Laman

Sabtu, 04 November 2017

ICELY (10)

scene from anime 3-sangatsu no lion s2
scene from anime 3-sangatsu no lion s2






















Salam bahagia dan sejahtera untuk kita semua ya. Dalam minggu ini aku mau curhat nih sama kalian sobat tapi sepertinya lain kali ajalah ya. kita langsung lanjutin aja cerita nya. Oh ya ini dia lanjutan cerita Icely nya selamat membaca dan tetap semangat. HAPPY READING !!


Genre : supranatural, romance, slice of life, action, fantasy

***

Maaf sebelumnya, untuk lanjutan ceritanya terdapat adegan kekerasan. Jadi, mohon untuk tidak kaget. Cerita ini hanya fiksi karangan belaka. Ok.
Atas perhatiannya terimakasih J

Dan perjalanan dalam 10 jam pun putri An lewati. Sesampainya ia di desa, ia pun mencari toko Icely.

"Maaf,..??"
"Ya, nona..!"
"Dimanakah toko Icely berada..??"
"Nona ingin memesan ukiran es ya..??   Baiklah dari sini nona lurus saja sampai melihat pohon besar. Setelah pohon besar nona belok kiri dan nona dapat melihat nama tokonya disana!!"

"Ha.. baiklah. Terimakasih"
"Ya.. sama-sama"

       Berita penyerangan kerajaan Su belum sampai ke desa tempat Zeno tinggal. Berita itu hanya baru tersebar di ibu kota saja.

Sesuai petunjuk dari orang yang ditemuinya tadi, putri An sampai di depan toko Icely. Toko dimana anda bisa memesan berbagai ukiran dari es, baik untuk acara pesta maupun resmi lainnya dengan harga yang sesuai kualitas. Malah promosi nih hihih...😆

Saat putri An ingin melangkah masuk ke dalam toko. Tiba-tiba ia terjatuh. Kira dan kiri menyandungnya karena berlarian dari dalam dikejar kejar oleh yuna. Putri An kaget, ia melihat adik-adik kecil berlarian dan dibelakangnya seorang gadis mengejarnya dengan sapu. Penyambutan yang luar biasa pikir putri An.

"Haa...! Ada tamu. Maaf kan saya..??"
"Ha. Tidak apa..! Apakah anda pemilik toko ini..??"
"Pemilik toko ini..?? Oh maaf, saya bukan pemiliknya. Kalau anda sedang mencari pemilik tempat ini saya memanggilkannya"
"Silahkan tunggu di dalam"
"Baiklah"

Putri An masuk sedangkan penjaga menunggu di luar toko.

"Ada apa ini sebenarnya. Sepertinya mereka adalah orang kerajaan. Aku melihat bendera kereta yang ia naiki, Zeno"
" baiklah, aku akan menemuinya..!"

"Zeno. Mereka kesini bukan untuk menangkap ku kan..??"
"Tidak, tenang saja. Aku sudah katakan bahwa kamu aman selama berada disini"
"Aku akan menemuinya"
"Baiklah"

Zeno pun muncul dihadapan putri An.

"Saya adalah Zeno pemilik dan pengukir es disini. Ada perlu apakah keluarga kerajaan datang menemui saya??"
"Aku dimintai oleh baginda raja, ayah ku untuk menyampaikan sebuah surat kepadamu..! Aku adalah Putri Anrea Frisya..!"

"Putri..?"
"Maaf kan ketidak tahuan saya, putri.. apakah surat yang di diberikan raja padamu..??!"
"Ini. Bacalah"

Zeno membaca surat tersebut dan seketika raut wajahnya menjadi suram dan sedih. Surat yang tadiia terima di genggamnya dengan erat hingga menjadi kusut.

" aahh.. suratnya. Kenapa kamu..!!"
"Maaf kan saya putri !"

"Saya tidak dapat mengatakannnya kepada anda. Namun intinya, raja menginginkan saya untuk turut membantu kerajaan dengan kekuatan saya"
"Lalu..?"
"Sepertinya saya menolak..!!"
"Kenapa..?? Rajamu sedang membutuhkan mu.."
"..."

Lalu putri An mengeluarkan gelang pemberian ayahnya. Zeno melihat kearah gelang tersebut.

"Gelang ini.., ayah ingin kau memakainya"
"Gelang sihir.."
"Apa..?? Gelang sihir..??"

Putri An tidak memgetahui bahwa gelang yang ia bawa adalah gelang sihir. Lalu zeno bertanya pada putri An.

