Salam sobat ku sekalian...? Dah lama ya ngak nyapa kalian. Hari ini aku posting lanjutan terbaru dari blank memory !! Semoga kalian suka. Maaf masih berantakan postingannya karena aku posting melalui hp ngak pc. Ok deh happy reading ya !!!
***
Di perempatan lampu lalu lintas, banyak sekali masih kedapatan para peminta-minta dan pengamen jalanan. Dan diantarannya sosok dua anak yang bersaudara sedang mengamen dan menjajakan barang dagangan nya yang walau pun tidak seberapa.
Toni dan Sasa ternyata mereka masih melakukan pekerjaan itu untuk mendapatkan uang membeli makanan.
“hei.. Toni..!!”
“ah...kalian ?”
“ini mah wilayah ngamen kami..., ngak boleh ngamen disini. Kalian pergi cari tempat lain..!!”
“tapi...”
“ngak boleh.., sana pergi !! bawa adikkmu juga sekalian tuh..”
Sasa yang tadinya sedang berjualan, menghampiri kakaknya.
“kakak..kakak..!!” aku dapat uang jualannya..ada yang beli”
“hahahha..! makasih ya Sasa !! sekarang pergi dari sini kalian berdua !”
“ah..! itu uang Sasa, kembalikan..!”
“ngak akan. Ini wilayah kami, kalian ngak boleh ikut.”
“pergi sana pulang..!”
“Sasa ! sudah ayo kita pergi ke pasar saja !!”
“tapi kak, uang Sasa hasil jualan diambil sama dia..?!”
“udah, biarkan saja ikhlas kan saja kita jualan di pasar aja ya..?!”
“tapi di pasar ngak ada yang mau beli kak, terus kita harus sewa tempatnya kan..?”
“Sasa..ayo!”
“hmmm..”
Dengan wajah sedih Sasa pun menuruti pinta kakaknya. Setibanya mereka disana, mereka pun beristirahat sejenak dan mungkin memang nasib mereka sedang malangnya. Petugas pengawas penertiban pasar datang untuk melihat proses jual beli. Kemudian masalah barupun datang. Karena melihat baju Toni dan Sasa yang seperti gelandangan. Petugas mendatangi mereka dan bermaksud untuk menanyai mereka, namun karena takut Toni dan Sasa pun kabur serta berlari dari petugas.
“Sasa, ayo lari saja..!”
“tunggu kak, kaki Sasa masih pegal”
“itu pak petugasnya datang, cepatlah Sasa..!!”
“ya..!”
Mereka berdua berlari menyusuri gang-gang pasar yang sempit dan petugas kewalahan menangkap mereka.
“tunggu,,!” anak-anak...!”
Toni dan Sasa pun sampai ke arah jalan raya dan petugas masih mengejar mereka berdua. Dan ketika Sasa berlari bermaksud menyebrang jalanan, mobil datang dari samping dengan kencangnya.
BRUUUUUMMMMMM............
Sasa dapat menghindar karna ia mundur kebelakang.
“tunggu..kamu..!! gadis kecil..!”
Petugas datang untuk enyusul Sasa dari belakang, karena tidak mau tertangkap. Sasa kemudian kembali berlari dan seorang pesepeda pun dengan terkejutnya melakukan rem dadakan dan terjatuh.
“awas..!!
ABRUUUUKKK....
“aduh..duh..duh..”
Dikarena kan kaget. Sasa, jadi duduk terjatuh juga dan petugas berhasil menangkap Sasa.
“nah..! dapat juga kamu ini yah..?!”
“ngak..ngak mau, Sasas ngak mau...Sasa mau pergi dengan kak Toni !! ngak mau..!!”
“aduh..duh..”
“PAK, BAPAK BAIK-BAIK DONG SAMA ANAKNYA ! JANGAN KEJAR-KEJARAN DI JALAN DONG PAK..!! NGAK LIHAT NIH JALAN RAYA. UNTUNG AJA SAYA NGEREM DADAKAN ! KALAU NGAK KAN, ANAK BAPAK YANG KENA..!”
“PAK, KASI TAHU JUGA SAMA ANAKNYA. JANGAN LARI-LARIAN DI JALANAN BAHAYA TAU..!! DAN JUGA PAK ! BAPAK, NGAK BOLEH TUH TERLAL MAKSAIN ANAK BAPAK. KALAU DIA NGAK MAU YA UDAH NGAK USAH DI PAKSAIN. KAN NGAK JADI KEJADIAN SEPERTI INI , PAK..!!”
Pak petugas yang dengar perkataan si pengendara sepeda dengan cepat cuma dapat bingung, apa yang sebenarnya terjadi. Kenapa dia jadi yang dimarahi.
“tunggu..dulu dek. Adek salah paham nih..??”
“anak ini bukan anak saya, dan saya ngejar dia karena dia lari. Padahal saya Cuma mau bertanya dengan dia..”
