikirkan, tapi foto itu..foto itu...KALIAN MERUSAKKAN NYAA....AKU TIDAK
TERIMAA..!!”
Degan kencangnya vio memacu kendaraannya dan pergi dari tempat
itu, yang meninggalkan triswi sendirian dan termenung kembali, karena amarahnya
yang tidak reda- reda ia terus dengan kencangnya memacu kendaraannya dan tidak
melihat ada seekor kucing yang melintas, namun bukan kucing sembarangan kucing
itu dengan sengaja melintas agar vio melihat dan membantingkan setirnya kearah
truk yang ada di depan vio, dan terjadilah kecelakaan itu.
Perlahan kesadaran vio memudar dan pudar, seluruh orang yang
menyaksikan kejadian itu berhamburan mendatangi vio yang tertabrak truk,
kendarannya hancur dan ia terseret cukup jauh dari jalan. Rumah sakitpun di
hubungi untuk mendatangkan mobil ambulance dan segera untuk menolong vio.
Di saat yang sama zenki sedang melintasi daerah tersebut dan
melihat kecelakaan tersebut, ia menerobos kerumunan orang di sana dan penasaran
dengan orang yang kecelakaan dan ia melihat vio.
“haa...,, nesa.!!” Teriak zenki, dengan kecemasannya itu.
Ambulanpun datang dengar segeranya dan membubarkan kerumunan
tersebut, zenki pun ikut menaiki ambulan tersebut.
“maaf, kamu kenal anak ini..??”
“ia, saya kenal.., dia teman saya..”
Ambulanpun melaju dengan sirinenya dan dengan laju menuju
rumah sakit. Setibanya di rumah sakit dengan bergegas semua perawat dan seorang
dokter datang dan melihat dan membawa vio ke ruang gawat darurat.
Ternyata karena kejadian kecelakaan tersebut, vio harus
secepatnya untuk di operasi dan pada saat itu, rumah sakit kehabisan stok darah
yang di butuhkan oleh vio. Dan kebetulan tidak di sangka zenki memiliki
golongan darah yang sama dengan vio. Jadi zenkilah penolong jiwa vionesa.
Vio seakan berada diawang-awang saat melakukan operasi, ia
melihat sebuah tempat yang tidak asing baginya, yaitu tempat ketika ia kecil
dulu semua keluarganya lengkap dan mereka ssangat bahagia, namun suatu waktu
semuanya saatu persatu menghilang, menghilang dengan meninggaalkan vio seorang
dan sendiri berdiri di sebuah tempat sunyi dengan cahaya yang menyilaukan
matanya.
Vio berada di awang-awang, tidak tahu arahnya, ketika ia
berjalan dan terus berjalan mengikuti cahaya itu dan dari belakang ada yang
memanggil namanya dengan sebutan “nesa..nesa..”, vio berhenti melangkah dan
menoleh kebelakang, seseorang berdiri di hadapannya namun wajahnya tidak
kelihatan jelas oleh vio. Lalu ia tak sadarkan diri.
Setelah beberapa jam, operasi selesai dilaksanakan, vio dapat
di selamatkan. Zenki merasa lega dan bahagia mendengarkannya.
“syukurlah, nesa..”
Setelah dua hari pasca operasi, viobaru sadarkan diri.
“putih.., dimana ini..??” vio menatap langit-langit atap rumah
sakit
“pagi nesa..?”
“hmm...” vio menoleh ke arah sumber suara itu, dan menemukan
seseorang yang telah duduk di sampingnya
dengan senyuman penuh di wajahnya,
“bagaimana ? kabarmu baik rasanya..??”
“nesa..., apa itu ?”
“bukannya apa, tapi siapa...?, nesa itu adalah namamu kamu
lupa, nesa..??”
“namaku nesa..??”
“haah, aku akan memanggil dokter, tunggu sebentar ya,
nesa..?!” zenki pun pergi untuk memanggilkan dokter karena vio telah sadar.
