Laman

Jumat, 24 Juni 2016

LERENG GUNUNG

Hello teman, mau cerita karanganku...
Ini ada yang terbaru lhoh.., aku tegaskan ya INI HANYA KARANGAN FIKTIF BELAKA TIDAK MENYANGKUT DENGAN DUNIA NYATA. HANYA IMAJINASI DAN FIKTIF BELAKA, HANYA DEMI KEPENTINGAN HIBURAN OK.. J

Genre   : misteri, romance, horor

LERENG GUNUNG

Menelusuri jalan yang penuh dengan semak belukar, kaki yang berlari kencang dan perlahan melambat melewati ilalang pwpohonan tersebut dan berhenti di sebuah dasar jurang yang tak tampak dasarnya. Satu langkah lagi bila tak dapat dihentikan maka , masuklah ia dalam jurang yang kelam itu. Kaki perlahan melangkah dengan pasti kearah belakang, satu.. dua..tiga .. langkah mundur kebelakang. Kaki itu berhenti sejenak dan kemudian menggambil ancang-ancang dan berlari tampa henti lurus kedepan dan tidak akan peduli untuk melihat kiri dan kanannya lagi. Kaki itu kini telah berada di dasar jurang yang kelam tadi, entah apa yang melatar belakangi hal tersebut yang pasti tempat itu kini ditutup karena kasus tersebut.

Seorang pemuda baru pulang dari pendakiannya digunung tempat kasus terseut terjadi, pemuda itu melewati kerumunan orang yang ingin menyaksikan proses evakuasi korban jurang tersebut.

“ada apa?”
“ada yang jatuh dari jurang, lagi..?”
“udah yang keberapa emang nya..?”
“ini udah yang ke-11 sampai minggu ini”
“tapi masih ada juga ya, yang mau mendaki gunung ini?”
“tu.., salah satunya mereka !”

Beberapa warga sekitar mengarahkan matanya kearah pemuda tersebut. Pemuda itu memakai baju kemeja merah dan celana jins, menyandang ransel dipunggungnya dan membawa tongkat di tangan kanannya.

“he.., dia mah sudah sering kesini malah sebelum muncul kasus ini dalam seminggu ia naik gunung kadang sampai dua kali dalam seminggu”
“ngapain dia ke puncak gunung?”
“ngak tau sih, katanya dia mau nyari tanaman langka gitu”
“hehehehe.., mana ada”
“ngak tau lah ya”

Pemuda terus berjalan dan tak menghiraukan perkataan orang-orang yang membicarakan dirinya, dan tidak peduli akan kasusu yang terjadi di sana. Ia tidak merasa takut atau ragu untuk terus melakukan kegiatan yang ia inginkan itu.
***

Tirai dibuka dengan lambatnya, matanya perlahan terbuka dan menyonsong cahaya matahari yang menyilaukan di pagi hari yang terlihat cerah walau ada awan gelap dari kejauhan.

“mungkin nanti hujan..”
“huuuuaaah”

Pemuda itu tinggal sendiri di sebuah apartemen yang berada tidak jauh dari kampus dan jaki gunung. Pemuda ini sangat hobi sekali untuk mendaki gunung, seolah-olah ia ingin selalu mendaki dan menyusuri hutan yang ada digunung dimana ia berada sekarang.

“ops..,!! udah jam segini. Mandi !! bakalan telat nih..??”

Tanpa mandi dan hanya mencuci wajahnya dan mengosok gigi ia berangkat ke kampusya yang berjarak kira-kira dari apartemennya 1,5 km, ia melaju dengan sepeda dan ransel kebanggaannya di punggung.

“fuji..!! kami terlambat lagi ya ??!”
“apa kamu tidk bisa datang tepat waktu”
“maaf pak”

Fuji adalah mahasiswa jurusan arkeologi. Ia suka mencari sesuatu untuk ditelitinya dan mencari tau arti yang tersembunyi dari benda-benda kuno yang dapat ia temukan. Makanya ia suka mendaki gunung dan melihat apa-apa saja yang dapat dijadikannya objek untuk ditelitinya. Walau kabar tentang kesus kejadian yang ada di lereng gunung yang telah memakan korban 11 orang yang masuk jurang dengan anggapan bunuh diri.