“nih anak, saya temukan di pasar. Sepertinya mereka anak gelandangan, ngak punya rumah dan dia tadi bersama kakaknya”
“tapi sekarang ? saya tidak lihat kakaknya dimana..?!”
“kalau mereka ngak ada rumah, kami ingin membawa mereka ke panti”
“oh..ah..? jadi begitu ya , pak..! maaf pak, saya kira anak bapak”
“he..hehehe..ehe”
“adek ngak boleh gitu ! bapak ini Cuma mau bertanya aja. tapi adeknya malah lari-larian ke jalan pula, bahaya..!”
“kalau adek kecelakaan gimana, nanti abangnya sedih lho..”
“kak Toni, sedih ??”
“iya.., bapak ini Cuma mau bertanya aja kenapa adek harus lari..?”
“disuruh kak Toni..!”
“oh iya, nama adek siapa ? boleh kakak tahu..?”
“Sasa..!! Sasa...!!”
Teriakan suasa Toni dari seberang jalan terdengar memanggil.
“kak Toni..!”
Toni melihat adiknya sudah tertangkap, ia pun pergi unutk menemani saa.
“Sasa..”
**
Gani yang baru pulang dari kerjanya datang menghampiri rumah Toni dan Sasa tinggal dengan membawa beberapa makanan.
“Toni..? Sasa...? abang datang bawa oleh-oleh nih..”
“kalian dimana..? apa kalian di dalam ..?”
Gani pun masuk ke dalam rumah tersebut. Toni dan Sasa ngak ada. Padahal hari sudah mulai senja.
“kemana mereka, di jam segini belum pulang ? biasanya mereka sebelum senja udah di rumah..?!”
Gani pun keluar dari rumah dan mendapati dari kejauhan Toni dan Sasa, juga beberapa orang yang mengikuti mereka di belakangnya.
“ada apa lagi nih..?, ada petugas bersama mereka ?”
“hah.. bang Gani..!”
Petugas pun bertanya dan mulai bercerita tentang apa yang terjadi dan kemungkinan yang akan terjadi.
“ah.. jadi begitu , pak..”
“ya, saya besok akan membawa teman-teman yang lain dan mendata para orang-orang yang tinggal di lingkungan kumuh ini dan membawa mereka ke panti. Itu lebih baik kan ..?!”
“kami akan memberikan pelatihan bagi remaja maupun kerjaan nantinya..”
“ha.., yah. Ngak apa, pak. Pak silahkan saja”
**
Keesokan harinya dengan bujukan dari Gani. Sasa dan Toni, juga beberapa anak lainnya ikut pergi bersama. Dan di hari yang sama, Femi merindukan Toni dan Sasa. Femi merasakan hal yang buruk menimpa adik-adik itu. Femi pun membujuk Aris untuk pergi bersama megjunjungi mereka di tempat kumuh. Aris pun setuju dan mereka berdua pun berangkat. Dan setelah sesampainya merka di sana. Femi dan Aris tidak berhasil enemukan mereka.
“Aris, kemana mereka..? apakah mereka sedang berjualan di pasar..??”
“aku juga tidak tau, namun tempat ini agak sedikit aneh. Kenapa tidak ada seorang anak satu pun..?”
“ketika kamu bilang begitu, aku juga baru sadar”
“hah..!” bagaimana kalau kita ke tempatnya Gani mana tau mereka semua disana..”
Femi dan Aris pun pergi ke tempat kontrakkan nya Gani. Dan ternyata Gani pun tidak berada di rumahnya.
“ini aneh, atau jangan-jangan mereka ke tangkap oleh polisi lagi..?”
“atau mereka hanya belum pulang saja, Aris mau menunggu disini beberapa jam lagi denganku kan..?!”
“kita tunggu disini, baiklah. Untuk Femi apasih yang ngak..?”
“oh..Aris ! mulai ngombal lagi nih..”
Mereka pun menunggu hingga senja hari dan akhirnya Gani pun pulang ke rumahnya.
“heh,,?! Kalian disini?”
“apa kabar, Gani..?”
“ya, kabar baik. Tunggu ya aku buka kan pintu dulu”
“Gani, kemana Toni dan Sasa. Kami sudah mengejeknya beberapa kali tapi ternyata merek abelum sampai juga di rumahnya. Dan kami kita kamu bersama mereka, namun sepertinya tidak..?”
“oh, memang akau bersama mereka hingga tadi pagi. Namun sekarang mereka sudah pindah ke panti yang ada di dekat sana. Dan daerah perkumuhan disana juga akan di gusur”
“ada pihak pemerintah yang datang dan meminta para warga yang ada di tempat kumuh ini untuk di pindahkan ketempat yang layak.”
“hah.., syukur deh kalau begitu. Kami sempat mengira kalian di tangkap oleh polisi lagi”
“hahaha..ngak. mereka bukan anak nakal lagi”
“jadi, kamu tidka menemani merkea, ya..”
“ya, begitulah. Dan lagi ada pelatihan disana. Jadi aku sekalian ikut pelatihannya”
“ho... benarkah, itu bagus ! ya kan, Aris..?”