“sepertinya dia amesia, !”
“amesia ??”
“lupa ingatan.., mungkin akibat dan dampak dari kecelakaan
itu.., tapi kondisinya sudah membaik dari sebelumnya..”
“apaa ia bisa sembuh
dari amesianya, dokter..??”
“itu bisa saja.., sewaaktu-waktu ia mungkin dapat mengingatnya
namun tidak tau kapan ia dapat mengingat semuanya kembali, jadi gaja dia
baik-baik ya..!”
“baikla dokter..”
Dokter
meninggalkan ruangan vio, zenki menoleh ke arah vio. Dan berkata :
“kamu
dengar tadi nesa, kamu lupa ingatan..?, hmm.. berarti aku haarus memperkenalkan
diriku lagi kepadamu dong.., hmm.. baiklah kalau begitu..?!”
“perkenalan
diri..??”
“namamu
adalah vionesa adya rhesa, ingat itu ya..!!, dan namaku adalah zenki tyioshi...”
“aku
nesa, dan kamu..??”
“panggil
aku zenki, oke..!!”
“zenki,
baiklah... zenki..”
Vio
bertanya kenapa ia bisa berada di rumah sakit, dan dimana keluarganya dimana ia
tinggal dan sesuatu yang lainnya. Namun zenki ingin bercerita dari mana dulu,
namun yang ia beritahu adalah..,
“maaf,
nesa.. aku tidak akan menceritakan nya sekaligus padamu ya, dan yang ingin ku
katakan adalah lama tidak bertemu denganmu, nesa..?”
“hmm..,
baiklah kurasa mungkin..”
“hmm.. haahaa...” Zenki tertawa mendengar jawaban vio (tapi
sekarang kita panggil nesa saja ya ok ).
Keesokan harinya, nesa sudah di perbolehkan untuk pulang
kembali ke rumahnya karena keadaannya sudah tidak apa-apa lagi walau ingatannya
belum pulih hingga saat ini, oleh karena
itu zenki mengajak nesa untuk tinggal bersama utnuk sementara waktu apalagi ia
lupa rumahnya di mana.
“hmm..ia aku tidak ingat, apakah aku tinggal sendiri, apakah
keluarga ku tidak mencariku..?”
“maaf kan aku nesa, aku tidak tahu kejadian itu..., aku
sungguh tidak tahu apakah mereka masih hidup atau pun tiada, karena terakhir
kalinya aku bertemu kamu saat kita smp.., yang ku tahu saat itu bukan kah ada
pertengkaran hebat karena aku tinggal di sebelah rumahmu dan seminggu kemudian
kamu pindah...”
“hmm..jadi kamu tidak tahu..?,”
“maaf..”
“tidak apa-apa kok, terimakasih sudah menolongku ya..!”
“jadi kamu mau kan tinggal bersamaku untuk sementara waktu,
ingatanmu pulih..??”
“tapi, apa aku tidak merepotkanmu..?”
“merepotkan, hmm.. tidak kok malahan pasti menyenangkan,
karena adikku punya teman yang mau bermain dengannya...”
“hmm.., zenki punya adik..?”
“ia, cewek.. ia pasti sangat kagen kamu nesa..??”
“benarkah..!”
“hmm...”
Merekapun setelah mengurus berkas di rumah sakit, pulang
menuju rumah zenki dengan taksi.., setelah sampai di rumah zenki sungguh nesa
terkejut rumah zenki sungguh lah luas dan lapang sekali, tumbuhan hijau banyak
terdapat di sana dan semua telah tertata dengan rapinya bunga-bunga yang penuh
dengan warna, dan harumnya sungguh semerbak mewangi..
“waahh.., cantiknya.”
“ayo..,rica pasti sudah menunggu mu, aku telah menghubunginya
taadi saat di taksi dan di sangat senang sekali mendengarkannya, ayo...!!”
