Laman

Senin, 08 Februari 2016

cerita, “Biasa Saja” bUNGA mELATI aBDI

Gbr. manga horimiya seru lhoh..


 cerita, “Biasa Saja”
bUNGA mELATI aBDI

Ini tentang sesuatu yang menganggu pikiran dan hatiku ini. Apa yang ada dipikiran dan hati ini adalah sebuah penyesalan.

Kenapa penyesalan selalu ada di akhir cerita atau kejadian, karena apabila ada di awal namanya bukan penyesalan lagi, namun “Pendaftaran”

Apakah kamu pernah merasakan yang namanya penyesalan, berarti kamu tau apa penyebab dari penyesalan tersebut kan..?? lalu apa yang kamu lakukan untuk mengatasi rasa penyesalan itu...??

Bunga melakukan suatu penyesalan tentang tindakan yang telah ia lakukan kepada teman dan sahabatnya, Melati. Penyesalan ini membuat hatinya selalu merasa sakit dan ingat dengan kejadian di hari ulang tahun sahabatnya.

Bunga sangat sayang kepada sahabatnya, Melati. Dan selalu ingin menjaga Melati dari anak-anak nakal.
Bunga dan Melati berada di kelas yang sama dan disana Dino lah yang menjadi salah satu murid yang di sukai banyak anak perempuan.

Bunga anak yang tomboi dan Melati anak yang pemalu.

Dino, diam-diam menyukai Melati, namun Bunga juga menyukai Dino.

Dino lebih memperhatikan Melati dibandingkan dengan anak-anak cewek lainnya di kelas, sedangkan Melati tidak terlalu tertarik dengan Dino.

Bunga merasa cemburu kepada Melati, karena Dino lebih memperhatikan Melati dari pada dirinya. Bunga yang tomboi berubah menjadi cewek yang manis untuk menunjukkan kehebatan dirinya di depan Dino. Namun Dino lebih memandangi Melati.

Di hari acara ulang tahun Melati, karena cemburu Bunga memberi sebuah kado yang sangat mengerikan kepada Melati dengan mangatasi namakan nama Dino, dan karena isi dari kado inilah Melati menjadi sakit.

Melati membuka kado, acara yang berada di halaman dekat kolam renang rumah Melati menjadi tragedi besar itu terjadi. Karena saking kagetnya dengan isi kado itu membuat Melati masuk ke dalam kolam renang tersebut. Kepalanya kebentur sebelum masuk ke dalam air kolam dan acara ulang tahun menjadi berantakan dan bencana.

Nama Dino menjadi tercemar dan penyesalan akan tindakannya menjadikan Bunga gadis yang pendiam dan tertutup di mulai dari hari itu.

Bunga tidak dapat mengakui kesalahannya dan hingga sekarang dia tidak pernah bertemu dengan Dino maupun Melati lagi. Kejadian tu terjadi saat Bunga berusia 12 tahun dan sekarang ia tumbuh menjadi gadis berusia 19 tahun berambut panjang dengan pandangan yang suram penuh penyesalannya itu.

Lihat sekarang apa yang terjadi dengan Bunga, karena perbuatannya 6 tahun lalu dan tidak dapat meminta maaf dan mengakui kesalahannya, malahan melarikan dirinya.
Bunga tidak memiliki teman dan tidak ada yang berani mendekatinya dengan wajah yang tidak bersahabat yang ia miliki itu.

Bunga menjalani hidupnya seorang diri saja tanpa adanya teman, namun di semester yang baru, Bunga bertemu dengan seseorang yang ia yakini. Tidak mengenal orang tersebut. Seorang cowok yang sederhana yang ternyata diam-diam telah memperhatikan Bunga dari jauh, mulai dari semester awal hingga sekarang. Ia tertarik dengan sikap kepribadian Bunga yang seperti itu dengan ingin mnejadikan sebagai bahan dari penelitiannya. Ia pun mengamati Bunga dari jauh.