Seluruh kampus dan masyarakat sekitar gunung telah mendengar kabar tersebut dan meminta agar masyarakat supaya menggurangi aktivitas di dalam gunung tersebut. Karena pihak polisi sedang menyelidiki kasus tersebut.

***

“fuji ?, mau kemana bawa ransel ??”
“gunung”
“lagi !, kemarinkan udah, hari ini ngak usah lah..”
“lagian apa sih yang kamu cari di gunung sana?”
“...”

Fuji tetap berjalan meninggalkan sahabatnya, Boni. Melihat tingkah fuji yang akhir-akhir ini sering ke gunung membuatnya kawatir, dia takut fuji akan beranggapan sama dengan yang dilakukan korban di gunung yaitu bunuh diri. Setiap hari telah sore bino selalu mengecek fuji telah pulang tau tidak karena apartemen mereka hanya berjarak 3 kamar di apartemen yang sama.

Fuji tinggal sendiri di apartemen, kedua orang tuanya berada di kota yang lain. Ia tinggal sendiri karena kampusnya yang berada disana sehingga ia merantau dan kini menetap disana sampai study nya selesai. Dan sekarang lagi sibuk-sibuk nya dengan tuga yang diberikan dosennya kepadanya, mungkin itu juga adalah salah satu alasannya datang ke gunung.

Bino mencoba untuk berfikir positif terhadap fuji, mga dia tidak melakukan hal yang tidak-tidak. Fuji merupakan mahasiswa yang terkenal di lingkungan kampusnya namun hanya sedikit orang yang dapat dan berhasil mendekati dirinya dan salah satunya alah bino, apalagi mereka dalah tetanggaan.
Fuji sudah punya pacar bernama vina, namun fuji tidak terlalu dapat diandalkan dalam hal itu. Fuji lebih memilih mendaki gunung dari pada diajak jalan ke mal taupun ke taman oleh vina, sehingga beberapa minggu yang lalu vin adan fuji barusaja putus. Bino juga telah mengenal vina, karena mereka berasal dari SMA yang sama. Dan dalam diam dan tak pernah mendekati bino memendam rasa kepada vina selama ini.

“fuji, besok ada kegiatan ngak..?”
“hari ini aku ngak ada kegiatan, besok pun juga sama.., kalau kamu bro gimana ?”
“aku sih juga ngak ada kegiatan”
“gimana kalau besok kita pergi nongkrong”
“boleh.., jam berapa ?”
“ha.., kira jam 10:00 pagi ya.., di tempat biasa”
“ok”

***

Sesuai janji mereka, akan bertemu di tempat nongkrong mereka yaitu di warungnya mbak niam. Namun fuji sudah bosan menunggu, udah lewat setengah jam bino belum juga kunjung datang. Dan dari kejauhan ia melihat seseorang sedang menyebrang jalan raya, ia mengira itu adalah bino. Dan ternyata setelah dilihat kembali, vina.

“vin..a?”
“he.., fuji kaamu disini ya”
“ada apa kesini, he..?”
“ngak, nunguin bino, kamu ?”
“aku diajak bino kesini”
“lhoh, kok gitu. Rasanya yang nongkrong kami berdua jalah”
“ngak tau, bino nya mana ?”
“belum datang”

Mereka berdua pun akhirnya duduk derdampingan walau jarak diantara mereka telah tercipta, mereka telah putus dan itu sudah wajar saja. Namun entah kenapa vina masih melirik-lirik fuji, dan sepertinya dia masih punya rasa kepada fuji. Fuji yang duduk sambil minum jus hanya melihat smarphonenya yang ia kutak atik di tangannya.

“heh, fuji.. kamu ngapain dari tadi?”
“hmm, ngak aku Cuma mau chat bino, dia janji jam 10:00 sekarang udah jam 10:47.”
“aku dah capek nungguinnya”

Fuji tidak memperhatikan dari awal, dan setelah dilihat-lihat kembali. Vina berpenampilan sangat rapi dan bersih, dan yang membuatnya heran adalah vina memakai warna baju kesukaan fuji, model yang dulu dipilih kan oleh fuji, dan memakai sepatu yang sama saat pergi jalan dengan fuji.

