Laman

Minggu, 21 September 2014

minggu cerpen


Waktu kadang memang terasa cepat, terasa lambat, terasa membosankan, terasa menyenangkan dan kadang terasa amat dirindukan. Kapan rasanya terasa cepat ?? apabila ia sangat di butuhkan, dan terasa lambat ? bila ia tidak dibutuhkan, terasa menyenangkan ? bila kita mengahbiskan waktu degan kesenangan dan membosankan bila tidak melakukan apapun !!
Ada juga wakyu yang sangat di rindukan yaitu pada saaat kita ingin terus berada di waktu itu..
Waktu sungguh berharga bila kita memanfaatkannya dengan baik dan amat berharga sehingga ada suatu kala kamu ingin kembali kewaktu itu. Namun waktu tak akan dapat terulang karena ia akan terus maju dan maju terus. Karena itu jangan sia-siakan waktu yang ada, gunakanlah sebaik-baiknya.
Bagaimana menurut mu...??


Moshi..moshi...
Kali ini saya akan memposting sedikit cerita untuk anda dan silahkan membaca dan bagi yang berminat dengan komentarnya di akhir cerita, ini hanya sebagai selingan saya saja.., dan silahkan membacanya..

ANAK ITU ?!

Seorang gadis yang agak pendiam dan tidak terlalu banyak bergaul dalam kesehariannya,  apakah ada hal yang salah dengannya sehingga membuatnya seperti itu dan itu mulai terjadi disaat ia memasuki sekolah menengah pertama..

Pada hal saat kecilnya ia sungguh anak yang aktif dan suka kesana kemari namun sekarang ia menjadi anak yang pendiam dan jarang untuk berkomunikasi dengan anak seumuran dirinya dan sebenarnya apa yang terjadi dengannya..
Hari ini anak itu terlambat datang ke sekolahnya, bukan hari ini saja ia melalukannya namun sesudah beberapa minggu terakhir ini sikapnya sungguh menjadi lebih parah lagi...
Guru-guru yang mengajar sungguh heran melihatnya dan sering datang dan bertanya kepada anak itu namun ia hanya mengatakan tidak ada apa-apa yang terjadi. Sudah 2 kali pihak sekolah memberikan surat agar orang tua atau walinya datang menemui pihak sekolah namun di saat hari pertemuan orang tua maupun walinya tidak ada yang datang..

 Anak-anak murid yang lainnya tidak terlalu akrab dan berteman dengannya sehingga susah untuk mengali informasi dari temannya dan bila dia ditanya ia hanya bilang tidak ada masalah apa-apa..???
Apa yang sebenarnya terjadi dengan anak tersebut, seorang guru bidang kesenian melihat hal yang ganjil dari anak itu..
Ia memiliki masalah yang cukup sering tampaknya, namun ia tidak dapat mengatakannya kepada siapapun...??

Pernah suaatu hari, ketua kelasnya melihat ia menanggis sendirian di dekat pojok ruang kelas belakang dan tidak tau apa yang ia katakan ..?? namun ia terlihat amatlah takut dan menangis terseduh-seduh dan ketika didekati ia pergi dan menjauh dan berkata tidak ada apa-apa.
Guru kesenian yang sedang mengajar mereka di dalam kelas, melihat suatu yang aneh..

Di saat mana nank-anak yang lain sedang mengambar suatu pemandangan atau sesuatu yang indah.., guru tersebut melihat hasil gambar dari anak itu yang berupa gambar yang sangat memilukan sekali seolah itu sedang melambangkan kesedihannya itu..
Entah apa yang ia maksud dari gmabar tersebut namun, guru hanya melihat bayangan-banyangan hitam yang banyak ia gambar- yang memenuhi buku bergambarnya dan ketika guru itu bertanya kepadanya gambar apa yang ia buat ia hanya berkata, itu keluargaku semua..
Betapa kaget dan menakutnya jawaban yang ia berikan kepada guru ia, sehingga membuat guru kesenian itu merinding dan ngak enak badan.
Dan sehari setelah itu guru itu jatuh sakit dan minta izin tidak masuk kerja. Setelah banyak cerita dari para guru-guru yang lain juga maka guru bk pun ingin mendatangi rumah si anak itu namun apa yang terjadi di saat guru bk ingin mengunjungi rumahnya, si anak membawa guru itu kesebuah jalan kecil dan berhutan..
Dan guru pun bertanya kenapa kita malah pergi kehutan, memangnya ruahmu di hutan dan dengan santainya dan tetap berjalan menujukkan jalan si anak berkata.
“ia.., rumah saya di hutan, bu..”
Sudah agak lama mereka berjaln dan haripun semakin gelap dan cuaca menjadi mendung dan menandakn akan turunnya hujan..
Suasana mengerikan datang dan si anak tetap saja berjalan meneusuri  jalan setapak dan diikuti oleh guru bk.., namun karena kengerian dan suasana yang menakutkan mencekam guru tadi tidak jadi untuk terus mengikuti si anak dan beralih puang dan akan menemui walinya di sekolah saja..., dan meminta orang tuanya untuk datang yang kali ini.
Degan terburu-buru guru tersebut pergi berbalik pulang dan meninggalkan sang anak dengan terpaku dan terdiam berdiri di tengah hutan,