"Putri ? Berapakah umur mu..??"
"Usia ku 12  tahun, dan bulan ini masuk ke 13 tahunnya"
"Begitu ya"
"Apakah raja menyuruhmu, agar kamu meyakin kan aku untuk mau memakai gelang tersebut..??"
"Iya itu benar. Darimana kau mengetahuinya!!"
"Di usia mu yang muda ini. Apakah kau tahu arti gelang sihir ini kau berikan kepada ku..??"
"Aku tidak tahu.."

"Raja, bukan ayahmu itu. Menyerahkan mu padaku seutuhnya"
"Putri An, bila gelang ini ku terima artinya aku menerimamu sebagai pengantinku dan aku bersedia untuk terjun dalam perang ini"
"Namun, aku.. tidak bisa memutuskannya dengan mudah.. bila ku lakukan mungkin saja aku akan diluar kendaliku.."

"Itu sangat beresiko. Selama ini aku telah memendamnya, sehingga bila aku paksa mungkin kekuatan ini akan meledak"
"Tunggu dulu.., tuan Zeno. Aku kurang memahami perkataan mu !!!"

"Intinya. Ayah mu ingin kan aku menikahimu dan membuatku terikat pada kerajaan ini"
"Kalau dengan menikah dengan mu, kerajaan akan terselamatkan. Aku bersedia..tuan Zeno"
"Di usia mu ini"
"Iya..!!"
"Aku sangat tersanjut putri An, walau di usia kecil namun kamu memiliki sifat kedewasaan"
"Namun.."

"Tuan Zeno. Kumohon jadilah orang yang akan melindungiku dan kerajaan ini"
"Putri ini sungguh tidak mudah untuk..!! Aku ini sungguh tidak pantas untuk mu..!!"
"Kumohon, tuan Zeno !!"
"Terimalah gelang ini"

"Apakah kau tidak akan menyesalinya?"
"Aku tahu pilihan ayah ku adalah yang terbaik"
"Baiklah. Aku terima gelang ini. Ikutlah dengan ku keruang kerja ku"

Zeno pun membawa putri An ke ruang kerjanya. Dengan tatapan sedih dan perlahan air mata Zeno mengalir di wajahnya. Zeno memandangi gelang tersebut. Mengunci pintu.

Putri, aku ingin kau tahu ini tidaj dapat ditarik kembali.

"Aku tetap pada keputusanku"

Zeno mengambil sebilah pisau dan menyayat tanganya hingga berdarah dan meneteskan darah tersebut pada gelang, zeno meminta putri untuk melakukan hal yang sama. Setelah gelang telah dilumuri oleh darah mereka berdua. Putri An memasangkan gelang tersebut pada pergelangan tangan kiri Zeno.

"Putri, kini kita berdua terikat akan satu sama lainnya. Aku harap engkau tidak memiliki menyesalan akan hal ini, semoga kau tidak berada dalam suatu keadaan yang menakutkan. Aku doakan semoga kau bahagia."

"Putri, aku tidak akan menyembunyikan apa pun darimu. Jadi, aku akan perlihatkan sesuatu padamu. Ku harap kau tidak histeris"
"Tidak.. aku tidak akan begitu"

Zeno pun mengeluarkan kekuatannya untuk pertama sekali setelah 5 tahun lalu. Dari tangan zeno, es tiba tiba muncul. Dinding ruangan dibuat beku, lantai dan seluruh benda di ruang kerja membeku seketika.

"Apa..ini sihir??"
"Bukan itu saja.."

Zeno pun, membuat dirinya tertutupi es dan kemudian es tersebut mencair. Seekor serigala putih bermata biru berdiri di hadapan putri An. Yang satu ini tidak dapat dia tahan.

"HAÀAAAAAAAA...!!"

Penjaga yang ada diluar, memcoba untuk membuka pintu tempat kerja Zeno. Namun tidak berhasil. Pintunya macet karna es beku.

"Haa..!! SERIGALA...!!"

Serigala putih bermata biru itu mendekati putri An. Putri memcoba menghindar. Semakin dekat dan semakin dekat. Serigala itu tepat berada di dekatnya.

Putri An, kemudian memerhatikan sesuatu. Ada gelang disalah satu kai serigala itu.

"Tuan Zeno !!"

"Apakah kau serigala ini..??!"


***
bersambung.....

yup, sobat ku sekalian itu dia lanjutan dari icely sebelumnya. Kita sambung lagi postingan selanjutnya ya... terimakasih ku ucapkan telah membaca karangan ku ini. apabila ada kesamaan nama, tempat maupun alur cerita mohon maaf itu tidak disengaja atau tidak ada maksud untuk meniru dan lainnya. murni ketidaktahuan. baiklah sampai jumpa lagi ya... salam

Cerita Sebelumnya ini lhoh
Cerita Lanjutannya Wah, ini lhoh


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berkomentarlah dengan kata yang bijaksana