Ia mengamati apa saja tingkah laku Bunga lakukan terhadap lingkungan sekitarnya. Semakin lama ia mengamati ia tertarik untuk mencari tahu penyebab sikap Bunga yang seperti itu, dan untuk mengorek semua itu ia harus mencari informasi, namun Bunga tidak memiliki seorang teman yang dapat dijadikan informan baginya. Ia pun berinisiatif untuk melakukan pendekatan secara langsung dengan Bunga.

Hari sabtu, Bungapun dihampiri oleh seorang cowok yang berpenampilan sederhana dengan perlengkapan camera dan beberapa dokumennya. Cowok ini adalah cowok yang blak blakkan.
Bunga sedang duduk sendirian di bangku perpustakaan kampusnya.

“Maaf, boleh saya duduk si sebelahmu..?”

“ya.. silahkan”

Cowok itu tersenyum dan duduk disebelah Bunga, ia memberikan beberapa dokumen pengamatannya dan beberapa lembar foto Bunga.

“Apa ini ?”
“ini adalah bahan penelitianku, maaf karena menjadikanamu sebagai sampelnya”

“Jadi karena ini, aku ingin minta izin meneruskannya dan melanjutkan penelitianku ini dengan kamu sebagai sampelnya, boleh..??”

“Aku..??, kamu jadikan aku sampel penelitianmu..??”

“ia, apakah kamu marah..?! kalau gitu aku akan buang semuanya, kalau kamu tidak setuju..!”

“Aku tidak peduli.., terserah kamu aja..!!”
“Hee.., kamu marah ya..?”

“ngak, asal jangan mengangguku saja..!!”

“ngak, aku ngak akan menganggumu kok.. aku Cuma mengamati kamu berinteraksi dengan sekelilingmu aja.., aku akan mengamatimu dari jauh ok..!!?”

“Baik ! terserahmu lah..”

“oh ya.., maaf ya sebelumnya karena sudah lancang, aku mengambil beberapa gambar mu..?”

“hmm..”
“Kenalkan namaku Abdi Fermansyah”

“aku Bunga, Bunga Nindia Putri”

“terimakasih ya Bunga. Karena udah mau jadi sampelku, aku benar-benar berterimakasih sekali..”

“Oh ya..?, Bunga boleh minta nomor handphone mu ya..??”
“No hp ??. mungkin no hp ku udah lama ke blokir karena udah lama ngak ku gunakan”

“hee.. kenapa ?? kalau gitu aku kasi no hp ku aja ya, hubungi aku ya kapan kamu ada waktu luang, ya J
“ya lah, kalau aku ada waktu ya..”

Bunga tidak terlalu memikirkan apa yang telah terjadi, sepertinya dia sudah tidak perduli apapun lagi. Buktinya seharusnya orang-orang akan marah kalau dia diamati seperti itu dan menuntut tidak terima, tapi Bunga malah mau membantu.

Abdi merasa heran dan penasaran, kenapa itu terjadi dengan mudahnya. Namun Abdi jadi bersyukur sampelnya bersedia membantu penelitiannya tersebut. Abdi mengamati terus tingkah laku Bunga di kampus, dan bertanya-tanya dalam hatinya. Bunga tidak menghubunginya, karena ngak sabar ia menghampiri Bunga di depan gedung kampus.

“Bunga..!”

Bunga hanya jalan lurus ke depan dan tidak menoleh

“Bunga..!! hei ! Bunga..”

Terus jalan, Abdi memegang pundak Bunga

“hei..!” Bunga terkejut dan kenoleh kearah Abdi
“Hei,, Bunga kamu ngak menghubungi ku ya..??”
“he., siapa ??”

“ini Abdi, aku jadikan kamu sampel penelitianku, ngak ingat ? kemarin..!!”

“He Abdi ?? oh ya aku lupa, kamu yang kemarin ya..??”
“kamu masih belum kartu baru ? nomor aku masih kamu simpankan?”

“mana hp mu akau simpan aja langsung di hp mu, ya..”

 Menyerahkan hp ke Abdi

“hei.., disini Cuma ada sedikit kontak mu ?, apa karna kartunya diblokir jadi ke hapus semua ya”

“Ngak..! memang udah semuannya kok”
“eh, kamu Cuma ada nomor keluargamu di hp ini ya..??”