“padahal sebentar lagi kita sampai...!!”
Bisik sang anak perlahan di tengah hutan, “sebentar lagi..., sebentar lagi..”
Keesokan harinya guru bk hanya diam saja dan mengaatakan bahwa ia akan bertemu dengan orang tua anak itu, dan walik kepala sekolah bertanya “bukannya ia telah pergi bersama anak itu kerumahnya? Dan bertemu dengan orang tua nya di rumah karena orang tuanya tidak dapat pergi kesekolah..”
Walaupun dibilangin orang tuanya belum  pernah sekali pun pergi kesekolah..
“Mana mungkin ia akan datang sekarang..!”
Keesokan hari nya lagi, anak itu tetap datang ke sekolah namun tidak mau mendatangkan orang tua nya lagi.., sebenarnya ada apa...
Jam istirahat teman-teman membicarakannya dan di ruang gurupun sama adanya, penyelesaian yang bagaimana yang dapat kini mereka lakukan. Dan timbullah sebuah ide dari guru kesenia itu
“bagaimana kalau kita minta salah satu murid yang lain untuk lebih akrab dengan anak itu.., dan menemukan masalah yang ada..!!”
Namun semua heran, anak mana yang mau melakukannya sedang kan ia saja tidak memiliki teman..
Saya akan membicarakan dengan adik saya, yang seangkatan dengannya dan adik saya itu sangatlah bisa di harapkan bagaimana..??
Semuapun menyetujui nya apabila itu dapat berhasil dengan baik, semua dilakukannya dengan cepat. Adik sang guru dipindahkan kekelas anak tersebut dandi paangkan sebangku dengannya.
Semuapun dimulai dengan perkenalan ssang adik guuru, namaku popi sukma..., aku pindahan  dari sekolah di bandung. Boleh aku bertanya nanti kalau ada yang tidak aku mengerti kepadamu..??
“Ya..”
“siapa namamu..?”
“dias...”
Oh ya dias, di sekolah ini enka ngak gurunya..., teman-teman disini pada jahil apa ngak..?”
“baik..”
“kmu tinggal dimana,,? jauh ngak dari sekolah...?? jam berapa kamu berangkat dari rumah....? kamu ada waktu luang..?? kpan-kapan boleh main kerumahmu..??”
“rumahku jauh...”
Itulah yang dapat popi laporkan kepada kakaknya, sepertinya bukan murid lain ataupun masalah dengan guru yang jadi masalah anak itu, mungkin ada di rumahnya. Setelah itu popi mulai mendekati dias dan semakin akrab dan tibalah saat popi ingin sekali pergi ke rumah dias untuk alasan belajar bersama karena esok ada ujian, walau awalnya dias menolak namun akhirnya ia pun mngajak popi ke rumah nya.
Melewati jalan setapak di tengah hutan dan jauh dari sekolah dan keramaian masyarakat sekitarnya, setiap ada tamu yang berkunjung hutan selalu kelihatan menyeramkan sekali dan sama seperti di saat itu cuacapun tiba-tiba berubah menjadi mendung.
“wah..mendung bentar lagi mau hujan sepertinya, kita harus cepat dias..!!”
“ia.. sebentar lagi sampai.. sebentar lagi...”
“sebentar lagi...??”
“ia ikut saja aku..!”
Popi terus dengan wajah yang mulai cemas mengikuti langkah dias yang berada di depan nya, hujan mulai turun dan menguyur mereka dan jalan setapak menjadi licin..
“hati-hati..!!”
“dias ayo cepat hujan nya semakin deras..!!”
Namun tiba-tiba dias berhenti dan membalikkan badannya menghadap popi yang sudah basah kuyup di guyur hujan.
“ada apa dias.? Yo cepat rumahmu dimana..?!”
“popi sebaikya pulang saja...!!”
Popi yang mendengarkan itu terdiam dan menatap dias dengan mengerikan..