“hmm.., ayo.. hmm, zenki apakah kita dulu sering bermain
bersama..??”
“ya, tentu saja.., aku sering mengganggumu dengan menyembunyikan jepit rambutmu yang selalu kamu suka..”
“ya, tentu saja.., aku sering mengganggumu dengan menyembunyikan jepit rambutmu yang selalu kamu suka..”
“hmm.. aku suka ?”
“ia, kamu suka sekali dengan sebuah angka, yaitu sembilan..!”
“hmm.. sembilan, angka sembilan benarkaah aku menyukainya,??”
“ia, sakin sukanya seluruh mainanmu pasti ada pernak pernik
sembilannya, aku juga heran kenapa kamu menyukainya..”
“apakah sampai sekarang aku menyukainya..?”
“aku tidk tahu, kita sudah lama tidak berjumpa dan aku tidak
tahu itu.., mungkin saja itu masih namun kemarin angka itu tidak ada padamu..”
“tidak ada padaku.., apa aku sekarang tidak menyukainya lagi
zenki..?”
“siapa yang tahu..”
Lalu mereka berduapun masuk kedalam rumah, dan nesa sudah di
tunggu-tunggu oleh rica..dan langsung berteriak dengan kencangnya..
“kak..nesaaaa....!!!” rica memeluk nesa tiba-tiba
“hahaha...ia ia ada apa..?”
‘aku kangen, udah lama tidk berjumpa dan kakak kelihatan
cantik saja..?!”
“hmm.., ah benarkah terimakasih ya, rica..”
“tapi, aku tetap lebih cantik dari pada kakak, jangan
coba-coba menyanyingiku..!!”
“hmm..apa..!!”
“ahahaha..aku bercanda, kakak ku inin yang paling cantik..”
“hey, sudah rica.., antar kakak ke kamarnya ya.., oh iya mana
deon..??”
“ha.., tidak tau dimana dia..?, ayo kak nesa kita ke
kamarmu..”
Ricapun
mengajak nesa ke kamarnya, dan disana sungguhlah sangat rapi dan bersih memang
anak dari kolongmerat yang kaya, namun nesa tidaak melihat siapa pun selain
zeni dan rica, dan kemana kedua orang
tua mereka, penasaran dalam hati nesa..
Dilain
tempat triswi yang selalu di hantui oleh rasa bersalahnya bertambah sangatlah
merasa bersalah dan amat sangat menyesal karena sudah beberapa hari ini vio
tdak masuk ke kampus dan tidak ada kabar yang datang tentangnya, sungguh
membuat triswi sangatlah hanyut dalam kesalahannya sendiri.
Dan
untuk itu ia, mendatangi rumah vio, namun tidak ada hasil karena vio tidak
berada disana..., ia pun berusaha untuk mencari vio dan menanyakan kabar vio
dari temannya yang lain.
“jangan-jangan
vio sakit, dan....”
“huuss..”
“habis
aku juga ngak tahu dia dimana, ngak ada kabarnya..”
“mungkin
aja dia berhenti, kamu sering mengoloknya sih..”
“aku...??”
triswipun bergi dari temannya dan dalam hatinya ia berbicara
‘tidak
semua.., semua gara-gara aku....aku.....vio.., dimana kamu sih...aku minta
maaf..”
Di
dalam rumah zenki, nesa merasa nyaman dan sungguh dalam hati seperti merindukan
rumah ini. Makan malampun siap mereka semua turun yang ada di dalam rumah dan
duduk bersama.
Pelayanpun menyiapkan makanan yang sekarang sudah tersedia di
meja makan, nesa, zenki, rica, pun duduk dibangku masing-masing dan terdengar
langkah sesorang dari belakang pungung nesa, perasaan aneh tumbuh di hati nesa
ketika mendengarkan suara orang tersebut.
“kak deon..!!
ayo makan..”