“ya, udah belum..?? aku mau masuk kelas. Udah jam masuk nih..”

“haaa.., iya ini udah ku masukkan no aku. Nanti beli kartu baru dan telpon aku ya, kamu janji mau bantu penelitianku kan..!!”

“ya, nanti aku beli dan telpon kamu, aku mau masuk dulu..”
“ya..”

Abdi hanya melihatnya dari kejauhan dan keheranan melihatnya, Abdi merasa dia menemukan sampel yang benar-benar bagus untuk penelitiannya.
Bunga sudah membeli kartu baru, iapun menelpon Abdi di waktu sengang yang Bunga punya. Mereka berbicara awalnya dengan canggung dan bingung ingin bicara apa, dan yang paling banyak bicara adalah Abdi. Bunga Cuma menjawab satu atau dua kata saja dari pada yang ditanyakan Abdi.

Abdi meminta semua biodata Bunga, biodata pribadinya sampai makanan dan minuman, warna yang ia sukai oleh Bunga. Tanpa ragu dan curiga atau berprasangka buruk, Bunga memberikan nya kepada Abdi. Lalu sampai juga lah pertanyaan ke masalah Bunga hadapi sekarang ini.

“Sebenarnya Bunga, kamu punya masalah apa..??”

“Masalah apa..?, apanya..??”

“Aku inigin tau, alasan kamu jadi sekarang ini, kamu pernah bilang kamu punya sahabat bernama Melati. Bagaimana kabarnya sekarang ??, bagaimana huBungan kalian sekarang??, apa dia pindah rumah ? sehingga kamu tidak bertemu dengannya lagi..?”
“................”

Bunga hanya diam saja. Lalu satu menit kemudian tidak ada respon Abdipun mematikan panggilan hp nya.
Telpon berikutnya Bunga tidak menjawabnya, yang ketiga sampai sudah yang kelima kalinya, panggilan memang diangkat namun suara Bunga tidak terdengar, Abdi hanya bicara sendiri saja.

Karena kawatir dengan keadaan sampelnya, Abdi berencana untuk menemuinya. Namun di kampus Bunga tidak terlihat di kelas maupun di tempat biasa yang ia datangi.
Di hari libur tidak ada kuliah, badi mencari informasi alamat rumah Bunga dan mendatanginya. Sesampainya di rumah yang tepat yang menyambut adalah Bunga sendiri, betapa terkejutnya Bunga.

Abdi pun terkejut melihat keadaan Bunga, tanganya sebelah kanan diperban dan wajahnya kelihatan pucat.

“Kamu sakit, Bunga??”

“Iya, aku tabrakan saat pulang kampus waktu itu. Aku melamun sambil menyebrang”
“tapi sekarang ngak apa-apa kok”

“Apa sih yang kamu lamunkan?? Sampai-sampai ngak lihat jalan”

“Aku banyak nelpon tapi kamu ngak ngomong-ngomong, aku jadi kawatir dan aku mencari alamat mu dan sekarang lihat kamu terluka?!”

“Maaf aku ngak ngomong, karena kalau aku ngomon maka aku pasti nanya masalah Melati lagi kan??”

“Ya, tentu saja. Itu adalah salah satu bahan penelitianku tentang dengan siapa kamu bergaul..”

“Ha.., aku lupa penelitianmu. Maaf ya padahal aku udah bilang mau membantu mu, tapi masalah ini membuat aku trauma untuk mengingatnya”

“Ya, udah ngak apa-apa. Kalau kamu ngak mau, ngak apa-apa”

“tapi ini untuk bahan penelitianmukan..?!”

“ia, sih.., tapi kamunya kan ngak mau cerita, jadi..”

“Baiklah,, aku akan ceritakan”

Bunga pun menceritakan kejadian yang melalukan bagi dirinya dan penyesalan yang terlambat
Tidak ada seorangpun di rumah, Cuma ada Bunga dan Abdi, hanya Abdi yang pertama kali mendengar cerita yang sangat memilukan itu...