“ada apa dias..? ada apa denganmu..? kemana raut wajahmu seperti itu..??!”
“sebenarnya kau tidak suka ada yang dapang ke rumahku, dan sepertinya kamu juga sudah tidak ingin ke rumahku,,”
Lalu dias dengan wajah yang kesal berjalan kembali ke depan dan tidak menoleh lagi ke belakang, popi tetap mengikutinya dari belakang. “aku akan tetap mengikutimu sampai kamu sampai di rumahmu dan aku ingin juga melihat seperti apa orang tuamu yang tidak peduli terhadap undangan sekolah tentang anaknya”.
Hujan semakin deras dan deras, air mengikis jalan setapak itu dan semakin licin di pijakkan. Sesampai di atas gunung terlihatlah sebuah rumah pondok kecil yang ada di atas sana. Pondok kecil yang sangat sederhana sekali. Hujan semakin deras dan sepertinya akan seharian dan haripun mulai malam, popi sepertinya harus menginap dulu untuk sementara di rumah dias.
Di rumah dias, ada seseoranng yang terbaring sakit dan sudah beberapa hari tidak sadarkan dirinya. Namun dias tetap merawatnya dan menyuapinya minum. “dia siapa dias..?”
“dia yang punya pondok ini..”
“jadi rumahmu...?”
“rumahku ada di bawah,, dan aku setiap hari disini aku ngak pulang ke rumah.. lagian di rumah ngak ada siapapun di sana..?”
“orang tua mu..?”
“mereka pergi.., aku sendiri jadi aku selalu ke pondok ini dan tinggal disini dua minggu terakhir ini..”
“ibu ini sakit, kenapa ngak bawa ke rumah sakit..?”
“ngak ada yang membantu...?”
“tetangganya...?”
“ngak peduli”
Sepertinya sakitnya semakin parah dan sudah dua hari tidak makan.., dan dias tidak kuat untuk mengendongnya kebawah. Lalu dengan cepatnya dias dan popi ingin membawa ibu itu ke rumah sakit namun hujan deras pula. Setelah hujan reda tidak peduli malam, popi turun sendiri dan menyuruh dias untuk tetap bersama ibu itu.
Setelah beberapa jam, bantuan datang dan segera membawa ibu itu beserta dias untuk ke rumah sakit dan ibu itupun di rawat dan syukurlah sekarang ia sudah mulai baikkan. Karena kabar datang dari rumah sakit kedua orang tua dias pulang ke rumah dan menemui dias di rumah sakit.
Dias tidak memberitahukan kepad siapa pun tentang pondok di hutan dan ibu yang sedang sakit, namun bagaimana perasaannya kini menjadi sangat lega dan berterimakasih.
“maaf.. aku tidak memberitahu kepada semuanya, aku kira aku bisa mengatasinya namun ternyata tidak dan syukurlah popi datang mau mendekatiku walau aku sebenarnya sudahtau bahwa popi adalah adik dari bu kesenian kelasku itu, tapi aku senang..”
“maaf.., kadang ada sesuatu yang tidak dapat kita lakukan sendiri dan kita membutuhkan bantuan orang lain untuk menyelesaikannnya”
“dan orang yang mengerti itu susah untuk di dapatkan, jadi terimakasih..!”

Yup.. demikianlah cerita saya dan perlu di ketahui ini semua hanya fiksi belaka saja, tidak ada sangkup pautnya dengan kenyataan. Namun apabila ada kesamaan saya mohon maaf karena saya hanya mengarang bebas saja ok

Terimakasih sudah mampir dan membaca postingan saya kali ini..
Ok sampai berjumpa kembali dengan saya dan juga postingan selanjtnya mudahan sempat ya...
sayonara

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berkomentarlah dengan kata yang bijaksana