Laman

Senin, 28 November 2022

KISAH SiBung "MELODI"

 



Salam sobat ku semua, kali ini aku punya cerita nih tentang seorang cewek, anak perempuan yg dimiliki ayahnya, seorang kakak yang memiliki adik, dan teman curhat dengan sang ibu.


Anak ini bernama "Melodi", sewaktu ia kecil cita-cita nya bukanlah jadi dokter, jadi tentara tapi "ingin membahagiakan kedua org tua". Itulah cita cita ia diwaktu kecilnya dan tidak berubahnya hingga ia memasuki sekolah dasar. Jika kalian bertanya pada Melodi mau jadi apa saat dewasa dan ia menjawab mau jadi membahagiakan kedua orangtuanya.


Melodi anak pertama dari 2 bersaudara, adiknya laki-laki yang berbeda 5 tahun umur dengannya.


Melodi yang dia dengar dari orang tuanya dan sewaktu balita, ia lebih suka mobil daripada boneka, padahal anak cewek. Suka main dengan anak ayam, sambil di gendong gendongnya anak ayam itu.


Keluarganya tinggal dikeluarga yang sangat sederhana, walau status ayah PNS namun jabatan rendah, dan itupun gaji tiap bulan telah dipotong untuk menutupi pinjaman di bank, kadang minjam di bank lah penyelamat hari. Susah sekali pendapatkan uang tambahan.


Kadang sang ayah hàrus pergi ngojek saat malam hari untuk tambahan mereka, uang belanja harian, anak yang perlu biaya untuk sekolah.


Beranjak Melodi sudah mau masuk sekolah dasar, keluarga melodi pindah ke rumah dinas dan tidak perlu sewa lagi, namun dengan kondisi atap yang sudah reot, saat hujan harus nimba air karena ke banjiran, air yang kadang tidak keluar, lampu listrik yang sering mati.


Mereka ber-4 bertahan disana cukup lama dari Melodi kelas 1 sekolah dasar sampai mau masuk kuliah.


Alhamdulillah, dengan jerih payah sang ayah dan dukungan ibu Melodi dapat kuliah di universitas negeri di kota itu.



Saat kuliah, Melodi berusaha yang terbaik untuk mengapai gelar sarjana nya. Ayah yang tiap pagi mengantarkan Melodi yang berangkat menuju kampus. Saat sat KKN terlewati dan saat saat PPL juga terlewati.


Sidang skripsi telah dilalui juga, akhirnya setelah 5 tahun perjuangan Melodi mendapatkan gelar sarjana. 


Namun walau sarjana belum tentu langsung dapat pekerjaan, karena sang mama sering bercerita pada tetangga kemudian terdengar ada yang mau buka cabang TK atau PAUD dilingkungan tempat dia tinggal. Nah terbesit menaruh sang anak Melodi sebagai guru mengajar. Dan sesuai Melodi pun memgajar di TK.


3 tahun lamanya, sembari memunggu pujangga. Beberapa bulan setelah itu tepatnya di hari raya ada yang berlunjung ke rumah seorang tetangga dengan membawa anak bujangnya.


Berkirim pesan melalui wa, mereka berkenalan Melodi dan Wahyo. 2 bulan berlalu dengan chattingan, bulan ke 3. Mereka mulai bertemu beberapa kali. Hubungan semakin serius karena umur juga sudah diujung tanduk.


Bulan ke 4, lamaran di terima. Dan persiapan pun di mulai. Karena proses yang cepat dengan modal yang bisa dikatakan tidak ada. Mama Melodi dan ayah berusaha mencari pinjaman. Sang tantelah yang memudahkan jalan. 15 juta dipinjam sebagai modal nikah. Disana pelaminan, uang belanja, uang isi kamar.


Dan beberapa bantuan dari abang sepupu dan kakak sepupu.


Jalan pertemuan bulan ke 5, Melodi sah dapat gelar tambahan yaitu seorang istri.



Seminggu setelah nikah, Melodi tinggal dengan orang tua nya. Dan di awal minggu ke 2 nikah Melodi dibawa suami ke mes tempat suami bekerja di perkebunan sawit dan lokasinya jauh ke dalam.



Hadiah yang didapat Melodi seperti piring, gelas dan alas kasur dibawa ke lokasi.


Disana Melodi tinggal dengan lingkungan masyarakat yang berbeda agama.  Dan jauh dari pasar apalagi jalan raya. Kendaraan yang ada hanyalah motor milik suami untuk berangkat kerja. Air yang sulit didapat karena berada di dalam kebun. Air cuma hidup dan keluar saat malam hari dengan durasi 20 menit, ember penampung yang hanya 5 buah harus dihemat Melodi dari pagi hingga malam. Air cuci, mandi, masak cuma 5 ember saja. Melodi harus pandai berhemat, bahan masak pun harus pandai menyimpan karena tidak ada yang namanya kulkas. Karena listrik akan hidup saat jam 6 sore hingga 10.30 malam. Dan hidup sebentar pukul 04.30 pagi sampai 06.00 pagi.


Baterai hp harus terjaga, hiburan cuma ada di hp. Nonton tv, tv nya tidak ada walau ada listriknya mati.

Blender tidak ada kalau mau giling cabe pakai batu giling.


Masak lauk, air harus dihemat. Dispenser juga tidak ada, air minum dimasak sendiri.


Itulah kehidupan Melodi, dari kota pindah ke dalam kebun.


Memang sulit yang dirasakan Melodi.


Moga saja.Melodi memdapatkan tempat tinggal yang lebih nyaman, tentram dan langgeng terus dengan suaminya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berkomentarlah dengan kata yang bijaksana