“jadi bagaimana keadaan Melati sekarang ??”

“Melati dia tidak dapat melihat, saat itu kepalanya kebentur dengan pinggiran kolam dan mungkin matanya juga kena, jadi...jadi...”

“ITU SEMUA ADLAH KESALAHANKU... GARA-GARA ULAHKU.... MELATI TIDAK DAPAT MELIHAT LAGI.., GARA-GARA AKU... GARA-GARA AKU..MELATI..MELATI DIA..., AKU BUKANLAH SAHABATNYA, AKU BUKANLAH TEMANNYA !! ATAU APAPUN BAGINYA !! AKU ADALAH ORANG YANHG MEMBUAT DIA TIDAK DAPAT MELIHAT LAGI..!!”

Tidak ada yang dapat dikatakan Abdi, ia hanya terus berada disamping Bunga sambil memeluk Bunga dengan perlahan, Bunga hanya terus menangis meraung-raung tak hentinya.

“Keluarkan..keluarkan semuanya, keluarkan beban yang ada dihatimu itu seluruhnya, keluarkan saja.. aku akan mendampingimu dan terus disini sampai kamu puas menangis..”

Sudah hampir 2 jam lamanya raungan tangis Bunga mulai mereda sedikit demi sedikit, dan yang tertinggal adalah kata-kata permintaan maaf yang sangat menyedihkan, sayu-sayu kata-kata permintaan itu ia katakan

“Maaf..., maafkan aku.. maafkan aku Melati “

Bunga perlahan tertidur dalam pelukan Abdi, Abdi hanya duduk dan menerima sandaran pelukan Bunga yang meratapi penyesalan dirinya itu, terus hingga Bunga tertidur dalam tangisnya.

Keesokkan harinya di kampus, Abdi terus mengumpulkan bahan-bahan dari penelitian nya yang sampelnya adalah Bunga (seorang mahasiswi yang memiliki sikap yang diam) dan ternyata dibalik diamnya itu terdapat masalah yang sangat rumit untuk dipecahkan bagi dirinya.

Abdi mencari-cari langkah apa yang seharusnya ia ambil agar masalah Bunga dapat diatasi, dan sampel penelitiannya dapat berkembang menunjukkan hasil penelitiannya. Abdi pun mencari atau keberadaan dari Melati dan keadaannya sekarang dan bagaimana respon Melati bila mengetahui pengakuan kesalahan sampelnya. Apakah akan buruk atau baik.
Abdi pun terus menilai sifat Melati, dapat dipercaya atau tidak bila Melati mengetahui cerita seluruhnya.

Abdi pun mendekati Melati berusaha sebaik mungkin untuk menceritakan kejadian sesungguhnya, kemudian ia meminta agar Melati mau memaafkan tindakan Bunga dan sungguh Melati mau melakukannya dan ingin bertemu dengan Bunga. Abdi pun membuat susunan acara pertemuaan mereka.

Disisi lain Abdi berusaha membujuk Bunga untuk mau datang dan menghadapi kenyataanya, ai pun menceritakan keadaan Melati bahwa Melati mau mengerti dengan sikap Bunga dan  ingin bertemu dengannya.

Bunga pun setuju dan ingin bertemu dengan melati.., agar ia dapat memita maaf.
Di hari yang ditunggu-tungu, tempat Melati dan Bunga bertemu dengan Abdi sebagai penengahnya.

“Melati, maafkan aku..!”

Bunga langsung meminta maaf pada Melati dan memengangi kakinya, Melati yang tidak dapat melihat kebingungan.

“Ada apa ini ? Bunga apa ini kamu..!!?”

“ini kamu bunga, ya bunga ya kan..???!”

“ternyata begitu ya..! ini semua ADLAHA SALAHMU, AKU MEMANG SUDAH DARI DULU SEBELUM ABDI MEMBERITAHUKAN AKU, YANG MEMBUAT AKU JADI SEPERTI INI ADALAH KAMU BUNGA..!!”