“hmm.. ya.!”
“oh, udah mau malam, sebaiknya kami pulang besok-besok kami akan menjenguk mu dan Toni serta Sasa di panti. Oh ya, ini ada sedikit oleh-oleh kami bawa. Diterima ya..!!”
“hahaha..haha.., makasih banyak lhoh. Kalian memang baik ya. Aku doa kan semoga langgeng dan sampai ke pelaminan deh..”
“hah, kamu ini Gani... lihat Aris jadi malu..”
“tapi makasih banyak ya..”
“ngak apa, dia malu. Asal jangan malu-maluin aja ya..Aris”
“apaan sih lho.., diam aja lah..”
“hahah..ha..ha...ha..”
“kalau gitu kami permisi dulu ya..”
“ah..ya, hati-hati..!”
“Aris jaga Femi baik-baik ya..”
“aku tau..!!”
“ho..! dia jawab..?! hahahha..hahaha..”
***
Tiga bulan telah berlalu dan Gani telah lulus dari kursusnya. Banyak jenis kursus yang di sediakan oleh pemerintah dan Gani memilih untuk mengikuti kursus mengemudi. Dikarena kan ia merasa termotivasi setelah saat kejadian Sasa sakit. Gani melihat Aris mengemudi dengan sangat baik. Dan ia pun merasa ingin mencoba dan tertarik untuk dapat mengemudikan mobil.
Gani dengan pakaian terbaiknya membawa sertifikat kursusnya dan melamar pekerjaan di berbagai tempat yang membutuhkan driver. Dengan wajah letih, Gani pun beristirahat di tempat tepian jalanan dan sepeda seseorang tiba-tiba berhenti tepat di depannya.
“ha...! benar ini kamu yang waktu itu ya..?”
“hmm...siapa ?”
“kamu, kakak dari Sasa dan Toni kan...?”
“oh, kamu yang waktu itu. Aku baru ingat..!”
“ngapain kamu disitu..?”
“Cuma lagi istirajhat aja. habis cari tempat kerja kesana kemari..?”
“dapat..?”
“hmm. Dapat sih, dekat jalan utama sana...!”
“hmm. ..jadi sekarang mau pulang istirahat ya..?”
“yah, begitu lah...”
“heh..!! ok kalau gitu aku beri tumpangan. Ayo naik..??!”
“heh... kamu yang akan mengayuh..?”
“emang kenapa..?”
“ngak ah.., masa yang nganyuh cewek. Sini ganti biar aku yang bawa..?!”
“oh ya, nama mu siapa...? kita belum sempat kenalan kan..?!”
“ah iya juga, namaku Repa !”
“oh.., aku Gani “
“oh.. udah tahu kok...”
“hahahahahha...!!”
Gani pun pulang dengan sepeda bersama Repa.
***
Hari pertama kerja Gani, instruktur bos Gani pun memberikan petunjuk dan apa saja aturan yang ada. Gani jadi driver pengangkut barang ke pabrik mobil. Dan saat bertugas pengantaran sampai di pabrik yang dituju.
“ha..! kamu ? kenapa disini..?”
“he.., memangnya kenapa. Apa aku ngak boleh berada di pabrik orang tua ku berada ?”
“ho.. jadi pabrik mobil ini milik keluargamu ya..”
“hmmm, benar. Jadi kamu jadi driver pengangkut barang yang baru ya..”
“ok... deh, semangat ya kerja nya !! aku masuk ke dalam dulu”
“ok . makasih..”
“papa..!”
“ho, Repa. Kamu kesini sendiri..?”
“memang kenapa ? apa aku tidak boleh melihat pabrik ?”
“kemana papa pergi, kamu selalu mengikuti. Waktu rapat di perusahaan juga...!”
“ apa kamu disuruh oleh ibumu lagi..?”
“apa kamu ngak bosan..?”
“ngak, aku ngak bosan kok..!!”
“kenapa sih kamu ini ?, papa beneran ngak ada ngapa-ngapain. Mama mu aja tuh yang mudah curigaan. Kamu bisa lihat sendiri kan..??!”
“hmm.. apa kah benar itu..??!”
“terserah kamu aja, mau mengikuti papa kapa pun, asal jangan ganggu pekerjaan papa ya..”
“aku Cuma memerhatikan doang kok..! tenang aja..!!”
“ngomong dengan siapa kamu tadi itu ? kenalan mu..?”
“oh, temanku. Dia baru kerja jadi driver baru disini..!”
“oh, ya udah. Papa pergi dulu ya..?!”
“ikut..!!”
“kamu ini..?!”
****
Bersambung...
Yup, teman sampai disini dulu lanjutan ceritanya ya.. besok jangan lewatkan postingan selanjutnya. Makasih udah membaca dan mampir di blog ku.
Link cerita sebelumnya Disini
Blank Memory 06
Link cerita sebelumnya Disini
Blank Memory 06