“apa maksud semua ini?”
“he..??”
“ada apa, fuji..??”
“haa., nagk ada !” (diam)

Dan setelah lama menunggu, akhirnya bino tidak kunjung datang. Fuji pun memutuskan untuk pulang dan melihat ke arah vina.

“pulang ajalah, dia ngak bakalan datang..”
“fuji.., ada yang mau aku bilang..”
“hmm,, apa ?”
“mau balikan lagi tidak ??”
“apa maksud mu..?”
“aku minta maaf aku yang salah, kita balikan lagi gimana”
“balikan ??!”
“...”
“maaf, vina. Sepertinya ngak bisa. Bukannya aku tidak memaafkan kamu. Tapi sepertinya kita memang ngak cocok”
“aku dan erdi itu ngak pacaran kok”
“maaf, bukan karena kamu pacaran sama orang lain atau bukan. Sepertinya kita memang tidak cock lagi itu saja. Lagi pula aku ngak akan bisa ngasih kamu perhatian yang banyak karena aku lagi sibuk dengan penelitian aku. Kamu pasti dapat mecari yang lebih baik dari aku jadi ngak apa kok, ya..”
“Jadi kamu ngak mau balikan”
“maaf ya, vin”

***

DRUUMM..DRUUMM..
PESAN : “bro, ngapa ngak datang ?”
                “sengaja”
                “apa sih maksud mu, ngajak vina kesana ?”
                “dia katanya mau balikan, sama mu fuji..”
                “ngak, ngak kayak gini caranya”
                “jadi gimana?”
   “ngak berhasil, bro.. gue ngak mau sama dia lagi kami udah ngak cocok lagi. Jadi biarkan saja dia cari yang lebih baik dari aku”
                “maaf fuji”
                “ya, makasih sob”

Ini adalah pesan terakhir yang diterima bino dari fuji. Setelah 2 hari mereka mengikir pesan fuji tidak ada kabar. Di apartemennya pun tidak ada tanda ada yang pulang ke rumah selama dua hari tersebut. Setelah bino bertanya dengan massyarakat dekat gunung, mereka bilang ada seorang pemuda yang biasa naik gunung dengan membawa ransel besar 2 hari yang lalu sesuai dengan terakhirnya mereka mengobrol. Kini kemana pergi menghilangnya fuji.

***

Berita terbaru dari lereng gunung, telah ditemukan satu korban lagi. Jenis kelamin laki-laki yang membawa ransel besar jatuh ke jurang. Berita yang mengejutkan datang dari lereng gunung, ini adalah korban yang ke-12 dari 2 minggu terakhir. Sebenarnya apa yang terjadi, kenapa ini semua terjadi. Karena kasus tersebut di umumkan secara resmi gunung ditutup untuk umum dan masyarakat setempat pun dilarang untk memasuki kawasan gunung.

Beritanya telah sampai keteliga vina, dan dengar mendegar itu iapun tiba-tiba meneteskan air mata dan meratap dengan pelan. Suara tanggisan yang ditahannya. Bino hanya dapat melihat vina menaggis, namun ia tidak dapat kesempatan untuk dapat menyela air mata yang sangat ia idamkan itu.

Korban ke-12 adalah laki-laki yang bernama erdi, mantan pacar vina. Karena vina ingin balikan dengan fuji. Seminggu yang lalu ia pun putus dengan erdi. Dan sekarang erdi ditemukan menjadi korban bunuh diri di lereng gunung itu yang ke 12 itu. Sebenarnya da apa dengan gunung tersebut, kenapa orang-orang tersebut memilih gunung untuk mengakhiri hidupnya, karena dilanda keputus asaan yang amat mendalam.

“vina.., jangan menanggis”
“bin..o”
“fuji ??”
“dia nagk ada disini, sudah 2 hari dia ngak pulang ke rumah sepertinya..!”

***



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berkomentarlah dengan kata yang bijaksana