“BUnGA..!! LIHAT AKU..!! TIDAK DAPAT MELHATMU, TAPI KAMU DAPAT MELIHATKU DENGAN BAIK KAN..?? BUNGA..!!!”

“INI SALAH..INI SALAHMU !!! KAMU JAHAT BUNGA.. KAMU JAHAT.. LIHAT apa yang kamu lakukan , aku sahabatmu kamu bilang sahabatku yang melakukan ini padaku, dia membuatku jadi tidak dapat melihat indahnya dunia lagi demi seorang cowok!!, sahabat !! hehehehehe...hehe kamu bukan sahabatku, juga bukan temanku.. kamu bukan siapa- siapa melainkan musuhku..., penjahat..!!! Bukan temanku..kamu bukan siapa.. jauh lah dari sisiku, jangan cari aku .., kamu mengerti..!!

Bunga hanya dapat berkata maaf...maaf...maaf.., suaranya semakin lama semakin tenggelam oleh teriakan dari Melati.

Abdi yang berada di tengah tertegun mendengar apa yang di saksikan ia mengira, Melati akan benar-benar mau memaafkan Bunga namun kenyataanya  TIDAK !!

Bunga pulang dengan berlari kencang dari tempat pertemuannya dengan Melati, dan saat itu sebuah mobil sedang melaju dengan kencangnya dan kecelakaan tidak dapat dihindari lagi, Bunga kecelakaan ...!!

Bunga langsung dibawa ke ruang gawat darurat dan langsung mendapatkan pertolongan. setelah 4 hari lamanya ia tidak sadarkan dirinya, Bungapun bangun dan membuka matanya. Namun seluruh badannya tidak mampu ia gerakkan sama sekali. Angka hidupnya sangat tipis sekali dan dokter tidak tau berapa lama Bunga akan bertahan, Bunga lebih pasti mengetahui keadaannya dirinya sendiri, iapun membuat sebuah permintaan kepada orang tuanya dan memberikan info kepada Abdi bahwa ia ingin mendonorkan kedua bola matanya untuk Melati, itupun bila Melati ingin di operasi, namun Bunga tidak ingin Melati tau bahwa mata itu darinya, karena Melati pasti menolak dirinya.

“Jadi rahasia ya, kak badi..”
“Oh, ya kak Abdi, ingn tanya apa lagi untuk bahan penelitian kakak, aku akan jawab semampu ku..?”

“tanya kan saja semunya, aku pasti akan menjawab dengan jujur”

“Ada, ada satu hal yang ingin aku tanyakan sama, Bunga..”

“ya, tanyakanlah..??”

“Apa boleh kakak menyukai, Bunga..??”

“Sejak selama ini, kakak selalu memperhatikanmu, kakak minta maaf..”

“Kalau saja kakak tidak mengajakmu, maka kamu tidak akan seperti..”

“Hee.., ngak!! Ini tidak salah kakak, tidak salah siapa pun.. tidak ada yang salah.., yang salah itu aku, aku yang salah kak, jadi ngak apa-apa ngak apa-apa kak, jangan sedih ya..”

“Kak maaf kan aku ya, kaka ngak usah suka sama aku, kakak bisa menyukai orang lain saja.., aku Cuma kan membuat kakak sedih.., jadi maaf kan aku kak.”

“kak boleh aku minta tolong, sampaikan maafku ini kepada Melati.., ya kak”

“Maaf kak, banyak merepotkan mu..”

“Terimakasih”

Setelah operasi dijalani Melati selesai, badi menemui Melati diruang perawatannnya, dan melihat kedua mata Melati masih diperban setelah menjalani operasi.

Abdi memberitahukan pada Melati apa yang terjadi pada Bunga, Abdi menyampaikan permitaan maaf Bunga, Melati hanya diam duduk terpaku, disela perban matanya air mata keluar dan membasahi pipinya.

“Aku memaafkan mu, Bunga..”


“Aku juga minta maaf, sahabatku..”
gbr manga haru matsu bokura

ok sekian dulu untuk postingan kali ini da da da da...
selamat berjumpa lagi see you