“ya...,
aku tidak tahu ternyata kita sedang ada tamu
ya, pantas makanannya banyak begini..”
“kak
deon..!!”
Deonpun
duduk di sebelah rica, nesa menoleh ke pada deon namun deon memalingkan
wajahnya dari nesa, dan zenki memberi tahu kepada nesa, deon adalah adiknya
yang pertama dan ia seumuran dengan nesa, walau kelihatannya ia lebih tinggi
dari zenki.
Merekapun
mulai makan bersama, disela makan zenki bertanya dari mana saja deon berada dan
apa yang dilakukannya. Namun deon hanya diam saja dan meneruskan makannya,
zenki menggulangi pertanyaannya kembali namun deon tetap saja lanjut makan dan
tak menghiraukan kakaknya.
Lalu
untuk yang ketiga kalinya zenki bertanya kepada deon, lalu dengan kesal deon
menghempaskan sendoknya dan beranjak pergi dari meja makan dan berkata bahwa ia
selesai makan. Dan pergi berjalan menuju kamarnya yang berada di lantai dua.
Nesa
yang melihat semuanya hanya diam saja dan tidak ingin ikut campur, zenki
meminta maaf karena sikap deon yang tidak sopan, apa lagi aada nesa di
depannya. Setelah selesai makan nesa pergi ke kamarnya untuk siap-siap tidur
dan zenki menemui deon yang berada di dalam kamarnya, dan sekali zenki membuka
kamarnya sungguhlah berantakan sekali.
Dan
zenki melihat sampah penuh dengan coretan tangga lagu, dan lirik-lirik lagu
yang dibuat oleh deon dan gitarnya yang perlahan ia sembunyikan dibelakang
punggungnya agar zenki tidak melihatnya.
Ternyata
deon ingin menjadi seorang musisi, namun zenki ingin deon meneruskan jabatan
dari zenki yang bekerja disebuah perusahaan kini. Namun deon menolaknya, dan
ingin terus bermain gitar dan menjadi musisi yang terkenal dan dipuja banyak
orang.
Tidak
sengaja nesa mendengar percakapan mereka berdua ketika ingin mencoba menemui
deon yang tadi tdak sempat ia berkenalan di ruang makan tadi, kadang nesa
merasa kedatangannya jangan-jangan membuat keluarga ini berantakan pilikan
negatif memenuhi kepala nesa, dan mudahan aja tidak kata nesa dan nesa ingin
cepat-cepat ingatannya kembali seperti semula jadi ia dapat pulang kerumahnya
sesgera mungkin.
Tidak ingin menganggu mereka nesa pun turun kembali
menuju kamarnya.
Keesokan
harinya nesa pergi bersama rica ke swalayan untuk membeli beberapa snack karena
mereka ingin menonton film yang telah dipinjam rica dari temannya, merekapun
pergi ke swalayan menggunakan sepeda motor dan rica yang digonceng. Ternyata
nesa masih ingat caranya naik motor hehehehee....
Sesampai
di depan swalayan, nesa memarkirkan motornya di parkiran dan tanpa sengaja
menyandung triswi yang sedang berjalan dengan memegangi banyak belanjaannya di
tangan, karena tak lihat jalan hampir saja triswi terjatuh namun di sambut oleh
nesa, tanpa melihat wajah nesa, triswi menggucapkan terimakasih karena barang
bawaannya banyak sekali.
Namun
ketika ia mendengar suara nesa yang berlalu, triswi menoleh dan melihat nesa.
“vio..,
itu vio..!!!??”
yup.. begitulah ceritanya di bagian kedua ini penulis dapat sampaikan, datanglah lagi kesini untuk menunggu kelanjutan ceritanya ya..
baiklah itu saja untuk hari ini dan terimakasih telah mampir, jangan lupa untuk mampir lagi ya ok ja....
terimakasih, thankyou, arigatou, sukron.....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan kata yang bijaksana